Tanyakan Soal Status Pernikahan
A
A
A
RYAN Tato, dialah seniman tato yang sudah menjalankan profesinya selama lebih dari 20 tahun.
Dengan segudang prestasi dalam dan luar negeri, Ryan dipercaya banyak penggemar tato maupun para pemula untuk dirajah bagian tubuhnya. Studionya yang berlokasi di kota hujan, kawasan Colonial Building, Jalan Salak No6 Bogor Tengah ini memang tidak pernah sepi.
Pengunjungnya mulai yang ingin berkonsultasi mengenai pembuatan dan penghapusan tato, sampai body piercing. Untuk tato cincin kawin, tidak semua seniman tato bisa membuatnya. Itu karena diperlukan pengalaman dan keseriusan yang tinggi.
“Untuk buat tato cincin memang lebih sulit karena kulit di tangan itu beda dengan kulit di anggota tubuh lain, lebih tipis. Saya malah buat melingkar hanya di bagian depan jari. Jadi, bagian belakang atau telapak tangan itu gaksaya tato karena bagian itu pori-porinya lebih besar, jadi malah lebih sakit,” ujar Ryan.
Untuk itu, Ryan selalu memberi saran untuk membuat di bagian depan saja dengan alasan yang paling mudah dilihat orang. Kesulitan membuat tato di jari menjadi tantang tersendiri bagi Ryan. Semakin rumit detailnya dan semakin sulit dikerjakan, maka dia semakin senang. “Rasanya jadi ada tantangannya,” katanya.
Meski begitu, diakuinya, peminat tato cincin ini terbilang sedikit. “Hanya segelintir orang, yang memang suka seni tato,” ujar Ryan. Merajah di bagian tubuh yang tergolong kecil tergolong rumit, jadi tak heran jika harganya relatif mahal dibandingkan di bagian tubuh lain.
Misalnya saja, membuat tato di lengan bagian atas bisa seharga Rp3 juta. Adapun tato kecil di jari seharga Rp2 juta. Ini semua memang juga bergantung pada kerumitannya. “Semakin rumit, tentu harga yang saya tawarkan juga tinggi,” katanya. “Terlebih ukuran jari dari pasangan itu kan beda. Si wanita pasti lebih kecil daripada yang pria, sementara saya sudah punya gambaran sebesar gambar yang saya buat di pria,” tutur Ryan.
Hal menarik bagi Ryan saat membuat tato cincin adalah, ketika ada pasangan yang meminta dibuatkan cincin, dengan tegas ia bertanya mengenai status pernikahan mereka. Sama juga ketika ia membuat tato untuk gambar nama, wajah pasangan, terlebih bagi pasangan yang masih dalam status pacaran.
“Jangan sampai sekarang buat, lalu besok sudah minta dihapus lagi. Menghapus itu lebih mahal tarifnya. Tato itu permanen, karya seni seumur hidup. Jadi harus dipikirkan secara matang,” cerita Ryan yang juga enggan membuat tato bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah.
Ananda Nararya
Dengan segudang prestasi dalam dan luar negeri, Ryan dipercaya banyak penggemar tato maupun para pemula untuk dirajah bagian tubuhnya. Studionya yang berlokasi di kota hujan, kawasan Colonial Building, Jalan Salak No6 Bogor Tengah ini memang tidak pernah sepi.
Pengunjungnya mulai yang ingin berkonsultasi mengenai pembuatan dan penghapusan tato, sampai body piercing. Untuk tato cincin kawin, tidak semua seniman tato bisa membuatnya. Itu karena diperlukan pengalaman dan keseriusan yang tinggi.
“Untuk buat tato cincin memang lebih sulit karena kulit di tangan itu beda dengan kulit di anggota tubuh lain, lebih tipis. Saya malah buat melingkar hanya di bagian depan jari. Jadi, bagian belakang atau telapak tangan itu gaksaya tato karena bagian itu pori-porinya lebih besar, jadi malah lebih sakit,” ujar Ryan.
Untuk itu, Ryan selalu memberi saran untuk membuat di bagian depan saja dengan alasan yang paling mudah dilihat orang. Kesulitan membuat tato di jari menjadi tantang tersendiri bagi Ryan. Semakin rumit detailnya dan semakin sulit dikerjakan, maka dia semakin senang. “Rasanya jadi ada tantangannya,” katanya.
Meski begitu, diakuinya, peminat tato cincin ini terbilang sedikit. “Hanya segelintir orang, yang memang suka seni tato,” ujar Ryan. Merajah di bagian tubuh yang tergolong kecil tergolong rumit, jadi tak heran jika harganya relatif mahal dibandingkan di bagian tubuh lain.
Misalnya saja, membuat tato di lengan bagian atas bisa seharga Rp3 juta. Adapun tato kecil di jari seharga Rp2 juta. Ini semua memang juga bergantung pada kerumitannya. “Semakin rumit, tentu harga yang saya tawarkan juga tinggi,” katanya. “Terlebih ukuran jari dari pasangan itu kan beda. Si wanita pasti lebih kecil daripada yang pria, sementara saya sudah punya gambaran sebesar gambar yang saya buat di pria,” tutur Ryan.
Hal menarik bagi Ryan saat membuat tato cincin adalah, ketika ada pasangan yang meminta dibuatkan cincin, dengan tegas ia bertanya mengenai status pernikahan mereka. Sama juga ketika ia membuat tato untuk gambar nama, wajah pasangan, terlebih bagi pasangan yang masih dalam status pacaran.
“Jangan sampai sekarang buat, lalu besok sudah minta dihapus lagi. Menghapus itu lebih mahal tarifnya. Tato itu permanen, karya seni seumur hidup. Jadi harus dipikirkan secara matang,” cerita Ryan yang juga enggan membuat tato bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah.
Ananda Nararya
(ftr)