Kho Ping Hoo: Bukek Siansu Jilid 13 Bagian 13

Selasa, 14 Maret 2017 - 18:00 WIB
loading...
Kho Ping Hoo: Bukek Siansu Jilid 13 Bagian 13
Bukek Siansu, karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo
A A A
Kho Ping Hoo, Bukek Siansu

Demikianlah, ketika Kaisar yang di iringkan Yauw Cui dan para pengawal memasuki kamar itu dengan sikap kasar, dia melihat selirnya yang tercinta itu memang benar duduk berdua dengan An Lu San, akan tetapi bukanlah berjina seperti yang dilaporkan Yauw Cui, melainkan sedang bicara urusan pertahanan!

"Hamba sedang mempelajari keadaan kekuatan pertahanan kita di utara dari An Lu San," antara lain Yang Kui Hui membela diri ketika Kaisar menyatakan kecurigaannya. "Paduka terlalu mempercaya mulut seorang wanita yang cemburu dan iri setengah mati kepada hamba."

Karena semua pengawal dan pelayan berada di kamar itu merupakan saksi yang kuat bahwa selir tercinta itu tidak bermain gila dengan putera angkatnya tentu Kaisar menjadi marah kepada Yauw Cui.

Selir muda ini mengerti bahwa dia berbalik kena fitnah oleh madunya yang lihai itu, maka maklum bahwa tidak ada lagi harapan baginya, dia menudingkan telunjuknya kepada Yang Kui Hui sambil berteriak nyaring, "Kau wanita iblis! Karena engkaulah kerajaan ini menjadi hancur!" Dan sebelum para pengawal yang di perintah oleh Kaisar yang marah-marah itu sempat menangkapnya, Yauw Cui lari dan membeturkan kepalanya di dinding kamar itu sehingga kepalanya pecah dan dia tewas di saat itu juga!

Tentu saja pada hari berikutnya, ada seorang pelayan yang menerima hadiah banyak sekali dari Yang Kui Hui, yaitu pelayan yang membisikinya semalam sehingga menyelamatkannya.

Semenjak peristiwa itu, kepercayaan Kaisar terhadap Yang Kui Hui dan An Lu San makin besar. Tentu saja kesempatan baik ini tidak dibiarkan lewat percuma oleh Yang Kui Hui dan An Lu San yang mengadakan hubungan gelap sepuas hati mereka.

Karena pengaruh Yang Kui Hui di depan kaisar, maka An Lu San memperoleh kehormatan yang besar, bahkan diangkat menjadi Gubernur di Propinsi Liao Tung. Menguasai pasukan-pasukan terbaik dari kerajaan dan menjaga di propinsi yang merupakan perbatasan timur. Kehormatan ke dua diterimanya tak lama kemudian, tentu saja atas desakan dan bujukan Yang Kui Hui yaitu ketika dia dianugerahi gelar Pangeran Tingkat Dua. Kehormatan yang besar sekali karena biasanya, gelar ini hanya diberikan kepada keluarga kerajaan yang berdarah bangsawan!

Memang An Lu San seorang yang berasal dari suku bangsa terbelakang, namun dia diberkahi dengan kecerdikan luar biasa. Melihat betapa Kaisar bertekuk lutut di depan kedua kaki yang mungil dari selir kaisar Yang Kui Hui, dia mengeluarkan semua kepandaian untuk mengambil hati selir ini dan ternyata samua muslihatnya berhasit baik dan dia memperoleh kedudukan yang tinggi sekali.

Akan tetapi, tentu saja banyak pula orang merasa iri hati dan tidak suka kepada An Lu San. Di antara mereka ini adalah kakak kandung Yang Kui Hui sendiri, yaitu Yang Kok Tiong yang menjadi Menteri Pertama.

