Kiprah Nyata Kartini Masa Kini
A
A
A
SUDAHsaatnya segala aktivitas dan kegiatan wanita didukung karena banyak potensi perubahan berada di tangannya. Saat ini sudah banyak organisasi yang digerakkan langsung oleh peran wanita.
Sebagai bentuk dukungan terhadap emansipasi dan pemberdayaan perempuan Indonesia, Purna Paskibraka Indonesia (PPI) DKI Jakarta menyelenggarakan acara dengan tajuk Kartini Movement, di Jakarta, Minggu (26/4). Sebanyak 25 wanita hadir sebagai representasi Kartini masa kini dari berbagai bidang, meliputi kewirausahaan, gerakan sosial, seni budaya, adibusana, media, dan jurnalistik.
”Acara ini bukan hanya memperingati jasa-jasa Ibu Kartini pada masa lalu, melainkan untuk terus memelihara citacita beliau untuk membentuk profil perempuan Indonesia untuk meraih pendidikan tinggi, serta berperan strategis dalam kehidupan publik,” kata Happy Djarot Saiful Hidayat, Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW), sekaligus istri wakil gubernur DKI Jakarta.
Kartini Movement dikemas dalam bentuk serangkaian acara, di antaranya talkshow, fashion show , dan amal dengan mendukung gerakan Dunia Nina ”Bracelet of HOPE”. Tujuan yang ingin dicapai, yaitu dapat menularkan inspirasi, mewariskan semangat, teladan, dan praktik cerdas di berbagai bidang kepada generasi muda, terutama kaum wanita. ”Perempuan Indonesia yang sukses adalah yang mampu membawa perubahan dan berhasil memberdayakan orang lain,” kata Armijn N Soedjati, Wakil Ketua III PPI DKI Jakarta.
Selain itu, wanita harus dapat memberi kontribusi positif bagi lingkungan di sekitarnya dan tetap menjaga nilai-nilai keputrian dalam keluarga dan masyarakat. Kemajuan teknologi saat ini tak luput dari perkembangan media massa dan jurnalistik. Ternyata, perempuan mampu terlibat dalam dunia jurnalisme. Pembahasan tentang kekuatan jurnalisme di tangan perempuan tak luput dari rangkaian acara Kartini Movement yang dibawakan oleh Affi Assegaf dan Fira Basuki yang menceritakan pengalaman menarik mereka.
Selain jurnalistik, tanpa dimungkiri kaum perempuan mampu terjun langsung ke dalam dunia bisnis. Ini terlihat dari kisah sukses yang disampaikan beberapa wanita karier lewat talkshow bertajuk ”Wirausahawan Wanita Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Meningkatkan Kualitas Generasi Mendatang ”. Mereka adalah Dewi Arimbi Soeharto, Karina Salim, Caesa Ciptami, dan Kerenina Sunny Halim.
”Bisnis harus dijalani dengan hati dan akal. Jatuh bangun justru harus jadi pemicu untuk lebih kreatif dan maju. Demikian pesan Dewi Arimbi dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi). Dalam perkembangan bisnis yang kian pesat, tentu tak bisa lepas lewat peran perkembangan media digital. Perkembangan industri harus didukung perkembangan teknologi. Dian Noeh Abubakar pun turut mengamini pernyataan tersebut. Menurut dia, jika ingin meraih kesuksesan, maka harus diimbangi dengan pengetahuan media digital. ”Kita tidak bisa lepas dari itu semua. Kita juga dituntut untuk lebih kreatif,” kata Dian.
Banyak sekali kehidupan wanita yang terjebak dalam gaya hidup tidak sehat yang juga berdampak buruk pada wanita, terutama kanker. ”Lewat program ini, kami ingin membangun solidaritas dalam menghadapi masalah apa pun dan bangkit ke arah yang lebih positif,” kata Wulan Guritno, salah satu duta Bracelet of HOPE. Pada kesempatan itu, Samantha Barbara turut berbagi cerita tentang yayasan untuk penderita kanker, yakni ”Love Pink Indonesia” lewat talkshow bertajuk ”Kontribusi Perempuan pada Masyarakat melalui Kegiatan Sosial”.
Setiap wanita harus melakukan tindakan sadari, yakni mengecek payudara secara rutin untuk menghindari dan melakukan tindakan dini jika kanker mulai terdeteksi,” pesan Samantha, yang juga merupakan ibunda dari Chelsea Islan. Untuk pembahasan mengenai diplomasi Indonesia melalui seni dan budaya disampaikan oleh Sendy Dede Yusuf, Atilah Soeryadjaya, Aylawati Sarwono, Renitasari Adrian, dan Maudy Koenaedi. Rangkaian acara Kartini Movement ini ditutup dengan fashion show oleh LEKAT yang hadir dengan tema ”Persepctive dan The Old/Journey to the Nomad ”.
Koleksi yang diperagakan merupakan tekstil tradisional tenunan suku Baduy yang dikreasikan secara inovatif dalam berbagai bentuk. Melalui serangkaian teknik tailoring terpilih, LEKAT mengubah fashion sebagai saksi waktu, menarasikannya melalui setiap koleksi, kosakata masa lalu, nomaden untuk berbicara dengan bernas pada masa kini bagi masa depan budaya.
”Melalui acara ini, kami tidak hanya memberi pengakuan terhadap aktualisasi diri perempuan Indonesia masa kini, lebih jauh PPI DKI Jakarta selalu menjadi panutan bagi organisasi kepemudaan lainnya,” tutur Armijn.
