Fokus dan Kerja Keras dalam Karier
A
A
A
Penyanyi Andien membuktikan totalitasnya dalam bernyanyi di panggung musik Indonesia. Melalui album barunya “Let It Be My Way”, belum lama ini Andien mendapat rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) dengan kategori soundtrack terbanyak dalam satu album.
Dari 11 lagu, enam di antaranya menjadi pengiring visualisasi empat film. Lagu yang dipilih menjadi soundtrack film, yakni Kasih Putih dalam film Mantan Terindah, Siapa? (film Doea Tanda Cinta), Sempurnalah Cinta (film Merry Riana), Let It Be My Way, Satu Yang Tak Bisa Lepas, dan Dan di Radio (film Hijab).
Pencapaian itu merupakan buah kerja kerasnya selama ini. Bahkan saat menggarap album keenamnya tersebut, Andien sampai jatuh sakit. Dia memang serius menggarap lagu-lagu yang ada dalam setiap album barunya itu. Berikut petikan wawancaranya;
Apa yang membuat Anda mendapat rekor Muri?
Kesuksesan dalam karier aku ini diraih bukan dalam waktu semalam saja dan buat aku kuncinya hanya dua kata, fokus dan kerja keras. Sebagai penyanyi kita harus fokus terhadap apa yang ingin kita lakukan dan capai. Itu semua enggak akan tercapai tanpa kerja keras.
Untuk menghadirkan album ini, setiap hari, selama 4 bulan aku harus menguras energi, stres sampai sakit tifus. Habis itu, manajer aku juga sakit tifus. Ketika aku mendapat rekor Muri, itu imbas baik yang kita dapat dan sebagai motivasi untuk album aku ke depannya.
Album ini telah diapresiasi Muri karena enam lagu aku dipilih untuk jadi soundtrack film. Ini menjadi kebanggaan tersendiri buat aku. Aku enggak membayangkan sebelumnya karena awal membuat album ini hanya mengerjakan 1 lagu untuk soundtrack film Merry Riana , judulnya Sempurnalah Cinta.
Apakah album “Let It Be My Way” ini menjadi album yang berbeda dari album sebelumnya?
Sebenarnya sudut pandangnya lebih seperti ini, di album “Let It Be My Way” ini aku banyak banget bereksplorasi pada hal-hal di luar zona nyamanku. Kalau di album-album sebelumnya, mungkin orang menilai Andien suka bawain lagu gospel dengan chord bluesy dan jazzy . Tapi di sini aku enggak begitu.
Di sini (album “Let It Be My Way”) aku malah membuat lagu pop, lagu-lagu yang sesantai hidup aku sendiri. Aku banyak me-recyle lagu lama karena banyak lagu lama yang bagus. Sebenarnya dari dulu di setiap album pasti ada satu dua lagu recycle , tapi untuk album ini ada enam lagu yang aku recycle .
Dengan recycle enam lagu dalam satu album, Anda tidak takut dikatakan kehabisan kreativitas dalam berkarya?
Enggak kok. Justru recycle lagu itu tantangannya besar banget karena untuk membuat lagu-lagu ini sama bagusnya dari lagu yang dinyanyikan penyanyi aslinya itu susah banget. Apalagi lagu 1990-an, itu sudah enak semua, gampang dibuat nyanyi bersama, dan kebanyakan lagu itu sudah nempel dengan penyanyi aslinya. Jadi, untuk merombak lagulagu itu dengan gaya aku sendiri itu seperti tantangan buat diriku.
Bagaimana Anda melihat persaingan di industri musik Indonesia?
Saya justru senang dengan hadirnya penyanyi muda bertalenta yang umurnya masih muda. Mereka punya kemampuan, seperti Raisa, Agnes Monica, dan penyanyi yang lahir dari ajang pencarian bakat seperti Angel Pieter dan Citra Scholastika. Kehadiran mereka semakin memberikan motivasi untuk terus berkarya lebih baik lagi.
Rencana ke depan setelah sukses dengan album dan meraih Muri?
Sebagai penyanyi, pastinya aku harus bikin album dan nyanyi sebagusbagusnya. Aku bermimpi suatu saat bisa menggelar konser tunggal. Itu memang menjadi impian para penyanyi. Setiap penghargaan yang aku dapatkan, itu sudah kaya bonus yang dikasih Tuhan. Untuk rencana pribadi, aku akan menikah, tapi aku belum bisa memberikan banyak komentar untuk hal ini. Aku mohon doa restu semua teman-teman media, semoga semua berjalan dengan lancar. Amin.
