Memprediksi Pemenang di Tiap Kategori Nominasi Oscar 2019

Rabu, 23 Januari 2019 - 19:30 WIB
Memprediksi Pemenang di Tiap Kategori Nominasi Oscar 2019
Memprediksi Pemenang di Tiap Kategori Nominasi Oscar 2019
A A A
JAKARTA - Nominasi Oscar 2019 atau Academy Awards ke-91 baru saja diumumkan. Film Roma dan The Favourite mendominasi daftar nominasi ini dengan masing-masing masuk ke 10 kategori penghargaan bergengsi tersebut.

Nominasi tahun ini menarikm karena keberagamannya dan juga adanya sejarah baru. Tahun ini menandai kali pertama sebuah film superhero yang selama ini dianggap ‘receh’ oleh Academy masuk nominasi kategori Film Terbaik. Film itu adalah film Black Panther. Film produksi Marvel Studios itu juga masuk 6 kategori nominasi di ajang ini. Sementara, film A Star Is Born dan Vice meraih 8 kategori.

Pemenang Piala Oscar akan diumumkan pada 24 Februari mendatang di sebuah upacara yang kemungkinan berlangsung tanpa host setelah Kevin Hart memutuskan mundur akibat kicauannya yang dianggap melecehkan muncul ke permukaan. Sebelum acara ini digelar, Screen Rant membuat prediksi siapa saja yang bakal memenangkan masing-masing kategori yang dipersaingkan.

1. Film Terbaik — Roma
Film besutan Alfonso Cuaron ini sudah menjadi subyek di banyak penghargaan tahun ini. Film ini sudah mengantungi piala film terbaik di banyak penghargaan, termasuk Venice Film Festival. Namun, banyak yang memprediksi film ini tidak akan dilirik Oscar karena statusnya sebagai film eksklusif di Netflix. Meski begitu, dengan mengantungi nominasi di 10 kategori Oscar, film ini tak perlu khawatir. Apalagi, Roma sudah menjadi favorit untuk kategori Film Terbaik. Dengan pesaingnya yang lebih kontroversial seperti Bohemian Rhapsody dan Green Book, Roma akan menjadi pilihan yang aman bagi Academy.

2. Sutradara Terbaik — Spike Lee

Sudah malang melintang di dunia perfilman dengan karyanya yang spektakuler, Spike Lee belum sekalipun masuk nominasi, apalagi memenangkan Oscar di kategori Sutradara Terbaik. Dia memang pernah memenangkan Oscar untuk penghargaan kehormatan, bukan sebuah penghargaan dari hasil kompetisi. Hampir 30 tahun setelah menggarap film Do The Right Thing, Spike akhirnya masuk nominasi Oscar untuk kategori Sutradara Terbaik lewat BlacKkKlansman. Film ini secara kritis dan komersial sudah populer dengan Spike memenangkan Grand Prix di Festival Film Cannes tahun lalu. Peluang Spike memenangkan Oscar cukup besar karena Academy memperlihatkan mereka mau memecah penghargaan antara Sutradara dan Film Terbaik dengan dua film berbeda. Sehingga pemenang Sutradara Terbaik belum tentu menang Film Terbaik dan sebaliknya.

3. Aktor Terbaik — Rami Malek
Film Bohemian Rhapsody boleh menjadi kontroversi dengan buruknya penilaian kritikus terhadap film yang justru menjadi favorit penonton dengan menghilangnya sutradaranya, Bryan Singer, dan tuduhan pelecehan seksual terhadapnya. Namun, aktor pemeran Freddy Mercury—yang menjadi subyek di film ini, Rami Malek, adalah pemenang penilaian para kritikus. Aktingnya sebagai vokalis band legendaris Queen di film ini begitu total dan sangat sangat bagus. Rami sudah menyabet Golden Globe untuk kategori Aktor Terbaik. Pemeran film biopik senantiasa populer di Oscar dan Rami adalah tokoh populer di industri ini.

4. Aktris Terbaik — Glenn Close
Selain Spike Lee, kenyataan bahwa Glenn Close tidak pernah memenangkan Oscar juga merupakan sebuah kejutan. Namun, Glenn tidak akan menang mudah pada Oscar tahun ini. Dia harus berhadapan dengan Olivia Colman dari The Favourite dan juga Lady Gaga di A Star Is Born. Selain itu, ada juga Yalitza Aparacio dari Roma. Namun, Glenn sudah punya modal dengan memenangkan Golden Globe tahun ini. Selain itu, industri pun ingin melihat Glenn pada akhirnya menerima Oscar lewat film The Wife.

5. Aktor Pendukung Terbaik — Richard E Grant
Persaingan kategori Aktor Pendukung Terbaik muncul dari dua orang, yaitu Mahersala Ali dari Green Book dan Richard E Grant di Can You Ever Forgive Me? Siapa pun pemenangnya tidak akan mengejutkan ataupun kontroversial, tapi pertaruhannya ada pada Richard. Tak seperti Marhersala, Richard belum pernah menang Oscar, tapi dia sangat populer di dunia perfilman.

