Teman Tidur Bantu si Kecil Nyaman

Selasa, 03 Februari 2015 - 14:58 WIB
Teman Tidur Bantu si Kecil Nyaman
Teman Tidur Bantu si Kecil Nyaman
A A A
Membuat si kecil terlelap memang gampang-gampang susah. Dibutuhkan suasana kondusif dengan penerangan yang temaram. Agar bayi tidur lebih nyenyak, terkadang mereka membutuhkan teman tidur yang sekaligusnya membuatnya merasa aman.

Tidak seperti orang dewasa yang mudah terlelap, membuat bayi tertidur membutuhkan perhatian ekstra. Pasalnya, bayi belum memiliki mekanisme tidur yang terbentuk secara baik. Lain dengan orang dewasa yang telah mempunyai mekanisme tidur secara baik. Mekanisme tidur inilah yang dapat membimbing seseorang memasuki transisi dari kondisi bangun ke kondisi tidur.

Proses kompleks dalam mekanisme ini melibatkan transisi yang kompleks pula di dalam kerja otak itu sendiri. Transisi ini menjadi lebih sulit pada bayi karena saat mulai tertidur, bayi memasuki fase tidur REM (rapid eye movement ), bukan tidur yang nyenyak (quiet sleep ). Pada fase ini, otak mengembangkan sinapsis, yaitu koneksi penting yang memungkinkan manusia belajar, bergerak, berpikir, dan mengembangkan berbagai keterampilan baru.

Merujuk pada teori autostimulation , tingginya komponen tidur REM pada bayi menunjukkan stimulasi yang terjadi di otak juga berlangsung lebih maksimal. Stimulasi ini tentulah amat penting bagi pertumbuhan sistem susunan saraf pusat bayi. Sebaliknya, fase non- REM yang juga disebut quiet sleep adalah tahapan ketika seseorang benar-benar tertidur pulas.

Pada fase tersebut, tubuh bekerja untuk menghasilkan growth hormon (hormon pertumbuhan) untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. “Maka umumnya orang tua menunggu sampai bayi benar-benar tertidur pulas sebelum akhirnya memindahkan bayi dari gendongan ke atas tempat tidur,” kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo Psi.

Nah, orang tua perlu memahami proses tidur ini sehingga dapat membantu bayinya untuk memiliki mekanisme tidur yang baik, serta menikmati tidur yang cukup. Perlu dicatat bahwa bayi usia 1-18 bulan membutuhkan tidur selama 15- 18 jam setiap hari. “Tidur yang cukup dapat menunjang perkembangan otak dan menyiapkan kebugaran bayi untuk menerima stimulasi ketika dia bangun,” kata psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) dan psikolog anak di Lembaga Psikologi Terapan UI.

Untuk membantu bayi rileks dan tertidur, orang tua, khususnya ibu, yang biasa bertugas menidurkan bayi, juga perlu dalam kondisi tenang dan rileks. Pasalnya, kondisi emosi kita ketika menidurkan bayi juga akan berpengaruh pada bayi yang umumnya masih sangat peka dalam merasakan suasana di sekitarnya. Jadi, cobalah untuk bersikap setenang dan serileks mungkin.

“Kecemasan atau stres yang ibu rasakan akan membuat bayi sulit tertidur,” kata Vera. Selain itu, ibu perlu berusaha menciptakan jadwal tidur yang rutin untuk bayi. Tentunya hal ini merupakan proses yang tidak mudah. Nah yang menjadi tantangan adalah bayi masih beradaptasi dengan kesehariannya, sedangkan mekanisme tidur mereka pun belum terbentuk.

Nah, pada tahap ini ibu dapat membantu bayi mengenali waktu mereka untuk tidur dengan menciptakan suasana yang kondusif di sekitar bayi. Misalkan saja dengan mengurangi cahaya di dalam kamar, mengatur temperatur kamar senyaman mungkin, dan memasang musik lembut yang membantu bayi tertidur. Kebiasaan bayi sebelum tertidur pun tidak sama.

Ada bayi yang perlu ditimang dahulu, dinyanyikan, dan ada pula bayi yang merasa nyaman tidur dengan teman tidur. Teman tidur ini dapat berupa boneka, guling atau bantal lembut yang dapat dipeluk bayi ketika tidur. “Ibu dapat menemukan dengan mudah boneka yang secara khusus didesain untuk membantu si kecil tidur, misalnya seperti boneka berbentuk kuda laut (seahorse) dari Fisher-Price yang dapat memainkan musik lembut, nina bobo atau suara laut yang menenangkan dengan lampu yang akan meredup secara otomatis setelah lima menit,” tutur Vera.

Sri noviarni
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9046 seconds (0.1#10.140)
pixels