Mike Tramp: Perubahan Konsep MTV Lengserkan Kejayaan Glam Rock
A
A
A
Pada era 70—80an, aliran glam rock sangat menguasai lanskap musik dunia. Musik ini biasanya dibawakan dengan para penyanyi atau personel band-nya berambut gondrong, memakai bandana, berbusana ketat dan memakai makeup di wajah mereka. Musik ini awalnya berkembang di Inggris. Band-band yang terkenal membawakan aliran ini adalah Guns N Roses, Bon Jovi, Kiss, Aerosmith, Def Leppard, White Lion, David Bowie dan lain-lain.
Kejayaan musik ini kemudian tergusur pada awal 90an ketika musik grunge mulai bangkit dengan munculnya band-band Seattle Sound seperti Nirvana, Pearl Jam atau pun Soundgarden. Penampilan para personel band aliran ini pun jauh berbeda dengan para punggawa glam rock. Pengusung musik grunge biasanya tampil dengan rambut gondrong acak-acakan, kaus oblong, kemeja flannel dan celana jins belel.
Menurut mantan vokalis White Lion, Mike Tramp, saat itu, grunge memang sangat mempengaruhi khazanah musik. Tak hanya bagi penggemar musik, bahkan MTV pun terkena efeknya. Saat itu, MTV memiliki peran penting dalam kesuksesan musik glam rock atau pun grunge. Ketika grunge muncul, MTV mengubah konsepnya dan itu menenggelamkan glam rock.
“Dampak besarnya muncul ketika MTV mengubah konsepnya. Pada 80an, MTV mengolesi roti kami, tapi setelah Kurt Cobain (Nirvana) mengenakan sweater kakeknya di video Smells Like Teen Spirit, tidak ada tempat lagi buat band seperti White Lion dan Motley Crue di MTV,” papar Mike dalam wawancaranya dengan The Cosmick View.
Beberapa tahun lalu, Mike mengakui kalau band-band seperti White Lion telah kehilangan daya tariknya setelah dirilisnya Mane Attraction dirilis pada 1991 dan rock alternatif mulai menanjak popularitasnya. Namun, suami Ayu Azhari itu mengatakan, kesuksesan album White Lion, Pride, yang dirilis pada 1987 tak lepas dari dari peran MTV. Album itu meraup double platinum dan menelurkan sejumlah lagu hit.
“Tentu saja MTV memainkan peran besar dan mereka melakukannya untuk setiap artis, termasuk Michael Jackson. Tiba-tiba musik visual dan orang-orang dari seluruh dunia bisa melihat artis favorit mereka berpose. Tapi, melihat ke belakang sekarang, itu juga punya sisi gelap—kami nggak tahu kalau seumur hidup kami dilabeli dengan video itu,” papar Mike yang dikutip Blabbermouth.
Namun, kejayaan itu sirna setelah MTV mengubah konsep mereka. Ditambah dengan munculnya band-band grunge yang saat itu langsung menguasai blantika musik dunia.
“Seperti yang saya bilang tadi, MTV itu raja dan Tuhan, tapi ketika mereka memunggungi semua band 80an yang telah membangun MTV dan memutar video per tiga permintaan, MTV menjadi algojo, dan itu adalah tikaman dari belakang. Di sanalah kami tahu kalau kami semua bisa digantikan dan dibuang,” ujar Mike.
Harus diakui, hingga awal 2000an, MTV menguasai permusikan dunia. Video musik yang diputar di saluran ini senantiasa dinantikan. Keberadaannya juga membuat artis berlomba membuat video musik terbaik dan enak ditunggu para penggemarnya. Namun, saat ini, platform musik digital telah merajalela. Orang pun tak perlu menunggu MTV memutar video musik penyanyi kesayangan mereka. Ada YouTube yang bisa memutar video musik itu kapan pun mereka mau.
Ini kemudian membuat Mike mengatakan, video musik saat ini tidak lagi relevan. “Mereka tidak lagi relevan. Hebat kalau kalian bisa membuatnya dan bisa menanggung biayanya. Tapi, mereka eksklusif buat YouTube dan bicara tentang kompetisi, sekarang video kalian harus bersaing dengan kebodohan,” kata Mike.
White Lion terbentuk pada 1983 dan bubar pada 1992. Kini, 28 tahun sejak band itu bubar, profil publik gitarisnya, Vito Bratta, nyaris tidak ada. Sementara, Mike tetap aktif di dunia musik dengan rekaman dan tur sebagai artis solo dengan sejumlah band seperti Freak of Nature, The Rock n Roll Circuz, Band of Brothers dan lain-lain.
