Hancurkan Bangunan Bersejarah
A
A
A
GEMPA berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) yang meluluhlantakkan Nepal pada Sabtu (25/4) pukul 11.41 waktu setempat, tak hanya menghilangkan ribuan nyawa. Puluhan peninggalan sejarah yang berusia berabad-abad pun harus lenyap bercampur debu dan puing-puing lainnya.
Beberapa candi atau kelenteng terkenal di Nepal dan sekitar Katmandu hancur tertutup berbagai material, seperti papan, kayu, dan puing-puing lainnya. Dilansir CNN , bangunan bersejarah yang hancur tak bersisa adalah Candi Agung Shiva dan kembarannya, Kuil Narayan, yang mendominasi di wilayah utama Katmandu, Durbar Square.
Sebagai informasi, sejak tahun 1960 hingga saat ini, banyak wisatawan, terutama kalangan backpacker dari Barat yang kerap melancong di rute legendaris di Katmandu tak pernah melewatkan menaiki Candi Shiva yang cukup berat. Setelah sampai di puncak, para pelancong bisa duduk di tempat yang teduh sambil melihat pemandangan di bawahnya. Sekarang dua candi itu telah lenyap ditelan gempa bumi.
Saat ini pemandangan bangunan bersejarah telah tergantikan dengan sejumlah alat berat seperti buldoser yang sedang membersihkan puingpuing bangunan yang roboh. Masih di wilayah Durbar Square, Candi Sihva Parvati yang terbuat dari batu bata dan kayu, tempat bersemayamnya dewa Hindu Shiva dan permaisuri Parvati, dilaporkan selamat dari amukan gempa. Lalu, bagaimana dengan bangunan bersejarah di Lembah Katmandu?
Di sini beberapa candi, stupa, dan kuil lainnya yang dibangun dari bata merah ratusan tahun silam, untungnya hanya mengalami sedikit kerusakan dan tetap berdiri di samping beberapa bagian yang roboh atau hancur. Kubah putih bangunan bersejarah Boudhanath Stupa yang masih terletak di wilayah Lembah Katmandu, juga terlihat tetap tegak berdiri. Namun, stupa di dekatnya yang berukuran lebih kecil mengalami beberapa kerusakan. Kabar baik juga datang dari bangunan bersejarah lainnya di Kota Patan yang terletak di pinggiran Katmandu.
Bangunan-bangunan bersejarah di sini dilaporkan selamat dari gempa. Seperti Candi Sundari Chowk dan tiga bangunan suci, yakni batu abu-abu Krishna Mandir yang dipengaruhi Moul, bangunan yang berdiri sejak abad ke-17 Bishwa Nath Mandir dengan batu gajah yang besar di pintu masuk, dan candi berukuran kecil yang berada di dekatnya, Bimsen Mandi, yang dijuluki “dewa para pedagang”.
Padahal, Kota Patan ini diketahui mengalami kerusakan yang cukup mengerikan ketika beberapa bangunan bersejarah di pusat Durbar Square runtuh akibat gempa.
Susi susanti
Beberapa candi atau kelenteng terkenal di Nepal dan sekitar Katmandu hancur tertutup berbagai material, seperti papan, kayu, dan puing-puing lainnya. Dilansir CNN , bangunan bersejarah yang hancur tak bersisa adalah Candi Agung Shiva dan kembarannya, Kuil Narayan, yang mendominasi di wilayah utama Katmandu, Durbar Square.
Sebagai informasi, sejak tahun 1960 hingga saat ini, banyak wisatawan, terutama kalangan backpacker dari Barat yang kerap melancong di rute legendaris di Katmandu tak pernah melewatkan menaiki Candi Shiva yang cukup berat. Setelah sampai di puncak, para pelancong bisa duduk di tempat yang teduh sambil melihat pemandangan di bawahnya. Sekarang dua candi itu telah lenyap ditelan gempa bumi.
Saat ini pemandangan bangunan bersejarah telah tergantikan dengan sejumlah alat berat seperti buldoser yang sedang membersihkan puingpuing bangunan yang roboh. Masih di wilayah Durbar Square, Candi Sihva Parvati yang terbuat dari batu bata dan kayu, tempat bersemayamnya dewa Hindu Shiva dan permaisuri Parvati, dilaporkan selamat dari amukan gempa. Lalu, bagaimana dengan bangunan bersejarah di Lembah Katmandu?
Di sini beberapa candi, stupa, dan kuil lainnya yang dibangun dari bata merah ratusan tahun silam, untungnya hanya mengalami sedikit kerusakan dan tetap berdiri di samping beberapa bagian yang roboh atau hancur. Kubah putih bangunan bersejarah Boudhanath Stupa yang masih terletak di wilayah Lembah Katmandu, juga terlihat tetap tegak berdiri. Namun, stupa di dekatnya yang berukuran lebih kecil mengalami beberapa kerusakan. Kabar baik juga datang dari bangunan bersejarah lainnya di Kota Patan yang terletak di pinggiran Katmandu.
Bangunan-bangunan bersejarah di sini dilaporkan selamat dari gempa. Seperti Candi Sundari Chowk dan tiga bangunan suci, yakni batu abu-abu Krishna Mandir yang dipengaruhi Moul, bangunan yang berdiri sejak abad ke-17 Bishwa Nath Mandir dengan batu gajah yang besar di pintu masuk, dan candi berukuran kecil yang berada di dekatnya, Bimsen Mandi, yang dijuluki “dewa para pedagang”.
Padahal, Kota Patan ini diketahui mengalami kerusakan yang cukup mengerikan ketika beberapa bangunan bersejarah di pusat Durbar Square runtuh akibat gempa.
Susi susanti
(ftr)