Larissa huda
Sebagai bentuk dukungan terhadap emansipasi dan pemberdayaan perempuan Indonesia, Purna Paskibraka Indonesia (PPI) DKI Jakarta menyelenggarakan acara dengan tajuk Kartini Movement, di Jakarta, Minggu (26/4). Sebanyak 25 wanita hadir sebagai representasi Kartini masa kini dari berbagai bidang, meliputi kewirausahaan, gerakan sosial, seni budaya, adibusana, media, dan jurnalistik.
”Acara ini bukan hanya memperingati jasa-jasa Ibu Kartini pada masa lalu, melainkan untuk terus memelihara citacita beliau untuk membentuk profil perempuan Indonesia untuk meraih pendidikan tinggi, serta berperan strategis dalam kehidupan publik,” kata Happy Djarot Saiful Hidayat, Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW), sekaligus istri wakil gubernur DKI Jakarta.
Kartini Movement dikemas dalam bentuk serangkaian acara, di antaranya talkshow, fashion show , dan amal dengan mendukung gerakan Dunia Nina ”Bracelet of HOPE”. Tujuan yang ingin dicapai, yaitu dapat menularkan inspirasi, mewariskan semangat, teladan, dan praktik cerdas di berbagai bidang kepada generasi muda, terutama kaum wanita. ”Perempuan Indonesia yang sukses adalah yang mampu membawa perubahan dan berhasil memberdayakan orang lain,” kata Armijn N Soedjati, Wakil Ketua III PPI DKI Jakarta.
Selain itu, wanita harus dapat memberi kontribusi positif bagi lingkungan di sekitarnya dan tetap menjaga nilai-nilai keputrian dalam keluarga dan masyarakat. Kemajuan teknologi saat ini tak luput dari perkembangan media massa dan jurnalistik. Ternyata, perempuan mampu terlibat dalam dunia jurnalisme. Pembahasan tentang kekuatan jurnalisme di tangan perempuan tak luput dari rangkaian acara Kartini Movement yang dibawakan oleh Affi Assegaf dan Fira Basuki yang menceritakan pengalaman menarik mereka.
Selain jurnalistik, tanpa dimungkiri kaum perempuan mampu terjun langsung ke dalam dunia bisnis. Ini terlihat dari kisah sukses yang disampaikan beberapa wanita karier lewat talkshow bertajuk ”Wirausahawan Wanita Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Meningkatkan Kualitas Generasi Mendatang ”. Mereka adalah Dewi Arimbi Soeharto, Karina Salim, Caesa Ciptami, dan Kerenina Sunny Halim.
”Bisnis harus dijalani dengan hati dan akal. Jatuh bangun justru harus jadi pemicu untuk lebih kreatif dan maju. Demikian pesan Dewi Arimbi dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi). Dalam perkembangan bisnis yang kian pesat, tentu tak bisa lepas lewat peran perkembangan media digital. Perkembangan industri harus didukung perkembangan teknologi. Dian Noeh Abubakar pun turut mengamini pernyataan tersebut. Menurut dia, jika ingin meraih kesuksesan, maka harus diimbangi dengan pengetahuan media digital. ”Kita tidak bisa lepas dari itu semua. Kita juga dituntut untuk lebih kreatif,” kata Dian.
Banyak sekali kehidupan wanita yang terjebak dalam gaya hidup tidak sehat yang juga berdampak buruk pada wanita, terutama kanker. ”Lewat program ini, kami ingin membangun solidaritas dalam menghadapi masalah apa pun dan bangkit ke arah yang lebih positif,” kata Wulan Guritno, salah satu duta Bracelet of HOPE. Pada kesempatan itu, Samantha Barbara turut berbagi cerita tentang yayasan untuk penderita kanker, yakni ”Love Pink Indonesia” lewat talkshow bertajuk ”Kontribusi Perempuan pada Masyarakat melalui Kegiatan Sosial”.
Setiap wanita harus melakukan tindakan sadari, yakni mengecek payudara secara rutin untuk menghindari dan melakukan tindakan dini jika kanker mulai terdeteksi,” pesan Samantha, yang juga merupakan ibunda dari Chelsea Islan. Untuk pembahasan mengenai diplomasi Indonesia melalui seni dan budaya disampaikan oleh Sendy Dede Yusuf, Atilah Soeryadjaya, Aylawati Sarwono, Renitasari Adrian, dan Maudy Koenaedi. Rangkaian acara Kartini Movement ini ditutup dengan fashion show oleh LEKAT yang hadir dengan tema ”Persepctive dan The Old/Journey to the Nomad ”.
Koleksi yang diperagakan merupakan tekstil tradisional tenunan suku Baduy yang dikreasikan secara inovatif dalam berbagai bentuk. Melalui serangkaian teknik tailoring terpilih, LEKAT mengubah fashion sebagai saksi waktu, menarasikannya melalui setiap koleksi, kosakata masa lalu, nomaden untuk berbicara dengan bernas pada masa kini bagi masa depan budaya.
”Melalui acara ini, kami tidak hanya memberi pengakuan terhadap aktualisasi diri perempuan Indonesia masa kini, lebih jauh PPI DKI Jakarta selalu menjadi panutan bagi organisasi kepemudaan lainnya,” tutur Armijn.
Larissa huda
(ars)