Dengan kedudukannya yang tinggi, Yang Kok Tiong melakukan penyelidikan dan ketika dia memperoleh berita bahwa An Lu San mempersiapkan pemberontakan, segera dia berunding dengan Putera Mahkota dan melapor kepada Kaisar. Kaisar tidak percaya dan menganggap pelaporan ini omong kosong belaka, akan tetapi karena para pangeran mendesaknya, akhirnya Kaisar memanggil An Lu San menghadap. jenderal An Lu San yang merasa keadaannya belum kuat betul untuk memulai dengan pemberontakan yang memang benar telah dipersiapkannya, tidak membantah menghadap Kaisar dan dengan air mata bercucuran dia memprotes, menyatakan kesetiaannya terhadap Kaisar dan dalam hal ini kembali pengaruh Yang Kui Hui membantunya. Selir ini pun mencela Kaisar yang mudah saja dipermainkan orang yang merasa iri hati bahkan Yang Kui Hui mengambil contoh selir Yauw Cui yang iri hati kepadanya.

"Hendaknya Paduka ingat bahwa An Lu San adalah seorang pahlawan kerajaan yang jasanya sudah amat besar. Tidak mungkin dia memberontak, dan andaikata dia tenar mampunyai niat memberontak tentu dia tidak akan datang memenuhi panggilan Paduka! Kedatangannya ini sudah merupakan bukti akan kebersihan dan kesetiaannya! Kabar tentang niat pemberontakan itu tentu ditiup-tiupkan oleh mereka yang merasa iri hati kepadanya."

Seperti biasa, hati Kaisar luluh dan lenyaplah semua kecurigaan dan keraguannya. Dia malah menjamu An Lu San dan malam itu dengan amat pandainya An Lu San "membalas budi" Yang Kui Hui, dengan sepenuh hatinya, di dalam kamar selir kaisar itu, aman karena terjaga oleh orang-orang kepercayaan mereka.

Demikianlah, pada saat cerita ini terjadi An Lu San sudah embali ke utara dengan penuh kebesaran dan kebanggaan, dan diam-diam dia makin mempercepat persiapannya untuk memberontak! Dan demikian pula dengan keadaan Kerajaan Tang pada waktu itu. Kelemahan Kaisar yang jatuh di bawah telapak kaki halus dari Yang Kui Hui, menimbulkan ketidakpuasan kepada banyak pembesar sehingga di sana-sini timbul niat untuk memberontak. Kesempatan keadaan yang lemah dari Kerajaan Tang inilah dipergunakan oleh The Kwat Lin untuk mulai dengan pertualangannya, untuk memenuhi cita-citanya mencarikan kedudukan tinggi untuk puteranya!

***

Pada suatu hari, datanglah seorang utusan dari kota raja mendaki Pegunungan Bu-tong-san, menghadap Ketua Bu-tong-pai. Melihat bahwa utusan ini adalah utusan dari Pangeran Tang Sin Ong dari kota raja, Kwat Lin cepat menerimanya di kamar rahasia. Setelah utusan itu menyampaikan tugasnya dia cepat pergi lagi meninggalkan Bu-tong-pai dan terjadilah kesibukan di Bu-tong-pai.

Pangeran Tang Sin Ong, yaitu seorang pangeran di kota raja yang mempersiapkan pemberontakan pula, sebagai saingan besar dari An Lu San, pangeran yang di hubungi oleh Kwat Lin, mengirim berita tentang hari dan tempat di mana Yang Kui Hui akan ikut dengan Kaisar yang hendak berburu binatang dalam hutan, sebuah di antara kesenangan Kaisar. Saat inilah yang dinanti-nanti oleh The Kwat Lin dan Pangerang Tang Sin Ong untuk menjalankan siasat mereka yang telah lama mereka rencanakan.

Beberapa hari kemudian, tibalah saatnya Kaisar bersama Yang Kui Hui bersenang-senang di dalam hutan di kaki Pegunungan Funiu-san, tidak jauh dari kota raja. Seperti biasa, di waktu mengadakan perburuan ini, tempat itu dijaga oleh para pengawal dan ada pula pasukan yang tugasnya hanya mencari dan menggiring binatang hutan sehingga binatang-binatang yang ketakutan itu menuju ke dekat tempat Kaisar dan permaisurinya menanti sehingga dengan mudah Kaisar dapat melepaskan anak panah ke arah binatang-binatang itu. Sekali ini, selain beberapa orang pembesar penting, yang menemani Kaisar terdapat juga Pangeran Tang Sin Ong. (Bersambung)
(dwi)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
book/ rendering in 0.0388 seconds (0.1#10.140)