Belajar dari Kasus Ashraf, Rajin Olahraga Tak Jamin Bebas dari Serangan Jantung
A
A
A
JAKARTA - Ashraf Sinclair meninggal dunia pada Selasa (18/2) sekitar pukul 04.00 WIB. Suami penyanyi Bunga Citra Lestari itu menghembuskan napas terakhir di usia 40 tahun karena serangan jantung.
Saat ini, jenazah Ashraf tengah disemayamkan di rumah duka di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan. Sebelum meninggal dunia, aktor asal Malaysia yang baru berusia 40 tahun itu dikenal suka berolahraga. Hal tersebut tergambar melalui foto-foto di akun Instagramnya, di mana beberapa postingan memperlihatkan Ashraf yang tengah bermain golf, melakukan diving, dan bahkan latihan otot. (Baca Juga: Tak Hanya Usia Tua, Jantung juga Serang Usia Produktif Seperti Ashraf Sinclair)
Lantas, mengapa di usia muda dan penggemar olahraga seperti Ashraf bisa mengalami serangan jantung?
Pakar kesehatan jantung dari RS Harapan Kita Dr. dr. Hananto Andriantoro, Sp.JP (K) mengatakan, tiap kasus penyakit jantung berbeda-beda. Kita tak bisa hanya melihat betapa seseorang rajin berolahraga kemudian kena serangan jantung, tapi telisik juga faktor genetik pada keluarga.
Dr. Hananto mengatakan, olahraga sendiri bisa dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu aerobik dan kompetitif atlet. Olahraga semacam golf atau diving, misalnya, masuk kategorik aerobik yang menekankan pada stabilitas denyut nadi.
Menurut Dr. Hananto, ada rumus untuk mengukur denyut jantung yang aman saat berolahraga. Yaitu 220 dikurangi usia pasien.
"Misalnya, usia Anda 40 tahun. Maka 220 dikurangi 40 hasilnya adalah 180. Kemudian 80% dari 180 adalah 144 atau artinya denyut nadi maksimal 144 kali per menit dan itu harus dipertahankan selama 30 menit," kata Dr. Hananto saat dihubungi SINDOnews, Selasa (18/2).
Jadi saat olahraga sebaiknya Anda menggunakan alat monitor denyut jantung. Bisa juga dengan mengecek nadi di pergelangan tangan sebelum dan setelah olahraga. Jika denyut nadi sudah mendekati 144 kali per menit, seharusnya mulai mengurangi intensitas olahraga dan beristirahat.
Olahraga juga bisa memicu peningkatan tekanan darah. Pada pasien jantung, hal ini tentu harus diwaspadai.
Satu hal yang banyak dilupakan orang adalah, serangan jantung pada pasien usia muda juga bisa dilatarbelakangi faktor riwayat kesehatan jantung keluarga. Perlu dicari tahu, apakah dalam keluarga si pasien ada yang pernah mengalami serangan jantung pada usia muda. Jadi, jika saudara kandung, orangtua, kakek, atau nenek Anda mengalami serangan jantung dini, maka seseorang berisiko lebih tinggi mengalami serangan jantung. (Baca Juga: Rumah Duka Penuh Karangan Bunga, Ashraf Dikebumikan di San Diego Hills)
Serangan jantung sendiri terjadi akibat tersumbatnya aliran darah ke jantung. Dalam keadaan normal, setiap menit jantung manusia memompa darah ke seluruh tubuh secara konstansekitar 4-5 liter. Bila terjadi penyumbatan yang menyebabkan aliran darah tidak lancar, maka otot jantung mengalami kerusakan yang menyebabkan gangguan pompa jantung. Gangguan pompa jantung atau biasa disebut gagal jantung inilah yang menyebabkan terjadinya kematian.
Faktor risiko lain adalah tekanan darah tinggi. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak arteri yang memberi makan jantung (arteri koroner). Kondisi ini, yang dikenal sebagai penyakit arteri koroner, menyebabkan sebagian besar serangan jantung.
