Obesitas Pangkas 8 Tahun Kehidupan

Senin, 08 Desember 2014 - 12:26 WIB
Obesitas Pangkas 8 Tahun Kehidupan
Obesitas Pangkas 8 Tahun Kehidupan
A A A
LONDON - Obesitas atau kelebihan berat badan yang amat sangat bisa memangkas delapan tahun masa hidup dan menyebabkan kesehatan buruk selama puluhan tahun.

Analisa yang dilakukan tim periset di McGill University di Kanada memperlihatkan, menderita obesitas di usia yang masih mudah lebih merusak kesehatan dan harapan hidup.

Menurut tim itu, masalah jantung dan diabetes tipe 2 adalah sumber utama disabilitas dan kematian. Para pakar menyatakan, orang-orang biasanya “mengabaikan” konsekuensi obesitas. Masalah kesehatan yang disebabkan obesitas memang sudah dikenal luas.

Laporan yang dipublikasikan Lancet Diabetes dan Endocrinology itu menggunakan model komputer untuk melihat risiko itu dan menghitung dampak berat badan terhadap harapan hidup sepanjang kehidupan.

Sebagai perbandingan dengan orang berusia 20—39 tahun dengan berat badan sehat, pria yang menderita obesitas berat dengan rentang usia yang sama kehilangan 8,4 tahun hidupnya dan wanita kehilangan 6,1 tahun. Pria juga menghabiskan 18,8 tahun lebih hidup dalam kesehatan yang buruk sementara wanita menghabiskan waktu 19,1 tahun dalam kondisi yang sama.

Pada kelompok berusia 40an dan 50an, pria kehilangan 3,7 tahun dan wanita 5,3 tahun akibat obesitas. Pria dan wanita yang berusia 60an dan 70an kehilangan 1 tahun kehidupan akibat obesitas, tapi menghadapi 7 tahun kesehatan yang buruk.

“Kajian model komputer kami memperlihatkan obesitas berasosiasi dengan peningkatan risiko berkembangnya penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke serta diabetes yang akan, rata-rata, mengurangi harapan hidup seorang individu secara drastis. Polanya jelas. Lebih banyak berat badan seseorang dan lebih muda usianya, lebih besar efeknya terhadap kesehatan mereka, dengan banyaknya waktu di hadapan mereka dimana peningkatan risiko kesehatan yang berasosiasi dengan obesitas bisa berdampak negatif terhadap kehidupan mereka,” papar Steven Grover, dari McGill University, seperti dikutip BBC.

Manager gaya hidup yayasan Heart Research UK Barbara Dinsdale menyatakan, penemuan itu adalah sebuah peringatan terbaru atas dampak obesitas. “Kajian ini kembali mendukung pesan jelas bahwa akibat obesitas, kalian tidak hanya kehilangan kehidupan, tapi juga harus hidup dengan mengalami kesehatan yang buruk selama bertahun-tahun bukan dengan menikmati kehidupan yang bahagia, aktif dan produktif,” ujar dia.

Menurut Dinsdale, mau besar atau kecil tubuh seseorang, tapi perubahan adalah jalan untuk kehidupan yang lebih bahagia, sehat dan panjang serta mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

“Orang biasanya berpikir bahwa gemuk adalah gemuk dan terlihat mengabaikan banyak penyakit yang dipicu body mass index (indeks massa tubuh). Kalau mereka diberitahu bahwa mereka bisa kehilangan sebuah kaki atau jadi buta akibat diabetes atau terkena komplikasi yang mengancam nyawa akibat penyakit lain yang sama, saya yakin mereka akan berpikir keras dan dua kali sebelum menjadi gemuk,” papar Tam Fry dari National Obesity Forum.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7986 seconds (0.1#10.140)