6. Aktris Pendukung Terbaik — Regina King
Ada beberapa kejutan di kategori Aktris Pendukung Terbaik tahun ini. Salah satunya adalah Marina De Tavira dari Roma. Kemudian Regina King, yang membintangi If Beale Street Could Talk. Dia merupakan aktris populer yang telah meraih banyak penghargaan dan menjadi favorit di kategori ini.

7. Adaptasi Terbaik — A Star Is Born
Masuknya Coen Brothers yang merupakan penulis adaptasi film A Star Is Born di kategori ini cukup mengejutkan. Mereka mungkin favorit Oscar, tapi film mereka, The Ballad of Custer Scruggs tidak masuk penghargaan apa pun. Absennya Bradley Cooper dari kategori Sutradara Terbaik adalah salah satu kejutan, jadi ini mungkin adalah cara untuk menghormatinya di film ini, terutama jika Rami berhasil memenangkan Aktor Terbaik.

8. Skenario Original Terbaik — The Favourite
Deborah Davis sudah mengerjakan naskah The Favourite—perang kendali atas pengadilan Ratu Anne—pada awal 1998. Sekitar 20 tahun kemudian, film ini akhirnya masuk layar lebar di bawah arahan Yorgos Lanthimos, orang yang gaya sinematiknya sepertinya tidak pas dengan drama. The Favourite adalah campuran ideal antara intrik historis klasik dengan absurditas Lanthimos. Karya Lanthimos sering kali diakui atas skenarionya ketimbang penyutradaraannya, sehingga bisa membuat Deborah dan co-penulis Tony McNamara memenangkan kategori ini.

9. Film Animasi Terbaik — Spider-Man: Into the Spider-Verse
Biasanya, kategori ini paling gampang ditebak: ada Disney atau Pixar? Kalau ada, maka dipastikan dia atau salah satunya adalah pemenangnya. Pada tahun ini, dua-duanya masuk nominasi. Pixar dengan The Incredibles 2 dan Disney dengan Ralph Breaks the Internet. Namun, kini ada pesaingnya, yaitu Spider-Man: Into the Spider-Verse. Film ini meledak secara komersial, favorit kritikus, memangkan Golden Globe dan punya momentum tersendiri. Film ini juga dibantu Black Panther pada nominasinya, artinya stigma superhero di masa lalu tidak akan terlalu menyakitkan.

10. Sinematografi Terbaik — Roma
Sinematografi hitam putih adalah salah satu elemen paling cantik di film ini. Sang sutradara, Alfonso Cuaron juga bertindak sebagai sinematografer di film ini. Secara teknis ini memang sulit. Jika film ini meraih piala Film Terbaik, maka kategori ini pun harus memang.

11. Editing Terbaik — The Favourite

Kategori editing atau penyuntingan tahun ini adalah seleksi teraneh di Oscar. Editing di Green Book tidak ada yang menarik dan Bohemian Rhapsody kerap dikritik karena kekacauannya. Semuanya jadi membingungkan dengan absennya film-film seperti Roma, First Man dan You Were Never Really Here. Ini membuat kategori ini sulit diprediksi, tapi Oscar selalu suka periode drama dan The Favourite muncul dengan keuntungan disutradarai dengan cara modern yang memerlukan visi editorial yang cerdas.

12. Penata Suara Terbaik — If Beale Street Could Talk

Ada sejumlah nama yang terkenal di kategori ini, seperti lexandre Desplat dan Marc Shaiman. Tapi, dengan nama yang kurang terkenal, sihir itu ada. Ludwig Göransson, kolaborator reguler Ryan Coogler, masuk nominasi atas karyanya di Black Panther, sedangkan Terence Blanchard, yang sudah bekerja dengan Spike Lee selama hampir 30 tahun pertama kali masuk nominasi lewat BlacKkKlansman. Namun, yang paling banyak disebut memenangkan kategori ini adalah Nicholas Britell di If Beale Street Could Talk.

13. Film Dokumenter Terbaik — Free Solo
Screen Rant menyebut Free Solo sebagai pertaruhan terbaik untuk memenangkan kategori ini karena pencapaian teknis yang mengejutkan dan studi etis yang memukau dalam batas-batas film dokumenter. Film ini berfokus pada seorang pendaki solo yang berusaha mendaki El Capitan. Ini adalah salah satu pengalaman sinematik paling menakjubkan di tahun 2018.

14. Film Berbahasa Asing Terbaik — Cold War
Roma adalah film non-bahasa Inggris yang masuk nominasi Film Terbaik Oscar. Namun, Academy sepertinya tidak akan membuat film ini menang di kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Jika tidak, maka Cold War, film asal Polandia, yang memenangkan Sutradara Terbaik di Festival Film Cannes tahun lalu adalah pertaruhan terbaik. Film ini terinspirasi kisah orang tua sang sutradara, Pawel Pawlikowski.

15. Makeup dan Penata Rambut Terbaik — Vice
Kategori ini biasanya diberikan kepada karya yang sangat ekstravangaza. Tahun ini, kandidat utamanya jelas adalah Vice. Di film ini, makeup-nya sangat membantu mengubah Christian Bale terlihat sangat mirip mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Dick Cheney.

