Memilih Film Terfavorit

Sabtu, 02 Mei 2015 - 09:52 WIB
Memilih Film Terfavorit
Memilih Film Terfavorit
A A A
INDONESIAN Movie Awards (IMA) 2015 telah mengumumkan beberapa nominasi untuk dipilih masyarakat melalui voting SMS. Kategori film terfavorit menjadi salah satu yang disorot lantaran ditempati oleh film yang digandrungi masyarakat. Demikian dengan pemeran utama pria dan wanita.

Pada kategori pemeran utama wanita terfavorit, Atiqah Hasiholan akan bersaing dengan Acha Septriasa, Marsha Timothy, Dian Sastrowardoyo, dan Chelsea Islan. Dian Sastro berhasil memuaskan penggemarnya saat tampil kembali di film 7 Hari/24 Jam setelah vakum selama sekitar enam tahun dari panggung layar lebar. Tentu bukan lawan yang mudah bagi empat nominasi lain.

Nama Chelsea Islan juga patut diperhitungkan. Penampilannya mendapat sorotan saat membintangi film Di Balik 98 arahan Lukman Sardi. Film itu hampir ditonton sekitar 2 juta pasang mata. Sementara pada kategori pemeran utama pria terfavorit ditempati Chicco Jerikho, Abimana Aryasatya, Alfie Alfandy, Reza Rahadian, dan Alex Komang. Kategori pendatang baru terfavorit, yakni Jimmy Kobogau, Babeto Leutualy, HB Naveen, Sumarlin Beta, dan Adila Fitri.

Adapun, kategori yang paling mendapat perhatian adalah film terfavorit. Masyarakat bisa memilih Cahaya dari Timur Beta Maluku, 7 Hari 24 Jam, Di Balik 98, 3 Nafas Likas, Merry Riana, Pendekar Tongkat Emas, 99 Cahaya di Langit Eropa Part2, Strawberry Surprise, Nada untuk Asa, dan The Raid 2 Berandal . Tahun ini IMA memasukan 12 kategori yang dibagi menjadi dua, yaitu terbaik dan terfavorit.

Untuk juara terfavorit akan diserahkan kepada masyarakat Indonesia dengan voting SMS dan sudah bisa dimulai dari sekarang. Untuk kategori terbaik, penilaiannya dilakukan oleh dewan juri. Tentunya mereka yang ahli di bidangnya.

Adapun, 12 kategori yang dilombakan ini, yakni pemeran pria terbaik, pemeran wanita terbaik, pemeran pendukung pria terbaik, pemeran pendukung wanita terbaik, pemeran pendukung pria terfavorit, pemeran pendukung wanita terfavorit, pemeran anak-anak terbaik, pendatang baru terbaik, pendatang baru terfavorit, pasangan terbaik, soundtrack terfavorit, dan film terfavorit.

Untuk nominasi kategori terfavorit ini sudah bisa dilihat di situs resmi RCTI , di mana masyarakat juga bisa melakukan voting SMS untuk mendukung artis dan film favorit mereka. Selain itu, tahun ini akan ada Spesial Awards yang baru diadakan IMA , yaitu lifetime achievement award serta special award to Alex Komang .

Sementara hal-hal yang dinilai di IMA 2015 ini para juri hanya akan melihat akting dari para pemain saja, tidak peduli pada jalan cerita ataupun sinematografi atau unsur lain di luar akting. “Kami menilai akting mereka dalam film yang mereka mainkan. Yang paling kami lihat adalah yang paling menarik perhatian. Artinya, ketika seorang aktor atau aktris membawakan peran yang membuat kami lupa bahwa yang hadir di layar itu adalah si aktor tersebut. Misalnya kita nonton film Habibie (dan Ainun) misalnya, kami lupa bahwa itu adalah Reza Rahardian,” kata Jujur Prananto, salah satu juri IMA 2015 .

Tahun ini IMA hadir dengan tema “Golden Age”. Tema ini dipilih untuk merayakan ajang penghargaan bagi insan film Tanah Air yang sudah berjalan untuk kesembilan kalinya. Acara puncak akan disiarkan langsung RCTI pada Senin (18/5), tetapi sebelum itu, ajang penghargaan bagi insan film Tanah Air ini melakukan road show ke berbagai kampus bertajuk “Indonesian Movie Awards Goes to Campus”.

Setelah sukses menggelar road show di Universitas Jayabaya, belum lama road show juga digelar di kampus Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta. Dalam acara itu dihadirkan Emri Akbaril Syah, Aditya Gumay, Jujur Prananto, dan Lukman Sardi sebagai pembicara. Pada kesempatan itu para juri IMA 2015 yang didampingi Mathias Muchus dan Marchella Zalianty ini memaparkan penilaian film yang akan dinilai nanti.

Tentunya film yang sudah diputar di bioskop-bioskop Indonesia selama periode 1 Maret 2014 sampai 28 Februari 2015. Lukman Sardi, yang baru saja sukses menyutradarai film Di Balik 98 mengatakan, banyak sekali film-film Indonesia yang justru lebih sukses di luar negeri.

“Sebenarnya sudah banyak film-film Indonesia yang sangat bagus. Mereka hanya kurang terekspos. SDM kita sangat tidak kalah dengan yang di luar (negeri). Kita banyak sekali talenta-talenta yang bagus-bagus, bahkan orang luar pun mengakui hal itu,” kata Lukman. Namun, pria yang juga bermain di film 7 Hari/24Jam ini tidak memungkiri jika masih banyak hal yang harus dibenahi dalam dunia perfilman Indonesia.

“Nah, permasalahannya, bagaimana juga sebuah industri di sebuah negara itu akan berjalan dengan baik, dengan adanya regulasi yang baik atau ada peran dari pemerintah yang baik, mendukung industri tersebut. Industri film itu kalau bisa dijelaskan masih belum jadi industri yang benar-benar industri, makanya sekarang masih banyak namanya PH, masih production house ,” paparnya.

Fatturahman hakim
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2365 seconds (0.1#10.140)