Olivia Zalianty Dukung Penuh Gerakan Karang Pohon di Riau
A
A
A
PEKANBARU - Saat memasuki kemarau panjang, masyarakat di Riau selalu dihinggapi rasa cemas. Mereka kerap dihantui bencana asap yang sungguh memprihatinkan. Kondisi yang berulang-ulang terjadi ini mesti segera diatasi secara bersama.
Berupaya mengakhiri bencana itu, maka dilaksanakan gebrakan bertajuk Karang Pohon. Meski dipandang kecil dan sederhana, mereka yang terlibat yakni jika dampaknya bakal besar buat bumi dan kehidupan di masa mendatang.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Datuk Setia Sri H. Al Azhar dalam sambutannya di acara Karang Pohon atau Revolusi Ekologi di Pekanbaru, kemarin (21/12). "Mari kita mengarang pohon, membantunya untuk kembali hidup layak dan bisa tegar seperti karang di lautan," tegasnya.
Duta Bela Negara Lingkungan Hidup, Olivia Zalianty turut hadir langsung memberikan dukungan penuh gerakan Karang Pohon di Riau. Tak hanya itu, aktris 38 tahun ini juga mendukung Koperasi Petani Gambut (KPG) yang difasilitasi Badan Restorasi Gambut (BRG) RI.
Di hadapan peserta, yang terdiri dari murid-murid SD se-Pekanbaru, Forum OSIS, seniman/budayawan, aktivis lingkungan, dan lainnya, Olivia menegaskan bahwa dirinya bersama gerakan Generasi Lintas Budaya terus mendukung penuh atas upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup di Riau. Terlebih, Riau memang kerap mengalami kondisi terburuk akibat kerusakan lingkungan.
"Kita harus kerja bersama untuk mengembalikan keasrian lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik," tandasnya yang diamini Ketua Generasi Lintas Budaya, Raja Asdi.
"2100, bumi akan dihuni 11 miliar manusia dan bumi akan semakin sempit. Bayangkan, saat itu manusia akan rebutan lahan yang tersedia. Bagaimana kehidupan manusia kelak jika kita tidak melakukan aksi-aksi penyelamatan sejak kini," tutur Olivia yang juga sempat membacakan sajak penyair Riau, Kunni Masrohanti.
Ketua Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali menambahkan, pihaknya telah melakukan kampanye Revolusi Ekologi. Kampanye ini gencar dilakukan, sebab Riau mengalami krisis lingkungan yang begitu dahsyat. "Faktor utama dari kebakaran hutan disebabkan oleh korupsi hutan dan lahan. Kita minta mereka (para pemimpin) berhenti segera. Sebab sebagai penguasa, mereka pasti bisa melakukan penyelamatan itu," ucapnya.
Sementara, Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau, Rico Kurniawan mengutarakan bahwa kerusakan lingkungan terjadi, karena kesalahan manusia sendiri. "Kita adalah saksi kehancuran alam. Kita mengalami situasi was-was. Asap dan banjir tak bisa terbendung hingga saat ini. Mengapa bumi kita rapuh? Itu karena salah urus dalam mengelola alam," kata dia.
Berupaya mengakhiri bencana itu, maka dilaksanakan gebrakan bertajuk Karang Pohon. Meski dipandang kecil dan sederhana, mereka yang terlibat yakni jika dampaknya bakal besar buat bumi dan kehidupan di masa mendatang.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Datuk Setia Sri H. Al Azhar dalam sambutannya di acara Karang Pohon atau Revolusi Ekologi di Pekanbaru, kemarin (21/12). "Mari kita mengarang pohon, membantunya untuk kembali hidup layak dan bisa tegar seperti karang di lautan," tegasnya.
Duta Bela Negara Lingkungan Hidup, Olivia Zalianty turut hadir langsung memberikan dukungan penuh gerakan Karang Pohon di Riau. Tak hanya itu, aktris 38 tahun ini juga mendukung Koperasi Petani Gambut (KPG) yang difasilitasi Badan Restorasi Gambut (BRG) RI.
Di hadapan peserta, yang terdiri dari murid-murid SD se-Pekanbaru, Forum OSIS, seniman/budayawan, aktivis lingkungan, dan lainnya, Olivia menegaskan bahwa dirinya bersama gerakan Generasi Lintas Budaya terus mendukung penuh atas upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup di Riau. Terlebih, Riau memang kerap mengalami kondisi terburuk akibat kerusakan lingkungan.
"Kita harus kerja bersama untuk mengembalikan keasrian lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik," tandasnya yang diamini Ketua Generasi Lintas Budaya, Raja Asdi.
"2100, bumi akan dihuni 11 miliar manusia dan bumi akan semakin sempit. Bayangkan, saat itu manusia akan rebutan lahan yang tersedia. Bagaimana kehidupan manusia kelak jika kita tidak melakukan aksi-aksi penyelamatan sejak kini," tutur Olivia yang juga sempat membacakan sajak penyair Riau, Kunni Masrohanti.
Ketua Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali menambahkan, pihaknya telah melakukan kampanye Revolusi Ekologi. Kampanye ini gencar dilakukan, sebab Riau mengalami krisis lingkungan yang begitu dahsyat. "Faktor utama dari kebakaran hutan disebabkan oleh korupsi hutan dan lahan. Kita minta mereka (para pemimpin) berhenti segera. Sebab sebagai penguasa, mereka pasti bisa melakukan penyelamatan itu," ucapnya.
Sementara, Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau, Rico Kurniawan mengutarakan bahwa kerusakan lingkungan terjadi, karena kesalahan manusia sendiri. "Kita adalah saksi kehancuran alam. Kita mengalami situasi was-was. Asap dan banjir tak bisa terbendung hingga saat ini. Mengapa bumi kita rapuh? Itu karena salah urus dalam mengelola alam," kata dia.
(nug)