Pentingnya Ayah Ikut Merawat si Kecil
A
A
A
MERAWAT anak bukan monopoli tugas ibu. Ayah pun harus punya andil yang sama. Itu karena penelitian menunjukkan bahwa bayi yang memperoleh perawatan dari sang ayah sejak masa kelahirannya akan tumbuh dengan kestabilan emosi yang lebih baik serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan sosial yang maksimal.
Kini bukan zamannya lagi ayah menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab merawat anak kepada ibu. Memang ayah punya tugas mencari nafkah di luar rumah dan tak bisa setiap saat berada di samping si kecil. Namun, itu bukan berarti ayah boleh lepas tangan begitu saja dalam merawat anak. Menurut praktisi Neurosains Terapan Anne Gracia, peran aktif seorang ayah dalam merawat si kecil sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memaksimalkan potensi perkembangan anak pada usia 0-4 tahun, yang notabene merupakan masa emas pertumbuhannya.
Pada masa ini orang tua harus memaksimalkan perkembangan kematangan sistem saraf pusat dan tujuh sistem sensorik anak bila ingin memiliki keturunan yang kelak punya kecerdasan majemuk. Ketujuh sistem sensorik itu meliputi taktil (perabaan/sentuhan), vestibular (keseimbangan), proprioseptif (gerak antarsendi), penciuman, visual, auditori (pendengaran), dan pengecapan. Nah, dari tujuh sistem sensorik tersebut, lima di antaranya memerlukan stimulasi tambahan dari ayah, yakni taktil, vestibular, proprioseptif, auditori, dan penciuman.
Anne mengatakan, penelitian telah membuktikan bahwa bayi yang memperoleh perawatan dari sang ayah sejak masa kelahirannya akan tumbuh dengan kestabilan emosi yang lebih baik, memiliki kepercayaan diri saat bergaul dalam lingkungannya, dan tumbuh dengan kemampuan sosial yang maksimal. Pada usia 0-6 bulan pertama, bayi yang kerap mendapatkan perawatan dari sang ayah terbukti pula memiliki nilai perkembangan motorik yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak memperoleh perawatan dari ayahnya.
Perawatan yang bisa dilakukan ayah, di antaranya memijat dan menggendong bayi. “Sentuhan ayah diperlukan untuk menstimulasi taktik anak. Jadi, tidak perlu takut karena proses awal yang penting di sini adalah identifikasi,” papar Anne dalam talkshow sekaligus peluncuran kampanye “Suamiku, Ayah Luar Biasa” yang digelar produsen produk perawatan bayi Zwitsal di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bayi jangan cuma dikenalkan pada satu identitas, yaitu sentuhan ibunya, melainkan harus lengkap. Ada sentuhan lembut yang didapat dari ibu, sementara sentuhan dengan tekanan dari ayah juga didapat. Sentuhan ayah ini bisa dimaknai sebagai sikap tegas si ayah. Bayi jadi tahu kalau dia punya pelindung, yaitu ayahnya. “Jangan kita menilai, bayi disentuh ayahnya lalu menangis garagara tak nyaman dengan tangan kasar ayah. Tangisan itu justru merupakan pernyataan bayi, hei, ini sentuhan yang berbeda. I love you ayah,” ujarnya.
Perbedaan ayah dan ibu juga dapat diidentifikasi melalui suara mereka. Frekuensi suara pria dan wanita sangatlah berbeda. Suara wanita, Anne menyebutkan, biasanya melengking, sementara pria lebih rendah. Begitu pun dengan bau atau aroma. Perbedaan aroma ayah dan ibu dapat menstimulasi penciuman si kecil. Begitu pun saat ayah berbicara, si anak mulai mengenal suara ayahnya sehingga menimbulkan sensasi berbeda pada “rumah siput” telinga anak.
“Suara ayah dan ibu akan menstimulasi sistem auditori bayi. Karenanya, bayi perlu mendengar nada bicara ayah dan ibunya yang berbeda sehingga balance ,” ujar Anne. Selain menyentuh melalui gendongan dan mengajak bayi berbicara guna menstimulasi sistem auditori si kecil, ayah juga bisa ikut andil merawat bayi dengan cara menyuapi ataupun memandikannya.
Manfaat dari kegiatan memandikan, misalnya, selain meningkatkan kedekatan emosional antara ayah dan bayi, sekaligus dapat menstimulasi sistem vestibular si buah hati sehingga kelak memiliki kemampuan keseimbangan yang mumpuni. Kegiatan memandikan bayi ini rupanya selalu dibiasakan artis Dian Sastrowardoyo kepada sang suami, Indraguna Sutowo.
Tiap minggu Indra kerap diminta Dian untuk memandikan kedua anak mereka, Shailendra dan Ishana. Dian sadar, peran ayah dan ibu dalam merawat anak sangat penting agar kematangan sistem-sistem sensorik si buah hati terjadi secara maksimal. Kematangan sistem sensorik inilah yang bakal menjadikan anak tumbuh dengan kecerdasan majemuk, yang terdiri atas kecerdasan berbahasa, logika, ruang (spatial), motorik dan kinestetik, musik, intrapersonal, serta interpersonal.