Mike pernah berusaha menghidupkan kembali White Lion. Pada 2008, bersama personel baru band itu, Mike meluncurkan Return of the Pride. Namun, dua tahun kemudian, Mike menyerahkan kepemilikan nama White Lion kepada Vito dalam kesepakatan di luar pengadilan. Maret lalu, Mike meluncurkan album solonya, Stray from the Flock.
Kejayaan musik ini kemudian tergusur pada awal 90an ketika musik grunge mulai bangkit dengan munculnya band-band Seattle Sound seperti Nirvana, Pearl Jam atau pun Soundgarden. Penampilan para personel band aliran ini pun jauh berbeda dengan para punggawa glam rock. Pengusung musik grunge biasanya tampil dengan rambut gondrong acak-acakan, kaus oblong, kemeja flannel dan celana jins belel.
Menurut mantan vokalis White Lion, Mike Tramp, saat itu, grunge memang sangat mempengaruhi khazanah musik. Tak hanya bagi penggemar musik, bahkan MTV pun terkena efeknya. Saat itu, MTV memiliki peran penting dalam kesuksesan musik glam rock atau pun grunge. Ketika grunge muncul, MTV mengubah konsepnya dan itu menenggelamkan glam rock.
“Dampak besarnya muncul ketika MTV mengubah konsepnya. Pada 80an, MTV mengolesi roti kami, tapi setelah Kurt Cobain (Nirvana) mengenakan sweater kakeknya di video Smells Like Teen Spirit, tidak ada tempat lagi buat band seperti White Lion dan Motley Crue di MTV,” papar Mike dalam wawancaranya dengan The Cosmick View.
Beberapa tahun lalu, Mike mengakui kalau band-band seperti White Lion telah kehilangan daya tariknya setelah dirilisnya Mane Attraction dirilis pada 1991 dan rock alternatif mulai menanjak popularitasnya. Namun, suami Ayu Azhari itu mengatakan, kesuksesan album White Lion, Pride, yang dirilis pada 1987 tak lepas dari dari peran MTV. Album itu meraup double platinum dan menelurkan sejumlah lagu hit.
“Tentu saja MTV memainkan peran besar dan mereka melakukannya untuk setiap artis, termasuk Michael Jackson. Tiba-tiba musik visual dan orang-orang dari seluruh dunia bisa melihat artis favorit mereka berpose. Tapi, melihat ke belakang sekarang, itu juga punya sisi gelap—kami nggak tahu kalau seumur hidup kami dilabeli dengan video itu,” papar Mike yang dikutip Blabbermouth.
Namun, kejayaan itu sirna setelah MTV mengubah konsep mereka. Ditambah dengan munculnya band-band grunge yang saat itu langsung menguasai blantika musik dunia.
“Seperti yang saya bilang tadi, MTV itu raja dan Tuhan, tapi ketika mereka memunggungi semua band 80an yang telah membangun MTV dan memutar video per tiga permintaan, MTV menjadi algojo, dan itu adalah tikaman dari belakang. Di sanalah kami tahu kalau kami semua bisa digantikan dan dibuang,” ujar Mike.
Harus diakui, hingga awal 2000an, MTV menguasai permusikan dunia. Video musik yang diputar di saluran ini senantiasa dinantikan. Keberadaannya juga membuat artis berlomba membuat video musik terbaik dan enak ditunggu para penggemarnya. Namun, saat ini, platform musik digital telah merajalela. Orang pun tak perlu menunggu MTV memutar video musik penyanyi kesayangan mereka. Ada YouTube yang bisa memutar video musik itu kapan pun mereka mau.
Ini kemudian membuat Mike mengatakan, video musik saat ini tidak lagi relevan. “Mereka tidak lagi relevan. Hebat kalau kalian bisa membuatnya dan bisa menanggung biayanya. Tapi, mereka eksklusif buat YouTube dan bicara tentang kompetisi, sekarang video kalian harus bersaing dengan kebodohan,” kata Mike.
White Lion terbentuk pada 1983 dan bubar pada 1992. Kini, 28 tahun sejak band itu bubar, profil publik gitarisnya, Vito Bratta, nyaris tidak ada. Sementara, Mike tetap aktif di dunia musik dengan rekaman dan tur sebagai artis solo dengan sejumlah band seperti Freak of Nature, The Rock n Roll Circuz, Band of Brothers dan lain-lain.
Mike pernah berusaha menghidupkan kembali White Lion. Pada 2008, bersama personel baru band itu, Mike meluncurkan Return of the Pride. Namun, dua tahun kemudian, Mike menyerahkan kepemilikan nama White Lion kepada Vito dalam kesepakatan di luar pengadilan. Maret lalu, Mike meluncurkan album solonya, Stray from the Flock.
(alv)