Yoo In Suk Akui Ada Mediasi Prostitusi, Seungri Menyangkal
A
A
A
SEOUL - Yoo In Suk, mantan CEO Yuri Holdings dan mitra bisnis Seungri mengaku kepada polisi bahwa Pekerja Seks Komersil (PSK) dipanggil untuk investor Jepang pada Desember 2015 dan ada pembayaran untuk layanan seksual. Hal itu terungkap dalam laporan eksklusif Chosun pada 24 April lalu.
Seungri dan Yoo In Suk dipanggil untuk diinterogasi oleh polisi pada 23 April mengenai kecurigaan dari mereka yang menjadi perantara prostitusi. Secara khusus, mereka ditanyai tentang investor Jepang dan pihaknya yang beranggotakan tujuh hingga sembilan yang mengunjungi Korea pada Desember 2015.
Sebelum 23 April, Seungri dan Yoo In Suk menyatakan tidak menyediakan layanan prostitusi. Namun, saat polisi menunjukkan Yoo In Suk mencatat transaksi antara dia dan seorang wanita yang mengelola pelacur, dia berkata "Maafkan aku" dan mengakui tuduhan itu.
Seungri berpendapat bahwa dia tidak terlibat dalam mediasi prostitusi. Ketika polisi menyatakan bahwa Seungri membayar (30 juta Won; sekitar USD25.900) untuk hotel tempat investor itu ditampung pelacur dengan kartu perusahaan YG Entertainment, Seungri mengakui hal itu, tetapi bukan untuk menyediakan PSK. "Itu bukan untuk menyediakan layanan prostitusi," kata Seungri.
Dia mengaku menerima keramahan yang baik dari investor saat berada di luar negeri dan dia ingin membalas budi dengan membayar untuk masa tinggalnya di Korea. "Saya tidak tahu ada pelacuran,” ujarnya. (Baca juga: Terbukti Narkoba, Park Yoochun Siap Pensiun dari Dunia Hiburan ).
Sumber dari YG menanggapi laporan Seungri menggunakan kartu perusahaan untuk membayar hotel investor Jepang. "Pengeluaran pribadi [yang tertera di kartu] yang tidak terkait dengan pekerjaan Seungri dibayar oleh Seungri,” beber orang dalam YG seperti dilansir Soompi.
Sementara saat ini, polisi masih menyelidiki apakah ada pelacuran di pesta ulang tahun Seungri di Palawan pada Desember 2017. Sebelumnya, sumber dari pihak Seungri menyatakan pembayaran kepada pengawalan perempuan semata-mata untuk biaya perjalanan, dan pengawalan tersebut menguatkan dengan mengatakan bahwa setiap kegiatan seksual bersifat sukarela dan mereka hanya dibayar untuk biaya perjalanan.
Seungri dan Yoo In Suk dipanggil untuk diinterogasi oleh polisi pada 23 April mengenai kecurigaan dari mereka yang menjadi perantara prostitusi. Secara khusus, mereka ditanyai tentang investor Jepang dan pihaknya yang beranggotakan tujuh hingga sembilan yang mengunjungi Korea pada Desember 2015.
Sebelum 23 April, Seungri dan Yoo In Suk menyatakan tidak menyediakan layanan prostitusi. Namun, saat polisi menunjukkan Yoo In Suk mencatat transaksi antara dia dan seorang wanita yang mengelola pelacur, dia berkata "Maafkan aku" dan mengakui tuduhan itu.
Seungri berpendapat bahwa dia tidak terlibat dalam mediasi prostitusi. Ketika polisi menyatakan bahwa Seungri membayar (30 juta Won; sekitar USD25.900) untuk hotel tempat investor itu ditampung pelacur dengan kartu perusahaan YG Entertainment, Seungri mengakui hal itu, tetapi bukan untuk menyediakan PSK. "Itu bukan untuk menyediakan layanan prostitusi," kata Seungri.
Dia mengaku menerima keramahan yang baik dari investor saat berada di luar negeri dan dia ingin membalas budi dengan membayar untuk masa tinggalnya di Korea. "Saya tidak tahu ada pelacuran,” ujarnya. (Baca juga: Terbukti Narkoba, Park Yoochun Siap Pensiun dari Dunia Hiburan ).
Sumber dari YG menanggapi laporan Seungri menggunakan kartu perusahaan untuk membayar hotel investor Jepang. "Pengeluaran pribadi [yang tertera di kartu] yang tidak terkait dengan pekerjaan Seungri dibayar oleh Seungri,” beber orang dalam YG seperti dilansir Soompi.
Sementara saat ini, polisi masih menyelidiki apakah ada pelacuran di pesta ulang tahun Seungri di Palawan pada Desember 2017. Sebelumnya, sumber dari pihak Seungri menyatakan pembayaran kepada pengawalan perempuan semata-mata untuk biaya perjalanan, dan pengawalan tersebut menguatkan dengan mengatakan bahwa setiap kegiatan seksual bersifat sukarela dan mereka hanya dibayar untuk biaya perjalanan.
(tdy)