Dewa Budjana Kolaborasi dengan Eks Gitaris Red Hot Chili Peppers
A
A
A
GITARIS senior tanah air Dewa Budjana kembali menunjukkan produktivitasnya dalam berkarya dengan merilis album solo gitar terbaru bertajuk Mahandini yang berarti Kendaraan Agung atau Besar.
Album ke-10 Budjana itu melibatkan sejumlah musisi besar, di antaranya Jhon Frusciante, Mohini Dey, Jordan Rudess, dan Marco Minemman. Gitaris band Gigi ini tergolong musisi atau gitaris aktif dalam menelurkan album solo instrumental gitar yang begitu kental menghadirkan unsur budaya tradisional terutama Bali dan agama Hindu.
Rekam jejak karier musik gitaris Dewa Budjana lewat sejumlah album solo gitar yang dirilisnya, seperti Album Nusa Damai (1997), Gitarku (2000), Samsara (2003), Home (2005), Dawai In Paradise (2012), Joged Kahyangan (2013), Surya Namaskar (2014), serta Hasta Karma dan Zentuary yang masing-masing mempunyai ciri khas dan kekuatan berbeda dari yang pernah ada sebelumnya.
Untuk sekian kalinya, gitaris band Gigi itu bertolak ke Amerika demi bekerja sama dengan musisi jazz di sana dalam album Mahandini. Sebelumnya pada album solonya ke-9, Zentuary, Dewa Budjana juga melibatkan beberapa musisi luar, seperti Danny Markovich, Guthrie Govan, Gary Husband, dan Jack Dejohnette. Sejak pertama merilis album pada 1997 ini dianggap sebagai sebuah ritual.
“Tiap periode album banyak pelajaran berharga yang didapat dari musisi yang berkolaborasi dan kebanyakan kerja sama drummer, karena memang rhytm itu penting dan hasil kolaborasi ini saling terkait satu sama lain,” ujar Dewa Budjana kepada KORAN SINDO saat peluncuran album Mahandini di Queenshead Kemang, Jakarta Selatan, kemarin.
Dalam album Mahandini ini, Budjana tetap konsisten menghadirkan unsur sejarah dan budaya tradisional. Bahkan, salah satu lagu berjudul Queen Kanya tercipta dari kisah Ida I Dewa Agung, istri Kanya. “Saya terinspirasi ciptakan Queen Kanya dari kisah ratu yang memimpin Bali pada 1814-1850. Dewa Agung istri Kanya dikenal karena keberaniannya memimpin perlawanan rakyat Klungkung menentang invasi Belanda di Desa Kusamba,” ujarnya.
Untuk proses album ini, pada Januari 2018 lalu, Budjana melakukan proses rekaman untuk album solo Mahandini di Amerika Serikat bersama John Frusciante eks gitaris Red Hot Chili Peppers, keyboardis Jordan Rudess (Dream Theater), Marco Minneman (mantan drummer Kreator), bassist Mohini Dey, gitaris Mike Stern, dan penyanyi sinden Soimah Pancawati.
Untuk proses pengerjaan album ini, Budjana melakukan rekaman secara live recording selama dua hari di AS dan berlanjut ke proses mixing pada Juni 2018. “Kenapa di Amerika, karena musisi-musisi yang jadi panutan saya ya mereka itu. Jadi sekarang saat saya libatkan mereka sebagai orang yang memiliki pengaruh banyak terhadap saya,” ucapnya.
Selain dirilis Indonesia, album Mahandini ini juga akan dirilis dan diedarkan di Amerika Serikat pada akhir Desember mendatang, Jepang lewat King Records (bentuk Vinnyl) pada 23 Januari 2019, dan Jerman pada Maret 2019.
Album ke-10 Budjana itu melibatkan sejumlah musisi besar, di antaranya Jhon Frusciante, Mohini Dey, Jordan Rudess, dan Marco Minemman. Gitaris band Gigi ini tergolong musisi atau gitaris aktif dalam menelurkan album solo instrumental gitar yang begitu kental menghadirkan unsur budaya tradisional terutama Bali dan agama Hindu.
Rekam jejak karier musik gitaris Dewa Budjana lewat sejumlah album solo gitar yang dirilisnya, seperti Album Nusa Damai (1997), Gitarku (2000), Samsara (2003), Home (2005), Dawai In Paradise (2012), Joged Kahyangan (2013), Surya Namaskar (2014), serta Hasta Karma dan Zentuary yang masing-masing mempunyai ciri khas dan kekuatan berbeda dari yang pernah ada sebelumnya.
Untuk sekian kalinya, gitaris band Gigi itu bertolak ke Amerika demi bekerja sama dengan musisi jazz di sana dalam album Mahandini. Sebelumnya pada album solonya ke-9, Zentuary, Dewa Budjana juga melibatkan beberapa musisi luar, seperti Danny Markovich, Guthrie Govan, Gary Husband, dan Jack Dejohnette. Sejak pertama merilis album pada 1997 ini dianggap sebagai sebuah ritual.
“Tiap periode album banyak pelajaran berharga yang didapat dari musisi yang berkolaborasi dan kebanyakan kerja sama drummer, karena memang rhytm itu penting dan hasil kolaborasi ini saling terkait satu sama lain,” ujar Dewa Budjana kepada KORAN SINDO saat peluncuran album Mahandini di Queenshead Kemang, Jakarta Selatan, kemarin.
Dalam album Mahandini ini, Budjana tetap konsisten menghadirkan unsur sejarah dan budaya tradisional. Bahkan, salah satu lagu berjudul Queen Kanya tercipta dari kisah Ida I Dewa Agung, istri Kanya. “Saya terinspirasi ciptakan Queen Kanya dari kisah ratu yang memimpin Bali pada 1814-1850. Dewa Agung istri Kanya dikenal karena keberaniannya memimpin perlawanan rakyat Klungkung menentang invasi Belanda di Desa Kusamba,” ujarnya.
Untuk proses album ini, pada Januari 2018 lalu, Budjana melakukan proses rekaman untuk album solo Mahandini di Amerika Serikat bersama John Frusciante eks gitaris Red Hot Chili Peppers, keyboardis Jordan Rudess (Dream Theater), Marco Minneman (mantan drummer Kreator), bassist Mohini Dey, gitaris Mike Stern, dan penyanyi sinden Soimah Pancawati.
Untuk proses pengerjaan album ini, Budjana melakukan rekaman secara live recording selama dua hari di AS dan berlanjut ke proses mixing pada Juni 2018. “Kenapa di Amerika, karena musisi-musisi yang jadi panutan saya ya mereka itu. Jadi sekarang saat saya libatkan mereka sebagai orang yang memiliki pengaruh banyak terhadap saya,” ucapnya.
Selain dirilis Indonesia, album Mahandini ini juga akan dirilis dan diedarkan di Amerika Serikat pada akhir Desember mendatang, Jepang lewat King Records (bentuk Vinnyl) pada 23 Januari 2019, dan Jerman pada Maret 2019.
(don)