Dua Pasang Hati

Kamis, 16 April 2015 - 08:39 WIB
Dua Pasang Hati
Dua Pasang Hati
A A A
Prologue 9 tahun lalu... Lara berlari sekuat tenaga sambil menahan tangisnya yang sebentar lagi akan pecah. Ia tidak menyangka kalau Feli, sahabatnya sejak SMP itu, dengan teganya menggoyahkan kepercayaannya.

Tahu, apa yang dilakukannya? Ia mencium mesra, Keenan di lapangan belakang sekolah. Cowok itu tampak larut dalam kebahagiaan saat Feli membalas ciuman hangat yang baru saja diberikannya. Tangan Keenan meraih puncak kepala Feli lalu mengelusnya dengan lembut. Beberapa detik kemudian, mata mereka beradu pandang dengan sangat mesra, dan tersenyum bersama lagi.

Jadi ini... hadiah terindah yang diterima Lara, tepat di hari ulang tahunnya yang ke 17? Dikhianati oleh dua orang yang benar-benar ia percaya dan sayangi. Lara bersumpah kepada dirinya sendiri untuk tidak memaafkan dua anak manusia sampah tersebut, sampai kapan pun. Keenan-terutama, cowok yang memiliki usia cukup jauh darinya itu, adalah pria yang tengah dijodohkan dengannya.

Jelas-jelas Lara sangat mencintai pria itu, walaupun ia bukanlah sosok yang diidamkan Lara-romantis, perhatian dan penyayang. Sebaliknya, Keenan adalah cowok yang sangat dingin dan ketus pada Lara. Keenan Bagaskara, pria berusia dua puluh tiga tahun, yang baru akan menyelesaikan pendidikan kedokteran, ialah anak dari sahabat ibunya Lara, sewaktu beliau masih bekerja di sebuah perusahaan ternama.

Orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan anak pertama mereka masing-masing. Awalnya Lara menolak perjodohan itu, karena dia masih terlalu kecil untuk dijodohkan. Ditambah lagi, dua sahabatnya Tanya dan Patrice terus meledeknya The Siti Nurbaya , karena ia masih dijodohkan pada umur segini. Namun, Lara tak kuasa melihat ketampanan Keenan, ketika mereka pertama kali berjumpa.

Bukan hanya ketampanan Keenan yang membuatnya jatuh cinta. Tapi, Keenan juga pintar. Gimana nggak? Dia adalah salah satu mahasiswa kedokteran di Universitas Felicitas yang ternama di Jakarta. Kedengarannya, cowok tampan berambut short spike kecokelatan itu, diterima di Felicitas dengan jalur prestasi, alias tanpa tes.

Keenan juga menjuarai beberapa olimpiade olahraga, seperti renang, bulu tangkis dan basket. Nggak heran cowok ini bertubuh seperti Monas, menjulang tinggi. Secara fisik, Keenan benar-benar tipe ideal Lara, tapi kalo sifat... euh, sebenarnya nggak termasuk sih. Karena dia tipe cowok yang sangat serius, berbanding terbalik dengan Lara yang ceria dan bawel. Bagi Lara, semua itu nggak masalah.

Dia tetap berjuang agar Keenan meliriknya. Usaha pertamanya dimulai dengan mempelajari semua kesukaan Keenan; nonton film horor, basket, renang, dan... memasak. Hal yang tadinya paling nggak mau disentuhnya; dapur. Namun demi kepentingan Keenan, Lara rela belajar masak dari mamanya. Malah, dapat bantuan dari ibunda Keenan, yang ngebocorin apa makanan kesukaannya, yaitu... nasi goreng petai. Weird isn’t?

Cowok dengan wajah rupawan itu sangat menyukai makanan yang mungkin dijauhi beberapa orang, karena akan sangat menyebabkan bau nafas. Namun kini... semua usahanya sia-sia, karena ulah Feli, sobat SMPnya yang dipercayanya untuk membantu pendekatan Lara dan Keenan. Dia merebut Keenan begitu saja, pantas sangat susah bagi Lara untuk bertemu dengan Keenan, belakangan ini.

Terlebih lagi, Lara merasa sejak Feli diperkenalkan dengan Keenan, cowok itu malah semakin menjauh. So, that was the answer. They were dating . Hati Lara begitu terluka melihat pemandangan yang paling memuakkan baginya kala itu. Nggak ada lagi deh, yang namanya jodohjodohan. Jangankan perjodohan, dia sudah nggak percaya lagi dengan cinta-cintaan. Baginya sangat menyakitkan!

bersambung
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0781 seconds (0.1#10.140)