Thomasmanggalla
Dari 11 lagu, enam di antaranya menjadi pengiring visualisasi empat film. Lagu yang dipilih menjadi soundtrack film, yakni Kasih Putih dalam film Mantan Terindah, Siapa? (film Doea Tanda Cinta), Sempurnalah Cinta (film Merry Riana), Let It Be My Way, Satu Yang Tak Bisa Lepas, dan Dan di Radio (film Hijab).
Pencapaian itu merupakan buah kerja kerasnya selama ini. Bahkan saat menggarap album keenamnya tersebut, Andien sampai jatuh sakit. Dia memang serius menggarap lagu-lagu yang ada dalam setiap album barunya itu. Berikut petikan wawancaranya;
Apa yang membuat Anda mendapat rekor Muri?
Kesuksesan dalam karier aku ini diraih bukan dalam waktu semalam saja dan buat aku kuncinya hanya dua kata, fokus dan kerja keras. Sebagai penyanyi kita harus fokus terhadap apa yang ingin kita lakukan dan capai. Itu semua enggak akan tercapai tanpa kerja keras.
Untuk menghadirkan album ini, setiap hari, selama 4 bulan aku harus menguras energi, stres sampai sakit tifus. Habis itu, manajer aku juga sakit tifus. Ketika aku mendapat rekor Muri, itu imbas baik yang kita dapat dan sebagai motivasi untuk album aku ke depannya.
Album ini telah diapresiasi Muri karena enam lagu aku dipilih untuk jadi soundtrack film. Ini menjadi kebanggaan tersendiri buat aku. Aku enggak membayangkan sebelumnya karena awal membuat album ini hanya mengerjakan 1 lagu untuk soundtrack film Merry Riana , judulnya Sempurnalah Cinta.
Apakah album “Let It Be My Way” ini menjadi album yang berbeda dari album sebelumnya?
Sebenarnya sudut pandangnya lebih seperti ini, di album “Let It Be My Way” ini aku banyak banget bereksplorasi pada hal-hal di luar zona nyamanku. Kalau di album-album sebelumnya, mungkin orang menilai Andien suka bawain lagu gospel dengan chord bluesy dan jazzy . Tapi di sini aku enggak begitu.
Di sini (album “Let It Be My Way”) aku malah membuat lagu pop, lagu-lagu yang sesantai hidup aku sendiri. Aku banyak me-recyle lagu lama karena banyak lagu lama yang bagus. Sebenarnya dari dulu di setiap album pasti ada satu dua lagu recycle , tapi untuk album ini ada enam lagu yang aku recycle .
Dengan recycle enam lagu dalam satu album, Anda tidak takut dikatakan kehabisan kreativitas dalam berkarya?
Enggak kok. Justru recycle lagu itu tantangannya besar banget karena untuk membuat lagu-lagu ini sama bagusnya dari lagu yang dinyanyikan penyanyi aslinya itu susah banget. Apalagi lagu 1990-an, itu sudah enak semua, gampang dibuat nyanyi bersama, dan kebanyakan lagu itu sudah nempel dengan penyanyi aslinya. Jadi, untuk merombak lagulagu itu dengan gaya aku sendiri itu seperti tantangan buat diriku.
Bagaimana Anda melihat persaingan di industri musik Indonesia?
Saya justru senang dengan hadirnya penyanyi muda bertalenta yang umurnya masih muda. Mereka punya kemampuan, seperti Raisa, Agnes Monica, dan penyanyi yang lahir dari ajang pencarian bakat seperti Angel Pieter dan Citra Scholastika. Kehadiran mereka semakin memberikan motivasi untuk terus berkarya lebih baik lagi.
Rencana ke depan setelah sukses dengan album dan meraih Muri?
Sebagai penyanyi, pastinya aku harus bikin album dan nyanyi sebagusbagusnya. Aku bermimpi suatu saat bisa menggelar konser tunggal. Itu memang menjadi impian para penyanyi. Setiap penghargaan yang aku dapatkan, itu sudah kaya bonus yang dikasih Tuhan. Untuk rencana pribadi, aku akan menikah, tapi aku belum bisa memberikan banyak komentar untuk hal ini. Aku mohon doa restu semua teman-teman media, semoga semua berjalan dengan lancar. Amin.
Thomasmanggalla
(bbg)