Tidak Hanya Sosialita, Kaum Milenial Juga Gandrungi Berlian
A
A
A
BERLIAN kini tidak hanya digandrungi kaum elite atau sosialita. Kaum milenial pun kini menggemari berlian, tetapi dengan desain lebih modern dan minimalis. Direktur Marketing dan Co-owner Lino & Sons Ivan Lingga menerangkan, tidak hanya kaum sosialita dan kalangan menengah ke atas, kaum milenial juga kini memiliki perhiasan berlian.
Menurutnya, pelanggan muda tersebut memilih perhiasan dengan desain yang leblh edgy dan trendi, dengan harga yang cukup terjangkau. “Saat ini kaum muda profesional di Indonesia banyak yang melakukan selflove atau mencintai diri sendiri dalam bentuk menghargai setiap pencapaian yang didapat agar terus bersemangat,” ujar Ivan di Gandaria City, Jakarta, Kamis (7/2).
Bentuk selflove tersebut dapat diwujudkan berupa selfreward, yaitu memberikan hadiah kepada diri sendiri. Ivan menambahkan selfreward dapat direalisasikan dengan membeli berlian untuk diri sendiri. Kini berbagai desain berlian bisa dibentuk sesuai permintaan, baik cincin, gelang, maupun kalung.
“Bentuk cincin banyak diminati kaum milenial. Mereka banyak yang pilih harga mulai Rp2 juta-Rp10 juta. Desain yang disukai biasanya simpel, modern, dan unik, apalagi sekarang ada edisi Valentine ,” kata Ivan.
Sementara itu, menurut diamond expert Leticia Paramita, ada enam hal yang harus diperhatikan untuk membedakan berlian asli atau berlian sintetik di antaranya warna yang indah, tidak cacat, cutting berstandar internasional, karat, besertifikat, dan kepercayaan antara penjual dan pembeli saat transaksi. Leticia menambahkan, satusatunya cara mendapatkan berlian asli yakni dengan membeli di toko yang terpercaya dan dibawa ke Adamas Gemological Laboratory of Indonesia.
Di sanalah konsumen dapat memperoleh informasi apakah berlian yang dibeli sintetik atau asli. Ivan menuturkan, eksportir perhiasan di Indonesia, Lino & Sons, memiliki koleksi berlian bersertiflkasi GIA, Gemological Institute, sebagai lembaga otoritas terkemuka di dunia dalam bidang berlian, batu mulia berwarna, dan mutiara.
Menurutnya, pelanggan muda tersebut memilih perhiasan dengan desain yang leblh edgy dan trendi, dengan harga yang cukup terjangkau. “Saat ini kaum muda profesional di Indonesia banyak yang melakukan selflove atau mencintai diri sendiri dalam bentuk menghargai setiap pencapaian yang didapat agar terus bersemangat,” ujar Ivan di Gandaria City, Jakarta, Kamis (7/2).
Bentuk selflove tersebut dapat diwujudkan berupa selfreward, yaitu memberikan hadiah kepada diri sendiri. Ivan menambahkan selfreward dapat direalisasikan dengan membeli berlian untuk diri sendiri. Kini berbagai desain berlian bisa dibentuk sesuai permintaan, baik cincin, gelang, maupun kalung.
“Bentuk cincin banyak diminati kaum milenial. Mereka banyak yang pilih harga mulai Rp2 juta-Rp10 juta. Desain yang disukai biasanya simpel, modern, dan unik, apalagi sekarang ada edisi Valentine ,” kata Ivan.
Sementara itu, menurut diamond expert Leticia Paramita, ada enam hal yang harus diperhatikan untuk membedakan berlian asli atau berlian sintetik di antaranya warna yang indah, tidak cacat, cutting berstandar internasional, karat, besertifikat, dan kepercayaan antara penjual dan pembeli saat transaksi. Leticia menambahkan, satusatunya cara mendapatkan berlian asli yakni dengan membeli di toko yang terpercaya dan dibawa ke Adamas Gemological Laboratory of Indonesia.
Di sanalah konsumen dapat memperoleh informasi apakah berlian yang dibeli sintetik atau asli. Ivan menuturkan, eksportir perhiasan di Indonesia, Lino & Sons, memiliki koleksi berlian bersertiflkasi GIA, Gemological Institute, sebagai lembaga otoritas terkemuka di dunia dalam bidang berlian, batu mulia berwarna, dan mutiara.
(don)