Kemping sambil Menikmati Tiga Air Terjun di Kaki Gunung Salak
A
A
A
BOGOR - Berburu tempat wisata atau rekreasi keluarga di alam bebas bagi kaum urban beberapa tahun ini tengah digandrungi, khususnya warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Sebagai daerah yang memiliki topografi perbukitan, hutan, dan pegunungan, wajar jika Bogor kerap dijadikan sebagai destinasi favorit bagi keluarga untuk berwisata alam. Selain karena udaranya sejuk, jaraknya dekat dengan ibu kota, Bogor juga mempunyai banyak spot untuk berkemah atau kemping.
Dulu hanya satu pilihan, tapi seiring tingginya peminat khusus keluarga berwisata alam, seperti lokasi kemping ceria atau kemcer, saat ini banyak ditemukan di wilayah Kota/Kabupaten Bogor. Salah satu tempat yang bisa digunakan untuk kemcer adalah Curug Cipeuteuy.
Meskipun dekat dengan curug atau air terjun, tapi di tempat ini ada hutan pinus yang luas untuk berkemah. Curug Cipeuteuy terletak di Desa Tapos I, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Curug ini berada di kaki Gunung Salak yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
“Awalnya saya tahu dari media sosial, sengaja mencari air terjun yang ada lokasi berkemahnya, tapi tidak crowded alias padat. Ketemu deh, Curug Cipeuteuy. Ternyata benar, tempatnya sejuk banget, bukan cuma menikmati air terjun, tapi bisa kemping dengan nyaman bersama anak saya,” ujar Rismawati, 37, warga Kota Depok saat ditemui di hutan pinus Camping Ground, Curug Cipeuteuy, Tenjolaya, Bogor, Sabtu (23/2).
Hal senada diungkapkan Rosdiana, 25, warga Kota Bogor. Dia mengaku meski orang asli Bogor, tapi baru tahu dan tak menyangka ada tempat berkemah yang banyak air terjunnya. “Bahkan, air yang ada di tiga curug itu tidak terlalu dalam maupun deras sehingga sangat aman bawa anak ke sini. Selain itu, saya suka adalah karena letaknya bersebelahan dengan tiga curug, yakni Cipeteuy, Leuwi Anteung, dan Segitiga,” ujarnya.
Bahkan, lokasi kemping ceria ini, kata dia, sangat tepat bagi keluarga yang ingin mengedukasi atau memperkenalkan anak-anaknya tentang peninggalan prasejarah. “Sebelum memasuki area hutan pinus, kita bisa melihat banyak situs peninggalan zaman prasejarah, seperti Situs Cibalay dan Arca Domas,” tuturnya.
Untuk bisa sampai ke tempat ini, aksesnya bisa ditempuh dari Stasiun Bogor. Ada tiga rute yang bisa dipilih, yaitu melalui Jalan Raya Ciapus, Jalan Curug Luhur Indah, atau Jalan Raya Sukaresmi. Namun, lebih jelas dan mudah mencarinya bisa meminta bantuan peta pada android atau google map . Jarak lokasi parkir kendaraan roda empat dengan lokasi kemping ceria ini sekitar 2,5 km.
Sedangkan untuk kendaraan roda dua bisa parkir lebih dekat, yakni sekitar 1 km ke lokasi. Tarif masuk untuk menikmati beberapa curug cukup membayar retribusi Rp20.000 dan Rp30.000 per malam jika ingin berkemah. Perjalanan menuju hutan pinus harus dilalui dengan berjalan kaki sekitar 15-20 menit dengan jalan berupa tanjakan dan turunan.
Setelah lelah treking , kita bisa menikmati udara segar dan pemandangan pepohonan pinus berbaris memanjakan mata. Menurut Asep, 54, warga setempat yang biasa berjualan dan ikut merawat akses menuju lokasi mengatakan, di kawasan Situ Cibalay ini pengunjung bukan hanya bisa menikmati satu atau tiga curug saja.
“Sebetulnya di sini ada delapan curug (air terjun), tetapi hanya tiga curug yang jalurnya sudah dibuka dan layak dikunjungi keluarga yang membawa anak-anak. Selebihnya masih tertutup semak dan pepohonan,” ungkapnya.
Agar membuat nyaman pengunjung, pihaknya bersama warga sekitar membangun fasilitas toilet (empat pintu), tempat sampah, dan juga warung yang meski tidak buka 24 jam, tapi bisa melengkapi kebutuhan pangan pengunjung.
“Selain itu, di warung ini juga pengunjung bisa menyewa hammock untuk bersantai di antara hutan pinus seharga Rp10.000 untuk pengunjung yang tak menginap dan Rp20.000 untuk yang bermalam,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO, dengan modal hammock saja, sebenarnya sudah cukup menyenangkan berwisata ke sini selain menikmati air terjun. Tapi, akan lebih menarik lagi apabila kemping ceria dengan keluarga, memasak makanan sendiri, dan juga mandi air curug yang dingin pada pagi hari. Suatu pengalaman luar biasa sulit didapatkan di kota-kota besar.
Dengan membayar Rp30.000 saat akhir pekan untuk dua tiket masuk, pengunjung sudah bisa terpuaskan menyelami tiga air terjun yang terdapat di lokasi ini sekaligus menyaksikan Situs Batu Bergores, Situs Cibalay, Pasir Manggis, Goa Macan, Punden Endong Kasang, dan Punden Jami Piciing.
