Kho Ping Hoo, Bukek Siansu Jilid 20 Bagian 5

Selasa, 25 April 2017 - 18:00 WIB
loading...
Kho Ping Hoo, Bukek Siansu Jilid 20 Bagian 5
Bukek Siansu, karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo
A A A
Kho Ping Hoo, Bukek Siansu

"Han-siocia, aku Ouw Sian Kok bersumpah untuk membantumu menghadapi iblis betina itu!"

Swat Hong mengangkat mukanya memandang. Terima kasih, Paman Ouw...."

"Akan tetapi, aku harus menemui anakku lebih dulu. Di manakah engkau bertemu dengan dia untuk terakhir kalinya?"

"Dia kami tinggalkan Puncak Awan Merah di Pegunungan Tai-hang-san, di tempat tinggal Tee-tok Siangkoan Houw."

"Kalau begitu, biar aku menyusul ke sana!" kata Ouw Sian Kok dengan gembira. "Setelah aku bertemu dengan dia, barulah kita beramai mencari iblis betina itu untuk sama-sama menghadapinya dan menghancurkannya! Bagaimana pendapat Locianpwe?"

Dia berpaiing kepada Kakek Han yang sejak tadi hanya mendengarksn saja. Juga Swat Hong dan Liu Bwee menoleh dan memandang kakek itu karena betapapun juga, moreka mengharapkan bantuan kakek ini, juga keputusannya.

Sampai lama Han Lojin diam saja, merenung dan memandang jauh, kemudian menghela napas panjang. "Aihh, tak kusangka akan begini jadinya...! Tadinya, ingin sekali aku melihat kalian berdua melupakan semua hal yang telah lalu, mulai hidup baru dengan aman dan tenteram, menjauhi urusan kekerasan dunia yang hanya mendatangkan dendam dan bunuh-membunuh antara sesama manusia, sambil mendidik Swat Hong pula. Akan tetapi melihat gejalanya... mengingat pula hancurnya Pulau Es.. dan memang sudah seharusnya kalau pusaka-pusaka itu dikembalikan ke tempat asalnya.. ahhh, aku Si Tua Bangka yang sudah lama mencuci tangan dari urusan duniawi, sekarang terseret pula! Betapa menyedihkan!"

"Locianpwe, kalau kita masih hidup di dunia ramai betapa mungkin kita menghindarkan diri untuk mencampuri urusan dunia ramai? Yang penting kita, selalu berada di pihak yang benar," Ouw Sian Kok membantah.

Kakek itu menggeleng-geleng kepala, "Engkau belum mengerti, apa sin artinya pihak yang benar? Apa sih artinya kebenaran? Kebenaran yang dapat disebut dengan mulut, bukanlah kebenaran adanya! Ahhh, sudahlah, tanpa adanya kesadaran, mana mungkin dapat mengerti? Engkau hendak mencari puterimu, memang sudah sepatutnya dan semestinya sejak dahulu kaulakukan hal itu. Sekarang aku akan menyertai Liu Bwee dan puterinya ini ke kota raja...."

"Ke kota raja?" Ouw Sian Kok berseru heran.

"Ya, karena The Kwat Lin telah menerima tugas dari An Lu Shan untuk menyusun kekuatan di sana menanti saat pemberontakan tiba. Dan kita tidak perlu terseret oleh pemberontakan, melainkan hanya hendak mencari The Kwat Lin dan minta kembali pusaka-pusaka Pulau Es."

"Dan membunuh mereka untuk membalaskan kematian suheng!" Swat Hong berseru penuh semangat.

Han Lojin tidak menjawab seruan Swat Hong itu, melainkan menoleh kepada Ouw Sian Kok, sambil berkata, "Ouw Sian Kok, kalau kau hendak mencari puterimu, pergilah dan kelak kau boleh menyusul kami di kota raja...."

"Tidak, Locianpwe. Setelah saya mendengar bahwa iblis betina itu berada di kota raja, saya juga harus ikut ke kota raja untuk menghadapinya!"

Liu Bwee memandang kepada tokoh Pulau Neraka ini dan kebetulan sekali Ouw Sian Kok juga memandangnya, maka pertemuan dua pasang sinar mata itu sudah cukup bagi mereka untuk mengetahui isi hati masing-masing. Liu Bwee maklum bahwa pria yang gagah itu ingin membantunya karena mengkhawatirkan dirinya, sebaliknya Ouw Sian Kok juga maklum bahwa bekas Ratu Pulau Es itu girang sekali mendengar bahwa dia akan membantu. Maka tanpa banyak cakap lagi berangkatlah empat orang ini menuju ke kota raja.

***

Pada waktu itu, suasana di seluruh negeri telah menjadi panas. Kekacauan terjadi di mana-mana ketika tersiar berita bahwa pemberontak An Lu Shan mulai bergerak dari utara. Tersiar berita bahwa di tapal batas utara telah dimulai perang saudara antara pasukan pemberontak dan pasukan pemerintah yang tidak kuat membendung datangnya pasukan pemberontak yang seperti air bah membanjir ke selatan. Berita ini sudah cukup untuk membangkitkan semangat golongan sesat untuk bangkit dan mempergunakan kesempatan selagi keadaan negara kacau, rakyat bingung dan pasukan-pasukan ditarik untuk diperbantukan menghadapt pemberontak sehingga keamanan tidak terjamin lagi. (Bersambung)
(dwi)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
book/ rendering in 0.0847 seconds (0.1#10.140)