Sebastian Gunawan Ciptakan Desain Elegan dan Glamor
A
A
A
SEBASTIAN Gunawan adalah desainer kondang Indonesia yang sudah bekerja di industri mode selama puluhan tahun. Sejak awal kemunculannya, Seba telah meluncurkan berbagai lini koleksi dengan ciri khas desainnya yang ikonik, yakni elegan dan glamor.
Desainer yang akrab disapa Seba ini lahir di Jakarta pada 2 Juli 1967. Sejak usia belia, Seba sudah berbakat menciptakan sketsa-sketsa baju. Bakat inilah yang membuatnya berpikir untuk menjadi perancang busana. Awalnya ia merancang pakaian hanya untuk bersenang-senang, tetapi kemudian Seba menghadiri kursus desain di Susan Budihardjo Institute of Design di Jakarta pada tahun 1985.Keinginan untuk mendalami ilmu mode mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan hingga Amerika Serikat. Dia belajar desain di Fashion Institute of Design and Merchandising, Los Angeles, Amerika Serikat. Dari sekolah ini dia lulus dan memperoleh sertifikat desain mode.
Di awal kariernya, sketsa busana remaja Seba mendapat pengakuan di Milan pada 1991 ketika ia lulus dalam Fashion Illustration di Istituto Artistico Dell’Abbigliamento Marangoni. Selama di Milan, ia juga bekerja sama dengan Egon Von Furstenberg. “Fashion adalah busana yang universal. Walaupun kita orang Indonesia, kita bicara fashion dengan bahasa yang sama,” ujar Seba saat ditemui KORAN SINDO, beberapa waktu lalu. Setelah belajar mode di Italia, dia kembali ke Indonesia untuk mendirikan rumah mode sendiri. Pada tahun 1993 diluncurkan koleksi yang disebut “Sebastian Gunawan”.
Dia mengadakan peragaan busana pertamanya pada tahun 1995. Sebuah koleksi bernama “Potret Hidup” menampilkan desain yang kemudian menjadi ciri khasnya, yakni busana yang dramatis dan gaun pesta. Seba memiliki ciri khas rancangan yang elegan dan glamor. Selama kariernya, Seba sering menggunakan beads, crystals, sequins, dan batu mulia di setiap koleksi gaun malamnya.Kini, desainer yang telah bergabung ke dalam Indonesian Fashion Designers Association ini rutin mengadakan peragaan busana tunggal. Pada tahun 1997 suami Cristina Panarese ini meluncurkan lini koleksi keduanya, Votum. Votum merupakan sebuah koleksi readyto- wear yang dipasarkan di berbagai department store di Jakarta.
Koleksi ini mencerimkan gaya busana feminin yang manis dengan detail khas Sebastian Gunawan. Tepat tiga tahun setelah Votum diluncurkan, desainer yang terkenal sebagai Asian Couturier Extraordinaire oleh Asian Couture Federation memperluas lini brand-nya dengan menghadirkan Red Label.Lini koleksi ini mencerminkan karakter elegan, chic, dan mewah. Koleksi ini menampilkan desain pret-a-porter yang hanya dapat diakses oleh pelanggan setianya di butik. Tahun 2004 Seba mencoba merambah desain untuk anakanak dengan meluncurkan lini label bernama Bubble Girl.
Dua tahun kemudian, Seba merilis label Sebastian Sposa yang khusus menghadirkan koleksi gaun pengantin untuk kalangan menengah atas. “Tren fashion itu diciptakan oleh masyarakat, bukan dari para desainer. Para desainerlah yang melihat kecenderungan tren itu dan kemudian mengaplikasikannya dalam sebuah karya fashion,” sebut Seba. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Desainer yang akrab disapa Seba ini lahir di Jakarta pada 2 Juli 1967. Sejak usia belia, Seba sudah berbakat menciptakan sketsa-sketsa baju. Bakat inilah yang membuatnya berpikir untuk menjadi perancang busana. Awalnya ia merancang pakaian hanya untuk bersenang-senang, tetapi kemudian Seba menghadiri kursus desain di Susan Budihardjo Institute of Design di Jakarta pada tahun 1985.Keinginan untuk mendalami ilmu mode mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan hingga Amerika Serikat. Dia belajar desain di Fashion Institute of Design and Merchandising, Los Angeles, Amerika Serikat. Dari sekolah ini dia lulus dan memperoleh sertifikat desain mode.
Di awal kariernya, sketsa busana remaja Seba mendapat pengakuan di Milan pada 1991 ketika ia lulus dalam Fashion Illustration di Istituto Artistico Dell’Abbigliamento Marangoni. Selama di Milan, ia juga bekerja sama dengan Egon Von Furstenberg. “Fashion adalah busana yang universal. Walaupun kita orang Indonesia, kita bicara fashion dengan bahasa yang sama,” ujar Seba saat ditemui KORAN SINDO, beberapa waktu lalu. Setelah belajar mode di Italia, dia kembali ke Indonesia untuk mendirikan rumah mode sendiri. Pada tahun 1993 diluncurkan koleksi yang disebut “Sebastian Gunawan”.
Dia mengadakan peragaan busana pertamanya pada tahun 1995. Sebuah koleksi bernama “Potret Hidup” menampilkan desain yang kemudian menjadi ciri khasnya, yakni busana yang dramatis dan gaun pesta. Seba memiliki ciri khas rancangan yang elegan dan glamor. Selama kariernya, Seba sering menggunakan beads, crystals, sequins, dan batu mulia di setiap koleksi gaun malamnya.Kini, desainer yang telah bergabung ke dalam Indonesian Fashion Designers Association ini rutin mengadakan peragaan busana tunggal. Pada tahun 1997 suami Cristina Panarese ini meluncurkan lini koleksi keduanya, Votum. Votum merupakan sebuah koleksi readyto- wear yang dipasarkan di berbagai department store di Jakarta.
Koleksi ini mencerimkan gaya busana feminin yang manis dengan detail khas Sebastian Gunawan. Tepat tiga tahun setelah Votum diluncurkan, desainer yang terkenal sebagai Asian Couturier Extraordinaire oleh Asian Couture Federation memperluas lini brand-nya dengan menghadirkan Red Label.Lini koleksi ini mencerminkan karakter elegan, chic, dan mewah. Koleksi ini menampilkan desain pret-a-porter yang hanya dapat diakses oleh pelanggan setianya di butik. Tahun 2004 Seba mencoba merambah desain untuk anakanak dengan meluncurkan lini label bernama Bubble Girl.
Dua tahun kemudian, Seba merilis label Sebastian Sposa yang khusus menghadirkan koleksi gaun pengantin untuk kalangan menengah atas. “Tren fashion itu diciptakan oleh masyarakat, bukan dari para desainer. Para desainerlah yang melihat kecenderungan tren itu dan kemudian mengaplikasikannya dalam sebuah karya fashion,” sebut Seba. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)