Selama serangan jantung, salah satu plak ini dapat pecah dan menumpahkan kolesterol serta zat lain ke dalam aliran darah. Gumpalan darah terbentuk di lokasi pecah. Jika cukup besar, bekuan dapat menghalangi aliran darah melalui arteri koroner, membuat otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.
Saat ini, jenazah Ashraf tengah disemayamkan di rumah duka di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan. Sebelum meninggal dunia, aktor asal Malaysia yang baru berusia 40 tahun itu dikenal suka berolahraga. Hal tersebut tergambar melalui foto-foto di akun Instagramnya, di mana beberapa postingan memperlihatkan Ashraf yang tengah bermain golf, melakukan diving, dan bahkan latihan otot. (Baca Juga: Tak Hanya Usia Tua, Jantung juga Serang Usia Produktif Seperti Ashraf Sinclair)
Lantas, mengapa di usia muda dan penggemar olahraga seperti Ashraf bisa mengalami serangan jantung?
Pakar kesehatan jantung dari RS Harapan Kita Dr. dr. Hananto Andriantoro, Sp.JP (K) mengatakan, tiap kasus penyakit jantung berbeda-beda. Kita tak bisa hanya melihat betapa seseorang rajin berolahraga kemudian kena serangan jantung, tapi telisik juga faktor genetik pada keluarga.
Dr. Hananto mengatakan, olahraga sendiri bisa dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu aerobik dan kompetitif atlet. Olahraga semacam golf atau diving, misalnya, masuk kategorik aerobik yang menekankan pada stabilitas denyut nadi.
Menurut Dr. Hananto, ada rumus untuk mengukur denyut jantung yang aman saat berolahraga. Yaitu 220 dikurangi usia pasien.
"Misalnya, usia Anda 40 tahun. Maka 220 dikurangi 40 hasilnya adalah 180. Kemudian 80% dari 180 adalah 144 atau artinya denyut nadi maksimal 144 kali per menit dan itu harus dipertahankan selama 30 menit," kata Dr. Hananto saat dihubungi SINDOnews, Selasa (18/2).
Jadi saat olahraga sebaiknya Anda menggunakan alat monitor denyut jantung. Bisa juga dengan mengecek nadi di pergelangan tangan sebelum dan setelah olahraga. Jika denyut nadi sudah mendekati 144 kali per menit, seharusnya mulai mengurangi intensitas olahraga dan beristirahat.
Olahraga juga bisa memicu peningkatan tekanan darah. Pada pasien jantung, hal ini tentu harus diwaspadai.
Satu hal yang banyak dilupakan orang adalah, serangan jantung pada pasien usia muda juga bisa dilatarbelakangi faktor riwayat kesehatan jantung keluarga. Perlu dicari tahu, apakah dalam keluarga si pasien ada yang pernah mengalami serangan jantung pada usia muda. Jadi, jika saudara kandung, orangtua, kakek, atau nenek Anda mengalami serangan jantung dini, maka seseorang berisiko lebih tinggi mengalami serangan jantung. (Baca Juga: Rumah Duka Penuh Karangan Bunga, Ashraf Dikebumikan di San Diego Hills)
Serangan jantung sendiri terjadi akibat tersumbatnya aliran darah ke jantung. Dalam keadaan normal, setiap menit jantung manusia memompa darah ke seluruh tubuh secara konstansekitar 4-5 liter. Bila terjadi penyumbatan yang menyebabkan aliran darah tidak lancar, maka otot jantung mengalami kerusakan yang menyebabkan gangguan pompa jantung. Gangguan pompa jantung atau biasa disebut gagal jantung inilah yang menyebabkan terjadinya kematian.
Faktor risiko lain adalah tekanan darah tinggi. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak arteri yang memberi makan jantung (arteri koroner). Kondisi ini, yang dikenal sebagai penyakit arteri koroner, menyebabkan sebagian besar serangan jantung.
Selama serangan jantung, salah satu plak ini dapat pecah dan menumpahkan kolesterol serta zat lain ke dalam aliran darah. Gumpalan darah terbentuk di lokasi pecah. Jika cukup besar, bekuan dapat menghalangi aliran darah melalui arteri koroner, membuat otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.
(tsa)