Namarina Garap Pertunjukan Batavia
A
A
A
Namarina Youth Dance (NYD) mengadakan pertunjukan tari balet di Gedung Kesenian Jakarta pada 29–30 November lalu yang digarap oleh Maya Tamara, LRAD, ARAD, selaku artistic director.
Dengan mengusung judul Batavia Hotel,pertunjukan tari balet ini mengadaptasi dari karya grafis di Hotel Batavia. Pertunjukan tersebut menampilkan kisah yang menceritakan mengenai kehidupan dua orang, yaitu Aku (Felicia Harenya Sumiastari/Truly Rizki Amanda) dan Harlequin (Enrico Tanod). Pada awalnya, keduanya tinggal di panti asuhan.
Berbeda dengan Aku yang idealis, Harlequin adalah laki-laki ambisius yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi bagian kaum elite di Batavia. Aku berprofesi sebagai penari, sedangkan Harlequin menjadi seorang Don Juan atau Casanova di kalangan elite kaum Batavia. Pertunjukan tari balet yang terdiri atas 18 bentuk koreografi ditampilkan oleh 38 penari balet.
Dinar Karina selaku ARAD Resident Choreographer menjelaskan, “Dalam pertunjukan ini, setiap penari harus memahami peran yang dimainkan, apakah itu seorang anak panti asuhan, seorang bellboy, seorang elite Belanda, ataukah seorang badut. Semuanya mempunyai karakter sendiri-sendiri. Pemahaman karakter itu adalah hal pertama yang harus dipelajari, kemudian diaplikasikan ke dalam gerakan tari,” ujarnya.
Dwi nur ratnaningsih
Dengan mengusung judul Batavia Hotel,pertunjukan tari balet ini mengadaptasi dari karya grafis di Hotel Batavia. Pertunjukan tersebut menampilkan kisah yang menceritakan mengenai kehidupan dua orang, yaitu Aku (Felicia Harenya Sumiastari/Truly Rizki Amanda) dan Harlequin (Enrico Tanod). Pada awalnya, keduanya tinggal di panti asuhan.
Berbeda dengan Aku yang idealis, Harlequin adalah laki-laki ambisius yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi bagian kaum elite di Batavia. Aku berprofesi sebagai penari, sedangkan Harlequin menjadi seorang Don Juan atau Casanova di kalangan elite kaum Batavia. Pertunjukan tari balet yang terdiri atas 18 bentuk koreografi ditampilkan oleh 38 penari balet.
Dinar Karina selaku ARAD Resident Choreographer menjelaskan, “Dalam pertunjukan ini, setiap penari harus memahami peran yang dimainkan, apakah itu seorang anak panti asuhan, seorang bellboy, seorang elite Belanda, ataukah seorang badut. Semuanya mempunyai karakter sendiri-sendiri. Pemahaman karakter itu adalah hal pertama yang harus dipelajari, kemudian diaplikasikan ke dalam gerakan tari,” ujarnya.
Dwi nur ratnaningsih
(bbg)