Menurut Dian, kecerdasan majemuk yang diharapkan kelak dicapai seorang anak belum terlihat pada kedua buah hatinya yang masih berusia balita. Namun, artis berusia 33 tahun ini merasa anak-anaknya kini tumbuh menjadi sosok yang ceria dan tidak pernah rewel.
Titi s apridawaty
Kini bukan zamannya lagi ayah menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab merawat anak kepada ibu. Memang ayah punya tugas mencari nafkah di luar rumah dan tak bisa setiap saat berada di samping si kecil. Namun, itu bukan berarti ayah boleh lepas tangan begitu saja dalam merawat anak. Menurut praktisi Neurosains Terapan Anne Gracia, peran aktif seorang ayah dalam merawat si kecil sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memaksimalkan potensi perkembangan anak pada usia 0-4 tahun, yang notabene merupakan masa emas pertumbuhannya.
Pada masa ini orang tua harus memaksimalkan perkembangan kematangan sistem saraf pusat dan tujuh sistem sensorik anak bila ingin memiliki keturunan yang kelak punya kecerdasan majemuk. Ketujuh sistem sensorik itu meliputi taktil (perabaan/sentuhan), vestibular (keseimbangan), proprioseptif (gerak antarsendi), penciuman, visual, auditori (pendengaran), dan pengecapan. Nah, dari tujuh sistem sensorik tersebut, lima di antaranya memerlukan stimulasi tambahan dari ayah, yakni taktil, vestibular, proprioseptif, auditori, dan penciuman.
Anne mengatakan, penelitian telah membuktikan bahwa bayi yang memperoleh perawatan dari sang ayah sejak masa kelahirannya akan tumbuh dengan kestabilan emosi yang lebih baik, memiliki kepercayaan diri saat bergaul dalam lingkungannya, dan tumbuh dengan kemampuan sosial yang maksimal. Pada usia 0-6 bulan pertama, bayi yang kerap mendapatkan perawatan dari sang ayah terbukti pula memiliki nilai perkembangan motorik yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak memperoleh perawatan dari ayahnya.
Perawatan yang bisa dilakukan ayah, di antaranya memijat dan menggendong bayi. “Sentuhan ayah diperlukan untuk menstimulasi taktik anak. Jadi, tidak perlu takut karena proses awal yang penting di sini adalah identifikasi,” papar Anne dalam talkshow sekaligus peluncuran kampanye “Suamiku, Ayah Luar Biasa” yang digelar produsen produk perawatan bayi Zwitsal di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bayi jangan cuma dikenalkan pada satu identitas, yaitu sentuhan ibunya, melainkan harus lengkap. Ada sentuhan lembut yang didapat dari ibu, sementara sentuhan dengan tekanan dari ayah juga didapat. Sentuhan ayah ini bisa dimaknai sebagai sikap tegas si ayah. Bayi jadi tahu kalau dia punya pelindung, yaitu ayahnya. “Jangan kita menilai, bayi disentuh ayahnya lalu menangis garagara tak nyaman dengan tangan kasar ayah. Tangisan itu justru merupakan pernyataan bayi, hei, ini sentuhan yang berbeda. I love you ayah,” ujarnya.
Perbedaan ayah dan ibu juga dapat diidentifikasi melalui suara mereka. Frekuensi suara pria dan wanita sangatlah berbeda. Suara wanita, Anne menyebutkan, biasanya melengking, sementara pria lebih rendah. Begitu pun dengan bau atau aroma. Perbedaan aroma ayah dan ibu dapat menstimulasi penciuman si kecil. Begitu pun saat ayah berbicara, si anak mulai mengenal suara ayahnya sehingga menimbulkan sensasi berbeda pada “rumah siput” telinga anak.
“Suara ayah dan ibu akan menstimulasi sistem auditori bayi. Karenanya, bayi perlu mendengar nada bicara ayah dan ibunya yang berbeda sehingga balance ,” ujar Anne. Selain menyentuh melalui gendongan dan mengajak bayi berbicara guna menstimulasi sistem auditori si kecil, ayah juga bisa ikut andil merawat bayi dengan cara menyuapi ataupun memandikannya.
Manfaat dari kegiatan memandikan, misalnya, selain meningkatkan kedekatan emosional antara ayah dan bayi, sekaligus dapat menstimulasi sistem vestibular si buah hati sehingga kelak memiliki kemampuan keseimbangan yang mumpuni. Kegiatan memandikan bayi ini rupanya selalu dibiasakan artis Dian Sastrowardoyo kepada sang suami, Indraguna Sutowo.
Tiap minggu Indra kerap diminta Dian untuk memandikan kedua anak mereka, Shailendra dan Ishana. Dian sadar, peran ayah dan ibu dalam merawat anak sangat penting agar kematangan sistem-sistem sensorik si buah hati terjadi secara maksimal. Kematangan sistem sensorik inilah yang bakal menjadikan anak tumbuh dengan kecerdasan majemuk, yang terdiri atas kecerdasan berbahasa, logika, ruang (spatial), motorik dan kinestetik, musik, intrapersonal, serta interpersonal.
Menurut Dian, kecerdasan majemuk yang diharapkan kelak dicapai seorang anak belum terlihat pada kedua buah hatinya yang masih berusia balita. Namun, artis berusia 33 tahun ini merasa anak-anaknya kini tumbuh menjadi sosok yang ceria dan tidak pernah rewel.
Titi s apridawaty
(ars)