DJ Steve Aoki Sebut Karier Lay EXO Punya Masa Depan di Amerika
A
A
A
BEIJING - Lay EXO memantapkan langkahnya untuk berkarier di Amerika Serikat. Langkah ini memang sudah dilakukan sejumlah sensasi KPop seperti BTS, BlackPink dan lain sebagainya. Namun, Lay memulainya dengan debut solo.
Album solonya, Namanana, yang direkam dalam bahasa Mandari dan Inggris, langsung masuk chart no 21 di Billboard 200. Ini membuatnya menjadi artis pop Mandarin yang meraih chart tertinggi di Billboard sepanjang masa.
Berkat album itu, dia pun kini sudah mulai sibuk beraktivitas di Amerika. Pada Minggu (10/2/2019) waktu setempat, Lay menghadiri Grammy Awards ke-61 sebagai ambassador untuk radio FM Donggan 101. Langkah ini akan membuatnya lebih dekat untuk bisa tampil di Grammy.
Apalagi, Lay datang dengan banyak modal. Dia sudah belajar bahasa Inggris sehingga tak lagi butuhg penerjemah. Dia juga ikut menulis dan mengaransemen semua lagu di Namanana sehingga dia bisa dengan mudah menghindari label “pabrikan” yang sering ditujukan kepada artis K-Pop.
Tantangan nyata untuk menentukan kelayakan seorang artis adalah dengan meaksir garis pemisah antara kesuksesan yang memicu ketenaran dan daya tarik publik secara umum. Sejauh ini, pengakuan terhadap Lay di AS sebagian besar didorong para penggemar—tapi dia membuat langkah mengesankan dengan meraih lebih banyak visibilitas dengan masyarakat umum Amerika.
Lay mulai dikenal di Korea Selatan sebagai penari utama EXO dan kembalinya dia untuk aktvitas promosi di grup KPop itu sudah sangat dinantikan. Baru-baru ini dia muncul di video musik lagu Tempo milik EXO dan memberika suara untuk versi China di lagu itu. Namun, dia memfokuskan energinya di karier solonya di China. Lay adalah satu-satunya anggota EXO asal China. Sebelumnya, tiga kompatriotnya, Luhan, Kris Wu dan Tao, memilih hengkang dari boy band asuhan SM Entertainment tersebut.
Sementara, sulit untuk meremehkan besarnya bintang Lay di China. Pada 2017, Lay yang dikenal sebagai Zhang Yixing di Negeri Panda itu masuk Daftar Selebritas China 2017 versi Forbes dengan menduduki peringkat 20. Hartanya ditaksir mencapai sekitar 120 juta yuan. Film yang dia bintangi langsung masuk box office pada pekan pertamanya. Dia kemudian membintangi tayangan Idol Producer yang kian mempopulerkan namanya.
Segala kesuksesan yang dia raih ini jelas membuatnya punya modal besar untuk berkarier di Amerika Serikat. DJ Steve Aoki yang sempat tampil bareng dengannya di Shanghai sebulan yang lalu merasa Lay akan mencapai impiannya di Amerika tahun ini.
“Dua punya banyak potensi crossover untuk benar-benar menarik demografi dan fan base besar di Amerika. Saya mencatat kepribadian adalah bagian besar musiknya. Dan, artis yang telah masuk Amerika dan secara internasional punya kepribadian yang menarik. Dia tidak hanya penari yang hebat, penyanyi yang hebat dan bagian dari grup yang besar. Dia punya sesuatu yang sangat-sangat spesial—dan kualitas manusia yang benar-benar dicari orang,” papar Steve kepada South China Morning Post.
Menurut Steve, kolaborasinya dengan Lay itu diatur Samsung, di mana Lay adalah seorang ambasadornya. Raksasa elektronik itu bertanya apakah Steve mau mengerjakan lagu bareng Lay.
“Saya senang sekali. Jadi saya terbang ke Shanghai dan hal termudah yang kami lakukan adalah membuatnya mengaransemen koreografi untuk salah satu lagu saya (Shakalaka), karena kami tidak punya kolaborasi. Sekarang saya bisa memanggilnya seorang teman. Sekarang, kami membicarakan tentang melakukan sesuatu yang menyenangkan di masa depan. Saya tidak mau mengungkap lebih banyak,” ujar Steve.