16. Efek Visual Terbaik — Avengers: Infinity War
Sama seperti makeup dan penata rambut, penghargaan ini biasanya dianugerahkan kepada karya terbesar dan paling rumit dan sepertinya selama 2018 tidak ada yang seperti itu ketimbang Avengers: Infinity War. Bahkan para kritikus yang sinis terhadap film superhero tidak bisa membantah skala dan keterampilan yang dipamerkan di film itu atau perhatian terhadap detil dalam mewujudkan Thanos.

17. Desain Kostum Terbaik — Black Panther
Desainer kostum Black Panther, Ruth E Carter, adalah kolaborator lama Spike Lee dan sudah bekerja dengan berbagai sutradara termasuk Steven Spielberg, Joss Whedon dan Ava DuVernay. Gaya afrofuturistnya yang menginspirasi Black Panter membuatnya menjadi kandidat utama di kategori ini dan jelas tidak ada alasan untuk meragukan peluang kemenangannya. Kostum di film itu sangat detil, rumit, mencakup serangkaian inspirasi historis dan kultural dan mewakili pulihan tahun karya Ruth.

18. Desain Produksi Terbaik — Black Panther
Kategori ini juga merupakan kategori yang biasanya suka dengan drama periode dan produksi skala besar. Black Panther adalah film yang meraih keuntungan dari kategori teknis. Film ini juga menampilkan sejumlah desain produksi paling mengagumkan tahun ini karena menciptakan sebuah negara fiksi dari paling dasar, dengan mengombinasikan sejarah dan budaya Afrika dengan teknologi futuristik.

19. Original Song Terbaik — A Star Is Born

Shallow adalah lagu yang ada di hampir tiap daftar lagu dan tampil di tiap sesi karaoke sejak trailer pertama A Star Is Born dirilis. Di sebuah film yang penuh dengan lagu, Shallow-lah yang mengendap di benak orang dan untuk alasan baik. Bahkan dengan pesaing seperti Diane Warren dan Kendrick Lamar, peluang Lady Gaga lebih besar.

20. Editing Suara Terbaik — A Quiet Place
Kategori suara sulit diprediksi secara umum karena banyak orang tidak tahu seperti apa kerjanya. Editing suara adalah penciptaan efek suara untuk mengisi kekosongan yang mungkin luput dari proses syuting. Banyak elemen ini biasanya luput dari pengamatan umum, tapi tahun ini, salah satu nominasinya adalah film di mana suara adalah elemen yang dipaksakan untuk diperhatikan. A Quiet Place hidup dan mati di editing suaranya, yang membuat tiap suara tarikan napas dan deritan di lantai kayu adalah pengalaman yang mendebarkan jantung. Tanpa itu, film ini jelas tidak akan berhasil.

21. Mixing Suara Terbaik — Roma
Mixing suara merayakan karya produksi mixing suara dan rekaman ulang. Ini adalah proses kombinasi berbagai saluran suara untuk menciptakan pengalaman aural utuh. Banyak film yang melakukan kerja bagus tahun in, dari adegan konser A Star Is Born hingga suara hiruk pikuk Wakanda di Black Panther. Tapi, soundscape Roma adalah pengalaman sinematik tersendiri, yang membantu menciptakan film bertekstur di tiap kapasitas. Ini juga dibantu momentum kategori lain.

22. Film Live Action Pendek Terbaik — Detainment
Film pendek Detainment karya Vincent Lambe masuk kategori ini karena bagus. Cerita dua anak laki-laki yang ditahan karena menculik dan membunuh seorang balita ini terinspirasi kisah nyata pembunuhan James Bulger. Ibu James menyebut film ini eksploitatif dan tidak sopan. Vincent sudah meminta maaf kepada ibu James. Apakah ini mempengaruhi Oscar, belum diketahui.

23. Film Animasi Pendek Terbaik — Bao
Pengakuan nama tidak selalu membantu di kategori ini, di mana pemenangnya sering kali terlihat dipilih secara acak, tapi jangan pernah meremehkan Pixar. Bao, disutradarai Domee Shi—wanita pertama yang menyutradarai film pendek di Pixar, adalah film pendek emosional tentang keterasingan keluarga dan pengalaman imigran Asia yang sangat menyentuh, imut dan menyedihkan.

24. Dokumenter Pendek Terbaik — End Game
Netflix telah memojokkan pasar kecil bagi mereka tidak hanya dengan film dokumenter dan serial, tapi juga film pendek, lapangan sinema yang sering kali diabaikan studio dan distributor. Mereka memenangkan kategori ini pada dua tahun lalu dengan The White Helmets. Tahun ini, mereka memasukkan End Game, yang menceritakan tentang pasien yang sakit berat yang mencari cara yang lebih baik untuk menjalani hari-hari terakhir mereka. Film ini disutradarai Rob Epstein dan Jeffrey Friedman, yang telah memeangkan dua Oscar dengan The Times Times of Harvey Milk dan Common Threads: Stories from the Quilt.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2577 seconds (0.1#10.140)