Review Film Instant Family

Kamis, 24 Januari 2019 - 17:30 WIB
Review Film Instant Family
Review Film Instant Family
A A A
JAKARTA - Memiliki keluarga yang lengkap dengan orang tua dan anak yang tentunya hidup rukun serta bahagia adalah dambaan hampir semua orang. Namun, bagi orang tua, memiliki anak dan mengurus mereka ternyata tak semudah bayangan dan cerita orang. Banyak lika liku yang menguras tenaga, emosi dan pikiran. Terlebih, ketika anak itu bukan anak kandung mereka, tapi anak angkat.

Pasangan Pete (Mark Wahlberg) dan Ellie (Rose Byrne) sudah lama menikah dan belum dikarunai anak. Mereka sudah mencoba, tapi sepertinya memang belum diberi amanah untuk meminang anak sendiri. Hingga mereka pun berpikiran untuk menjadi orang tua asuh (foster parents).

Mereka kemudian mengikuti pelatihan untuk menjadi orang tua asuh di pusat adopsi yang dikelola Sharon (Tig Notaro) dan Karen (Octavia Spencer). Di sana, mereka bertemu sejumlah calon orang tua asuh lain dan mendengarkan cerita tentang orang tua asuh yang sukses membawa anak asuh mereka berprestasi.

Di acara perkenalan anak asuh, Pete dan Ellie bertemu Lizzy (Isabela Moner), seorang remaja berusia 15 tahun yang terpaksa hidup di bawah asuhan orang tua angkat karena ibunya masuk penjara. Dia punya dua orang adik, yaitu Juan (Gustavo Quiroz) dan Lita (Julianna Gamiz). Pete dan Ellie segera menyukai Lizzy dan dua adiknya. Mereka pun mengajukan permohonan untuk mengasuh mereka.

Kehadiran Lizzy dan dua adiknya mengubah kehidupan Pete dan Ellie. Mereka harus menghadapi permasalahan yang biasa dihadapi orang tua pada umumnya: anak tantrum, ngamuk, marah, tidak mau diatur dan lain sebagainya. Mereka juga harus menghadapi Lizzy yang sudah remaja dan tidak mau diatur hidupnya.

Pete dan Ellie sepertinya bisa mengendalikan Juan dan Lita. Tapi, tidak dengan Lizzie. Gadis itu sudah lama hidup mandiri dan mengurus kedua adiknya ketika ibunya tidak berada bersama mereka. Selain itu, Lizzy pun terlihat enggan untuk bisa hidup selamanya bersama Pete dan Ellie. Dia masih menginginkan ibu kandungnya. Pertengkaran antara Ellie dan Lizzy pun sering pecah. Pete yang diharapkan jadi penengah justru terlihat kebingungan. Hubungan mereka pun jadi tidak akur.

Instant Family mengangkat kisah sederhana dan meramunya menjadi tontonan penuh humor sekaligus penuh emosi. Banyak adegan konyol muncul di film ini. Ketidaktahuan mendalam Pete dan Ellie dalam mengurus anak membuat mereka sedikit canggung saat berhadapan dengan anak-anak yang bukan anak mereka sendiri. Inilah yang memunculkan kekonyolan di sepanjang film ini.

Sementara, bagaimana ikatan emosional antara pasangan ini dengan anak-anak asuh mereka tercipta memunculkan emosi tersendiri. Adegannya mungkin tak sedrama adegan sejenis di film lain, tapi sudah cukup menyentuh siapa pun yang menyentuhnya. Sutradaranya, Sean Anders, yang juga turut menulis cerita yang diangkat dari pengalamannya mengadopsi anak ini, memiliki caranya tersendiri untuk membuat film yang seharusnya drama banget menjadi tontonan yang ringan tapi memiliki makna yang mendalam.

Instant Family adalah gambaran singkat tentang seluk beluk pola asuh dan juga tentang ikatan keluarga. Selama 119 menit, penonton akan disuguhi bagaimana keluarga yang tiba-tiba punya anak berusia remaja ini harus menghadapi tingkah laku mereka yang kadang ‘ajaib’ dan tidak mau diatur. Di sisi lain, mereka juga harus membantu anak-anak mereka yang usia lebih muda untuk bisa beradaptasi dengan aturan yang mereka buat. Tugas ini memang berat. Namun, dengan usaha keras dan ketulusan, Pete dan Ellie akhirnya mampu “memiliki” anak-anak, meski bukan anak kandung. Dari film ini juga diperlihatkan bahwa keluarga bukan sekadar garis darah, tapi tentang ikatan kasih sayang yang tidak mengenal garis darah tersebut.

Instant Family akan mulai tayang di bioskop kesayangan Anda pada Jumat (25/1/2019). Selamat menyaksikan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7514 seconds (0.1#10.140)