Program Makanan Tambahan Anak Sekolah Kembali Dihidupkan

Senin, 16 Maret 2015 - 21:15 WIB
Program Makanan Tambahan...
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah Kembali Dihidupkan
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menghidupkan kembali Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMTAS). PMTAS akan memberi sarapan sehat yang diperlukan bagi anak sekolah.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, PMTAS berakhir pada 2011 lalu dan 2015 ini akan dia hidupkan kembali. Menurut Anies, 40 % anak sekolah ketika berangkat sekolah tidak sarapan. Padahal mereka sangat membutuhkan asupan yang cukup untuk hidup sehat. Dari fenomena itu, sekolah dapat berperan dalam menerapkan hidup sehat bagi anak didiknya. "PMTAS akan kami hidupkan kembali karena Anak itu butuh sarapan untuk menunjang kegiatan kesehariannya," papar dia di Jakarta, Senin (16/3).

Menurut Anies, untuk mewujudkan kembali PMTAS ini harus ada kerjasama lintas kementerian karena dia mengaku tidak bisa bekerja sendiri. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menunjuk Kementerian Kesehatan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk bersinergi menyediakan sarapan sehat diseluruh sekolah.

Sementara itu, Indofood mendukung gerakan sarapan sehat bagi anak sekolah. GM Corporate Communication PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan, pihaknya mengadakan kampanye Sarapan Sehat dan Jajanan Aman Menuju Generasi Sehat Berprestasi untuk 12.000 siswa dan 500 guru di 70 SD di 10 kabupaten kota. Sasarannya adalah di Banyumas, Bantul, Sidoarjo, Gresik, Bangkalan, Malang, Bogor, Bandung, Depok dan Semarang. "Pendidikan sarapan sehat penting dilakukan. Selain itu sekolah harus tahu pentingnya sarapan sehat dan jajanan aman," kata dia di SDN 01 Lembang.

Stefanus mengatakan, Indonesia masih mengalami permasalahan gizi ganda yakni kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi disemua umur dan jenis kelamin. Berdasarkan data, jelasnya, pada anak usia 5-12 tahun prevalensi anak yang mengalami kurus, pendek dan gemuk berturut-turut adalah 11,2 %, 30,7 % dan 18,8 %. Selain itu juga terdapat masalah kekurangan vitamin dan mineral serta masalah keamanan pangan terutama pangan jajanan anak sekolah. Dia menekankan, Indofood turut berkomitmen mendukung pembangunan gizi bagi bangsa melalui inovasi produk maupun kegiatan sosial kemasyarakatan semacam ini.

Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) Hardinsyah sangat setuju jika PMTAS akan dihidupkan kembali. Bahkan dia mendapatkan informasi bahwa PMTAS akan dimulai pada awal semester depan oleh pemerintah. Dia mengungkapkan, pada Februari lalu pihaknya memang bertemu Anies untuk membahas PMTAS ini. "Pak Menteri memang menanyakan usulan kami tentang PMTAS. Kami sangat mendukung PMTAS ini karena baik untuk gizi anak-anak," ujar Hardiansyah.

Dosen Gizi IPB ini menerangkan, PMTAS perlu disempurnakan yakni harus diberikan pada pukul 07.30 waktu setempat dan bukan 09.30 seperti dulu. Sebab sarapan yang baik adalah diberikan sebelum pukul 09.00. Menu sarapan juga harus mencukup kebutuhan gizi harian seperti karbohidrat, protein yang bisa didapat dari tahu tempe, sayuran atau buah dan minum susu atau paling tidak air putih saja juga cukup.

Hardinsyah menjelaskan, 70% siswa sarapan tetapi belum memenuhi gizi sarapan sehat. Sebanyak 30% bahkan kesekolah tanpa sarapan. Padahal sarapan itu penting karena ketika malam meski sedang tidur namun tubuh mengeluarkan 80 gizi tubuh kita. Oleh karena itu ketika siswa sampai disekolah pun terjadi penurunan kerja otak yang menyebabkan hilangnya mood belajar, tidak fokus atau konsentrasi menurun. Kemudian penelitian menyebutkan, anak yang tidak sarapan dalam jangka panjang akan menurun daya ingatnya dan tidak berprestasi.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1134 seconds (0.1#10.140)