Album solonya, Namanana, yang direkam dalam bahasa Mandari dan Inggris, langsung masuk chart no 21 di Billboard 200. Ini membuatnya menjadi artis pop Mandarin yang meraih chart tertinggi di Billboard sepanjang masa.
Berkat album itu, dia pun kini sudah mulai sibuk beraktivitas di Amerika. Pada Minggu (10/2/2019) waktu setempat, Lay menghadiri Grammy Awards ke-61 sebagai ambassador untuk radio FM Donggan 101. Langkah ini akan membuatnya lebih dekat untuk bisa tampil di Grammy.
Apalagi, Lay datang dengan banyak modal. Dia sudah belajar bahasa Inggris sehingga tak lagi butuhg penerjemah. Dia juga ikut menulis dan mengaransemen semua lagu di Namanana sehingga dia bisa dengan mudah menghindari label “pabrikan” yang sering ditujukan kepada artis K-Pop.
Tantangan nyata untuk menentukan kelayakan seorang artis adalah dengan meaksir garis pemisah antara kesuksesan yang memicu ketenaran dan daya tarik publik secara umum. Sejauh ini, pengakuan terhadap Lay di AS sebagian besar didorong para penggemar—tapi dia membuat langkah mengesankan dengan meraih lebih banyak visibilitas dengan masyarakat umum Amerika.
Lay mulai dikenal di Korea Selatan sebagai penari utama EXO dan kembalinya dia untuk aktvitas promosi di grup KPop itu sudah sangat dinantikan. Baru-baru ini dia muncul di video musik lagu Tempo milik EXO dan memberika suara untuk versi China di lagu itu. Namun, dia memfokuskan energinya di karier solonya di China. Lay adalah satu-satunya anggota EXO asal China. Sebelumnya, tiga kompatriotnya, Luhan, Kris Wu dan Tao, memilih hengkang dari boy band asuhan SM Entertainment tersebut.
Sementara, sulit untuk meremehkan besarnya bintang Lay di China. Pada 2017, Lay yang dikenal sebagai Zhang Yixing di Negeri Panda itu masuk Daftar Selebritas China 2017 versi Forbes dengan menduduki peringkat 20. Hartanya ditaksir mencapai sekitar 120 juta yuan. Film yang dia bintangi langsung masuk box office pada pekan pertamanya. Dia kemudian membintangi tayangan Idol Producer yang kian mempopulerkan namanya.
Segala kesuksesan yang dia raih ini jelas membuatnya punya modal besar untuk berkarier di Amerika Serikat. DJ Steve Aoki yang sempat tampil bareng dengannya di Shanghai sebulan yang lalu merasa Lay akan mencapai impiannya di Amerika tahun ini.
“Dua punya banyak potensi crossover untuk benar-benar menarik demografi dan fan base besar di Amerika. Saya mencatat kepribadian adalah bagian besar musiknya. Dan, artis yang telah masuk Amerika dan secara internasional punya kepribadian yang menarik. Dia tidak hanya penari yang hebat, penyanyi yang hebat dan bagian dari grup yang besar. Dia punya sesuatu yang sangat-sangat spesial—dan kualitas manusia yang benar-benar dicari orang,” papar Steve kepada South China Morning Post.
Menurut Steve, kolaborasinya dengan Lay itu diatur Samsung, di mana Lay adalah seorang ambasadornya. Raksasa elektronik itu bertanya apakah Steve mau mengerjakan lagu bareng Lay.
“Saya senang sekali. Jadi saya terbang ke Shanghai dan hal termudah yang kami lakukan adalah membuatnya mengaransemen koreografi untuk salah satu lagu saya (Shakalaka), karena kami tidak punya kolaborasi. Sekarang saya bisa memanggilnya seorang teman. Sekarang, kami membicarakan tentang melakukan sesuatu yang menyenangkan di masa depan. Saya tidak mau mengungkap lebih banyak,” ujar Steve.
(alv)