Merawat Kulit dengan Kamera UV

Senin, 27 April 2015 - 09:04 WIB
Merawat Kulit dengan...
Merawat Kulit dengan Kamera UV
A A A
MENDETEKSI kerusakan kulit akibat sinar yang tidak terlihat, kini bisa dibantu dengan pendekatan unik menggunakan teknologi kamera ultraviolet (UV).

Kampanye “Enjoy The Sunshine Goodness” berupaya mengungkap kerusakan tak terlihat pada kulit akibat sinar UV secara nyata, sekaligus memberikan solusi perlindungannya dengan anjuran pengaplikasian produk yang mengandung SPF.

Thomas Leveritt, seniman dan fotografer asal Inggris, menerapkan teknologi kamera UV untuk memvisualkan sisi UV yang tak terlihat dari sinar matahari, serta yang tak tertangkap mata dan kamera biasa. Teknologi ini mampu menghasilkan gambar UV melalui metode peningkatan pigmentasi kulit sehingga dalam pencahayaan normal kulit cerah tampak sangat pucat, sedangkan kulit gelap terlihat semakin kelam. Dengan demikian, kondisi real kulit manusia terungkap apa adanya, termasuk ihwal spotty pigmentation yang menandakan kemungkinan kerusakan akibat sinar UV.

“Thomas Leveritt secara nyata menangkap reaksi spontan khalayak saat mengetahui adanya kerusakan tak terlihat di kulit mereka di balik kamera UV,” tutur Holger Welters, President Director PT Beiersdorf Indonesia dalam kampanye Nivea, “Enjoy The Sunshine Goodness”, di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (23/4) lalu. Menurut dr Abraham Arimuko MARS FINSDV FAADV, dermatologis dan salah satu pengurus aktif Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), mengatakan bahwa pada dasarnya paparan sinar matahari berfungsi untuk membantu menstimulasi sistem imun tubuh dan pembentukan vitamin D.

Namun, paparan radiasi UV juga berkontribusi paling banyak terhadap kerusakan dini kulit. “Efek samping yang paling ditakutkan setiap orang adalah kanker kulit dengan kemungkinan 90%. Namun, tahap sebelumnya, sinar UV dapat membuat kulit kering, kusam sehingga menyebabkan dermatitis atau eksim, dan iritasi,” kata pria yang akrab disapa dr Ari tersebut.

Namun , kesadaran masyarakat Indonesia akan bahaya radiasi sinar UV masih kurang. Berdasarkan hasil penelitian Nivea, hanya 60% yang peduli terhadap bahaya sinar matahari. “Selain itu, kurang 50% dari mereka yang memakai sun block atau tabir surya untuk kegiatan sehari-hari. Biasanya, tabir surya digunakan saat berkegiatan di luar saja,” kata Marketing Manager Nivea Skin Care Yulias Rachmatika. Dokter Ari juga menambahkan, “Ada tabir surya dengan kandungan SPF tinggi, namun bertekstur lengket dan berminyak yang justru memicu tumbuhnya jerawat, serta membuat orang merasa tidak nyaman,” katanya.

Untuk itulah, dr Ari mengimbau untuk pemakaian tabir surya sebaiknya dilakukan setiap hari sesuai dengan kadar SPF yang dibutuhkan. Artinya, bila tidak memiliki banyak kegiatan di luar ruangan, SPF 20 sampai 30 sudah cukup melindungi kulit. Namun bila tengah berlibur ke pantai, sebaiknya gunakan sunscreen khusus yang antiair dengan SPF 30 sampai 60. “Pemakaian tabir surya dibiasakan setelah mandi, namun berikan jeda waktu untuk membuat lapisan film kulit agar lebih meresap dan terlindungi,” kara dr Ari.

Senada dengan dr Ari, Amy Wirabudi, Beauty Expert & Fashion Image Consultant, mengatakan bahwa kulit juga harus dirawat demi mempertahankan tampilan estetika yang sehat alami sepanjang usia. Untuk mendapatkannya, diperlukan perawatan kulit yang tepat, termasuk penggunaan produk pelindung dari bahaya sinar UV. “Perempuan ditakdirkan memiliki porsi concern terhadap kecantikan dan kesehatan yang lebih besar ketimbang laki-laki,” ujar Amy.

Saat ini teknologi kamera UV tidak hanya mengungkapkan bagaimana sinar matahari dapat mengubah kulit, juga mengungkap betapa mudahnya meminimalkan bahaya sinar UV dengan memilih produk pelindung kulit yang tepat. “Dengan menggunakan teknologi kamera UV, sebagai salah satu tool kampanye Enjoy The Sunshine Goodness,” kata Yulia.

Dwi nur ratnaningsih
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1294 seconds (0.1#10.140)