Fadli, 23, warga Citeureup, Kabupaten Bogor, bersama kekasih dan teman-temannya sengaja datang berkemah sambil menikmati air terjun. Dia mengaku tempat berkemah dan wisata air terjunnya nyaman serta layak direkomendasikan sebagai wisata alam alternatif. Selain masih sepi, juga tiket masuknya murah. (Haryudi)
Sebagai daerah yang memiliki topografi perbukitan, hutan, dan pegunungan, wajar jika Bogor kerap dijadikan sebagai destinasi favorit bagi keluarga untuk berwisata alam. Selain karena udaranya sejuk, jaraknya dekat dengan ibu kota, Bogor juga mempunyai banyak spot untuk berkemah atau kemping.
Dulu hanya satu pilihan, tapi seiring tingginya peminat khusus keluarga berwisata alam, seperti lokasi kemping ceria atau kemcer, saat ini banyak ditemukan di wilayah Kota/Kabupaten Bogor. Salah satu tempat yang bisa digunakan untuk kemcer adalah Curug Cipeuteuy.
Meskipun dekat dengan curug atau air terjun, tapi di tempat ini ada hutan pinus yang luas untuk berkemah. Curug Cipeuteuy terletak di Desa Tapos I, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Curug ini berada di kaki Gunung Salak yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
“Awalnya saya tahu dari media sosial, sengaja mencari air terjun yang ada lokasi berkemahnya, tapi tidak crowded alias padat. Ketemu deh, Curug Cipeuteuy. Ternyata benar, tempatnya sejuk banget, bukan cuma menikmati air terjun, tapi bisa kemping dengan nyaman bersama anak saya,” ujar Rismawati, 37, warga Kota Depok saat ditemui di hutan pinus Camping Ground, Curug Cipeuteuy, Tenjolaya, Bogor, Sabtu (23/2).
Hal senada diungkapkan Rosdiana, 25, warga Kota Bogor. Dia mengaku meski orang asli Bogor, tapi baru tahu dan tak menyangka ada tempat berkemah yang banyak air terjunnya. “Bahkan, air yang ada di tiga curug itu tidak terlalu dalam maupun deras sehingga sangat aman bawa anak ke sini. Selain itu, saya suka adalah karena letaknya bersebelahan dengan tiga curug, yakni Cipeteuy, Leuwi Anteung, dan Segitiga,” ujarnya.
Bahkan, lokasi kemping ceria ini, kata dia, sangat tepat bagi keluarga yang ingin mengedukasi atau memperkenalkan anak-anaknya tentang peninggalan prasejarah. “Sebelum memasuki area hutan pinus, kita bisa melihat banyak situs peninggalan zaman prasejarah, seperti Situs Cibalay dan Arca Domas,” tuturnya.
Untuk bisa sampai ke tempat ini, aksesnya bisa ditempuh dari Stasiun Bogor. Ada tiga rute yang bisa dipilih, yaitu melalui Jalan Raya Ciapus, Jalan Curug Luhur Indah, atau Jalan Raya Sukaresmi. Namun, lebih jelas dan mudah mencarinya bisa meminta bantuan peta pada android atau google map . Jarak lokasi parkir kendaraan roda empat dengan lokasi kemping ceria ini sekitar 2,5 km.
Sedangkan untuk kendaraan roda dua bisa parkir lebih dekat, yakni sekitar 1 km ke lokasi. Tarif masuk untuk menikmati beberapa curug cukup membayar retribusi Rp20.000 dan Rp30.000 per malam jika ingin berkemah. Perjalanan menuju hutan pinus harus dilalui dengan berjalan kaki sekitar 15-20 menit dengan jalan berupa tanjakan dan turunan.
Setelah lelah treking , kita bisa menikmati udara segar dan pemandangan pepohonan pinus berbaris memanjakan mata. Menurut Asep, 54, warga setempat yang biasa berjualan dan ikut merawat akses menuju lokasi mengatakan, di kawasan Situ Cibalay ini pengunjung bukan hanya bisa menikmati satu atau tiga curug saja.
“Sebetulnya di sini ada delapan curug (air terjun), tetapi hanya tiga curug yang jalurnya sudah dibuka dan layak dikunjungi keluarga yang membawa anak-anak. Selebihnya masih tertutup semak dan pepohonan,” ungkapnya.
Agar membuat nyaman pengunjung, pihaknya bersama warga sekitar membangun fasilitas toilet (empat pintu), tempat sampah, dan juga warung yang meski tidak buka 24 jam, tapi bisa melengkapi kebutuhan pangan pengunjung.
“Selain itu, di warung ini juga pengunjung bisa menyewa hammock untuk bersantai di antara hutan pinus seharga Rp10.000 untuk pengunjung yang tak menginap dan Rp20.000 untuk yang bermalam,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO, dengan modal hammock saja, sebenarnya sudah cukup menyenangkan berwisata ke sini selain menikmati air terjun. Tapi, akan lebih menarik lagi apabila kemping ceria dengan keluarga, memasak makanan sendiri, dan juga mandi air curug yang dingin pada pagi hari. Suatu pengalaman luar biasa sulit didapatkan di kota-kota besar.
Dengan membayar Rp30.000 saat akhir pekan untuk dua tiket masuk, pengunjung sudah bisa terpuaskan menyelami tiga air terjun yang terdapat di lokasi ini sekaligus menyaksikan Situs Batu Bergores, Situs Cibalay, Pasir Manggis, Goa Macan, Punden Endong Kasang, dan Punden Jami Piciing.
Fadli, 23, warga Citeureup, Kabupaten Bogor, bersama kekasih dan teman-temannya sengaja datang berkemah sambil menikmati air terjun. Dia mengaku tempat berkemah dan wisata air terjunnya nyaman serta layak direkomendasikan sebagai wisata alam alternatif. Selain masih sepi, juga tiket masuknya murah. (Haryudi)
(nfl)