; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Panen Raya, Taman Buah Mekarsari Gelar Dua Acara Spesial
Panen Raya, Taman Buah Mekarsari Gelar Dua Acara Spesial
A
A
A
JAKARTA - Menempati lahan seluas 264 hektar, Taman Buah Mekarsari tercatat mengoleksi sebanyak 33.868 tanaman buah yang terdiri dari 711 varietas, dan 145 jenis di antaranya termasuk jenis tanaman buah langka Indonesia.
Tidak hanya itu, Taman Buah Mekarsari juga merupakan pusat pelestarian buah-buahan tropika terbesar dan terlengkap di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari seluruh daerah di Indonesia.
Satu dari berbagai jenis buah-buahan tropis yang dilestarikan di Taman Buah Mekarsari adalah salak. Kendati demikian, patut disayangkan. Meski memiliki tempat membudidayakan salak, namun kebanyakan masyarakat hanya mengenal salak pondoh, yang seringkali juga disebut salak super Sleman.
"Hal tersebut terjadi, karena pasar salak pondoh ini sangat luas serta kurang terbukanya pengetahuan masyarakat mengenai berbagai jenis salak," ujar Markom Taman Buah Mekarsari, Firman Setiawan dalam keterangan resminya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (6/9).
Menurut Firman, selain salak pondoh, sebagai agrowisata dengan koleksi salak terlengkap di dunia, Taman Buah Mekarsari memiliki 31 jenis salak yang telah dibudidayakan. Beberapa di antaranya adalah salak condet, salak bali, salak mawar, salak gula pasir hingga salak merah langka (affinis).
Dan bertepatan dengan masa panen raya 1 ton salak di bulan ini, Taman Buah Mekarsari menyelenggarakan momen spesial Tur Panen Salak pada 7-8 September 2019. Selama momen spesial itu, para pengunjung akan diajak untuk merasakan sensasi baru dan keseruan panen salak langsung di kebunnya, serta memperoleh pengalaman unik menjelajahi hutan salak.
"Tidak ketinggalan juga kesempatan untuk lebih mengenal salak merah langka (affinis) yang berasal dari hutan Kalimantan," tambah Firman.
Selain panen salak, pada September ini, Taman Buah Mekarsari juga akan memasuki panen melimpah mangga chokanan. Di kesempatan ini, para pengunjung bebas memesan mangga chokanan untuk dinikmati sepuasnya bersama keluarga.
Firman memamparkan bahwa mangga chokanan merupakan varietas mangga yang bakal menjadi favorit banyak orang karena rasa buahnya. Buahnya berwarna kuning pekat pada bagian kulit luar dan berwarna kuning lembut di bagian isi dalamnya.
"Sebagaimana julukannya Si Mangga Madu, buah mangga chokanan rasanya sangat manis seperti madu apabila dipanen pada kondisi matang yang tepat atau saat kulitnya sudah menguning. Apabila dimakan saat masih hijau pun rasanya juga tidak asam," terang Firman.
"Apakah Anda sudah terbayang bagaimana sensasi manis dan nikmatnya mangga Chokanan?" lanjutnya.
Untuk diketahui, mangga chokanan termasuk jenis mangga yang cukup jarang dijumpai di pasaran, namun permintaan terhadap mangga ini sangat tinggi, karena sensasi manisnya yang sangat nikmat. Anda pun bisa menjadi orang yang beruntung bisa menikmati mangga ini sepuasnya, terlebih lagi matang fresh dari kebun.
"Hal tersebut merupakan keistimewaan dan keuntungan mengikuti program Booking Panen Mangga Chokanan Taman Buah Mekarsari. Jika berminat, para pengunjung bisa menghubungi kami di (021) 8231812 ext. 264, 270 dan 284," pungkas Firman.
Tidak hanya itu, Taman Buah Mekarsari juga merupakan pusat pelestarian buah-buahan tropika terbesar dan terlengkap di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari seluruh daerah di Indonesia.
Satu dari berbagai jenis buah-buahan tropis yang dilestarikan di Taman Buah Mekarsari adalah salak. Kendati demikian, patut disayangkan. Meski memiliki tempat membudidayakan salak, namun kebanyakan masyarakat hanya mengenal salak pondoh, yang seringkali juga disebut salak super Sleman.
"Hal tersebut terjadi, karena pasar salak pondoh ini sangat luas serta kurang terbukanya pengetahuan masyarakat mengenai berbagai jenis salak," ujar Markom Taman Buah Mekarsari, Firman Setiawan dalam keterangan resminya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (6/9).
Menurut Firman, selain salak pondoh, sebagai agrowisata dengan koleksi salak terlengkap di dunia, Taman Buah Mekarsari memiliki 31 jenis salak yang telah dibudidayakan. Beberapa di antaranya adalah salak condet, salak bali, salak mawar, salak gula pasir hingga salak merah langka (affinis).
Dan bertepatan dengan masa panen raya 1 ton salak di bulan ini, Taman Buah Mekarsari menyelenggarakan momen spesial Tur Panen Salak pada 7-8 September 2019. Selama momen spesial itu, para pengunjung akan diajak untuk merasakan sensasi baru dan keseruan panen salak langsung di kebunnya, serta memperoleh pengalaman unik menjelajahi hutan salak.
"Tidak ketinggalan juga kesempatan untuk lebih mengenal salak merah langka (affinis) yang berasal dari hutan Kalimantan," tambah Firman.
Selain panen salak, pada September ini, Taman Buah Mekarsari juga akan memasuki panen melimpah mangga chokanan. Di kesempatan ini, para pengunjung bebas memesan mangga chokanan untuk dinikmati sepuasnya bersama keluarga.
Firman memamparkan bahwa mangga chokanan merupakan varietas mangga yang bakal menjadi favorit banyak orang karena rasa buahnya. Buahnya berwarna kuning pekat pada bagian kulit luar dan berwarna kuning lembut di bagian isi dalamnya.
"Sebagaimana julukannya Si Mangga Madu, buah mangga chokanan rasanya sangat manis seperti madu apabila dipanen pada kondisi matang yang tepat atau saat kulitnya sudah menguning. Apabila dimakan saat masih hijau pun rasanya juga tidak asam," terang Firman.
"Apakah Anda sudah terbayang bagaimana sensasi manis dan nikmatnya mangga Chokanan?" lanjutnya.
Untuk diketahui, mangga chokanan termasuk jenis mangga yang cukup jarang dijumpai di pasaran, namun permintaan terhadap mangga ini sangat tinggi, karena sensasi manisnya yang sangat nikmat. Anda pun bisa menjadi orang yang beruntung bisa menikmati mangga ini sepuasnya, terlebih lagi matang fresh dari kebun.
"Hal tersebut merupakan keistimewaan dan keuntungan mengikuti program Booking Panen Mangga Chokanan Taman Buah Mekarsari. Jika berminat, para pengunjung bisa menghubungi kami di (021) 8231812 ext. 264, 270 dan 284," pungkas Firman.
(nug)
Explore More