Berjaya di Negeri Orang
A
A
A
Cukup banyak restoran atau warung makan Indonesia di Singapura. Pemiliknya entah orang asal Indonesia yang lahir dan besar di Singapura, permanen residen, ataupun warga lokal.
Fiona salah seorang warga setempat yang membawa keragaman masakan Nusantara ke negaranya. Berlokasi di Tanjong Pagar Road, restoran dua lantai bernama Cumi Bali ini memiliki banyak varian masakan Indonesia. Di samping disediakan buku menu, pembeli juga bisa langsung memilih makanan yang diinginkan di meja display. Cumi Bali memang andalannya.
Cumi yang cukup besar rasanya manis dan kenyal menjadi kelebihan restoran ini. Menu lain cendol, ikan bakar, rendang kambing, sambal belacan, sambal balado, sayur lodeh, ketan hitam, rendang sapi, dan sebagainya. ”Untuk sate Madura, saya modifikasi sedikit. Sengaja saya buat potongan daging ayamnya besar agar lebih puas, untuk menyantapnya satu orang bisa ambil satu potongan dagingnya,” papar wanita keturunan Tionghoa itu.
Sate memang banyak disukai warga Singapura. Penganan ini pula yang menjadi jualan Gunawan pemilik Warung Sudi Mampir. Setiap hari sedikitnya 3.000 tusuk sate hasil racikan pria yang sudah cukup berumur ini ludes terjual. Gunawan mewarisi usaha sate sang ayah, Baajoan, yang sudah berjualan sejak zaman pendudukan Jepang di Singapura. Dahulu hanya disediakan tiga macam sate, yakni kambing, ayam, dan sapi.
Namun, seiring waktu pilihannya menjadi bertambah, ada sate babat dan hati. ”Sempat jualan sate usus dan bagian perut sapi lain, tapi sekarang mendapatkannya semakin susah, jadi sudah tidak lagi,” kata Gunawan ketika ditemui di Pasar Haig Road, Singapura. Babat menempati urutan teratas sate yang paling laris.
Kendati serupa dengan hidangan sate lain di negara tersebut, pria yang keluarganya asli Solo ini mengaku mempunyai resep rahasia yang ditambahkan ke dalam saus kacang racikannya sehingga begitu sedap.
Sri noviarni
Fiona salah seorang warga setempat yang membawa keragaman masakan Nusantara ke negaranya. Berlokasi di Tanjong Pagar Road, restoran dua lantai bernama Cumi Bali ini memiliki banyak varian masakan Indonesia. Di samping disediakan buku menu, pembeli juga bisa langsung memilih makanan yang diinginkan di meja display. Cumi Bali memang andalannya.
Cumi yang cukup besar rasanya manis dan kenyal menjadi kelebihan restoran ini. Menu lain cendol, ikan bakar, rendang kambing, sambal belacan, sambal balado, sayur lodeh, ketan hitam, rendang sapi, dan sebagainya. ”Untuk sate Madura, saya modifikasi sedikit. Sengaja saya buat potongan daging ayamnya besar agar lebih puas, untuk menyantapnya satu orang bisa ambil satu potongan dagingnya,” papar wanita keturunan Tionghoa itu.
Sate memang banyak disukai warga Singapura. Penganan ini pula yang menjadi jualan Gunawan pemilik Warung Sudi Mampir. Setiap hari sedikitnya 3.000 tusuk sate hasil racikan pria yang sudah cukup berumur ini ludes terjual. Gunawan mewarisi usaha sate sang ayah, Baajoan, yang sudah berjualan sejak zaman pendudukan Jepang di Singapura. Dahulu hanya disediakan tiga macam sate, yakni kambing, ayam, dan sapi.
Namun, seiring waktu pilihannya menjadi bertambah, ada sate babat dan hati. ”Sempat jualan sate usus dan bagian perut sapi lain, tapi sekarang mendapatkannya semakin susah, jadi sudah tidak lagi,” kata Gunawan ketika ditemui di Pasar Haig Road, Singapura. Babat menempati urutan teratas sate yang paling laris.
Kendati serupa dengan hidangan sate lain di negara tersebut, pria yang keluarganya asli Solo ini mengaku mempunyai resep rahasia yang ditambahkan ke dalam saus kacang racikannya sehingga begitu sedap.
Sri noviarni
(bbg)