Industri Perjalanan Inggris Desak Pemerintah Cegah Keruntuhan Bisnis

Kamis, 19 Maret 2020 - 22:32 WIB
Industri Perjalanan...
Industri Perjalanan Inggris Desak Pemerintah Cegah Keruntuhan Bisnis
A A A
LONDON - Pelaku industri perjalanan di Inggris menyerukan pemerintah untuk segera mengubah peraturan paket perjalanan untuk mencegah runtuhnya bisnis dan pengurangan ribuan pekerjaan, menyusul lesunya sektor ini akibat wabah corona.

Sampai saat ini peraturan yang ada mengharuskan operator tur wajib menawarkan pengembalian uang penuh jika paket liburan tidak jadi diberikan. Tetapi, badan-badan industri perjalanan mengatakan bahwa dalam krisis global saat ini, peraturan itu tidak sesuai dengan tujuan dan akan mengarah pada keruntuhan banyak bisnis perjalanan.

“Struktur dan peraturan perlindungan keuangan yang ada tidak dirancang untuk mengatasi keruntuhan bisnis berskala besar,” kata Mark Tanzer, Kepala Eksekutif Asosiasi Agen Perjalanan Inggris (Abta), seperti dikutip dari laman The Guardian, Kamis(19/3).

Abta meminta dana darurat konsumen pada pemerintah untuk memenuhi pembayaran pengembalian dana, sekaligus meminta agar kredit diizinkan sebagai alternatif pengembalian uang tunai. Selain itu, Abta meminta agar pembayaran pengembalian dana dihapus.

Asosiasi Operator Tur Independen (Aito) menegaskan kembali pernyataan Abta bahwa peraturan perjalanan paket harus diubah segera. "Karena mereka tidak dirancang untuk mengatasi bencana yang mempengaruhi setiap negara dan tujuan di seluruh dunia," katanya.

Bisnis perjalanan memohon kepada para wisatawan untuk membantu mereka dengan bersabar dan menunda daripada membatalkan perjalanan.

“Perusahaan perjalanan melakukan segala yang mereka bisa untuk menawarkan kebijakan pemesanan yang fleksibel. Benar-benar membuat frustasi jika Anda tidak tahu di mana Anda berada dalam perjalanan, tapi perusahaan saat ini sedang jatuh sehingga berusaha sabar akan sangat membantu. Saran terbaik adalah berbicara dengan perusahaan perjalanan Anda dan mendapatkan kredit atau mengubah tanggal," kata juru bicara Abta yang tak disebutkan namanya.

Julia Lo Bue-Said, Kepala Eksekutif Advantage Travel Partnership yang mewakili 350 agen perjalanan kecil dan menengah mengatakan, industri ini berada pada titik puncak ketika bekerja sepanjang waktu untuk membantu pelanggan. Menurutnya, anggota kelompok Advantage melihat pemesanan berdasarkan urutan tanggal.

“Jika Anda tidak ingin menjadwalkan keberangkatan segera, saran terbaik adalah menunggu dan melihat situasi,” katanya.

Dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan pada 17 Maret lalu, World Travel and Tourism Council mengatakan bahwa sektor perjalanan dan pariwisata dunia ikut merasakan imbas dari wabah corona. Organisasi tersebut memperkirakan 50 juta pekerjaan secara global terancam bangkrut akibat wabah virus tersebut. (deslita krissanta sibuea)
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3241 seconds (0.1#10.140)