Jangan Gunakan Bahasa Bayi aLarrisa huda

Rabu, 11 Februari 2015 - 11:48 WIB
Jangan Gunakan Bahasa Bayi aLarrisa huda
Jangan Gunakan Bahasa Bayi aLarrisa huda
A A A
PARA peneliti mengatakan, percakapan normal akan lebih mudah dipahami oleh batita. Para orang tua sebaiknya berbicara dengan bahasa yang jelas kepada anak mereka.

Kebanyakan orang tua berpikir bahwa cara terbaik untuk berkomunikasi dengan anak mereka menirukan bahasa bayi. Padahal, penelitian menunjukkan dengan cara berbicara yang lambat, menggunakan suara dengan nada tertentu, dan menggunakan kata-kata yang terdengar aneh itu pada kenyataannya bukanlah cara yang benar untuk berinteraksi dengan bayi.

Hasil penelitian dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Asosiasi Ilmu Psikologi, menemukan bahwa kebanyakan ibu berbicara dengan cara bicara yang tidak jelas terhadap anaknya dibanding ketika mereka berbicara dengan orang dewasa. Hasil penelitian tersebut mencatat, pertama kali pada 22 ibu asal Jepang terkait cara bicara mereka pada anaknya (berusia sekitar 18 sampai 24 bulan) dan satu orang yang dijadikan percobaan.

Tim ahli dari Laboratorium Pengembangan Bahasa (Laboratory for Language Development) di RIKEN Brain Science Insitute di Tokyo menghabiskan setidaknya 5 tahun dan mencatat 14 jam percakapan, dengan menangkap beberapa aspek spesifik dalam sebuah percakapan, termasuk awalan dan akhiran konsonan, vokal, dan frase. “Bagi kami, ini adalah salah satu pencatatan korpus yang paling halus dari percakapan anak-ibu pada dunia,” ungkap peneliti.

Selanjutnya peneliti menerapkan sebuah teknik yang telah mereka kembangkan untuk mengukur kesamaan bunyi di antara dua suku kata, seperti “pa” dan “ba”, “po” dan “bo”. Karena analisis ini dilakukan secara otomatis, para peneliti internasional telah menguji 118 suku kata yang paling sering digunakan.

Ditemukan perbedaan antara orang dewasa dan anak ketika mereka sedang berinteraksi secara langsung. Hasil sangat mengejutkan, para ibu berbicara dengan cara yang sedikit tidak jelas ketika berbicara kepada anaknya dibanding ketika berbicara dengan orang dewasa.

“Temuan ini menjadi sangat penting karena ini menentang pandangan yang telah banyak beredar bahwa para orang tua sebaiknya menggunakan artikulasi yang berlebihan. Penelitian ini didukung dengan data yang sangat akurat dan analisis yang berdasarkan pada penelitian yang dilakukan sebanyak 10 kali sebanyak suku kata yang berbeda dengan hasil sebelumnya,” ucap Alejandrina Cristia, seorang peneliti dari Centre National de la Recherche Scientifique di Paris.

Dengan mengkji semua perbedaan yang sering ditemukan dalam percakapan secara spontan, peneliti yakin telah memperoleh pandangan tentang inputyang disampaikan kepada anak harus mencakup dua hal, yaitu harus secara komprehensif dan realistis.
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6314 seconds (0.1#10.140)