Kisah Jenderal Soedirman Diangkat ke Layar Lebar

Selasa, 20 Januari 2015 - 16:38 WIB
Kisah Jenderal Soedirman Diangkat ke Layar Lebar
Kisah Jenderal Soedirman Diangkat ke Layar Lebar
A A A
JAKARTA - Film biografi senantiasa menarik disimak. Setelah film Soekarno dan sejumlah tokoh terkenal di Indonesia lainnya, kini giliran kisah Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang diangkat ke layar lebar.

Film Jenderal Soedirman ini dibesut sutradara Viva Westi. Yang menarik, film ini didukung penuh oleh TNI Angkatan Darat (AD).

"Butuh waktu delapan sampai sepuluh bulan. Kita dibantu dari Mabes Angkatan Darat. Mereka kasih ahli sejarah. Setiap skenario selesai kita kirim ke sana dan disetujui disana. Tujuannya agar memastikan tidak ada yang salah," ujar Viva saat konferensi pers film Jenderal Soedirman di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015).

Viva mengaku, film Jenderal Soedirman mendapatkan dukungan besar dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Markas Besar TNI AD, Yayasan Kartika Eka Paksi dan Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD). "Dari cara bagaimana mereka memegang senjata dan bersikap nggak boleh salah. Tempat latihan TNI sama alat kaya bahan peledak kita di dukung TNI AD," papar dia.

Menurut Executive Producer Jenderal Soedirman Letjen TNI (purn) Kiki Syahnarki, film ini dibuat karena nilai, sejarah dan semangat Jenderal Soedirman yang bisa menginspirasi rakyat Indonesia. “Kehadiran sosok Jenderal Soedirman dianggap relevan dengan prilaku kebangsaan saat ini yang sering dinilai kehilangan jati diri," ujar Kiki.

Film ini mengangkat kisah perjuangan gerilya Jenderal Soedirman pascakemerdekaan Indonesia pada 1945 sampai 1949. Pada masa itu, sebagai panglima besar TNI, dia harus berjuang melawan agresi militer Belanda sementara Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap dan diasingkan. Kondisi ini otomatis membuat pemerintahan Indonesia lumpuh.

Di saat itulah, Jenderal Soedirman menjadi pemimpin pemerintahan darurat militer bersama Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi. Dalam kondisi sakit, dia tak kenal menyerah memimpin pasukan TNI untuk melakukan gerilya melawan Belanda.

Aktor Adipati Dolken mendapatkan kesempatan memerankan Jenderal Soedirman di film ini. Sementara, Baim Wong memerankan Presiden Soekarno, Lukman Sardi sebagai Yusuf Ronodipuro, Nugie sebagai Hatta, Mathias Muchus menjadi Tan Malaka dan Ibnu Jamil sebagai Kapten Nolly.

Rencananya film ini akan tayang di bulan Agustus 2015 dan menjadi kado 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4689 seconds (0.1#10.140)