Pementasan Teater Musikal Violet: Warna yang Berbeda

Senin, 30 Januari 2023 - 12:52 WIB
Pementasan teater musikal Violet: Warna yang Berbeda. Foto/MNC Media
JAKARTA - Teater Svatuhari menghadirkan drama musikal berjudul Violet: Warna yang Berbeda pada 27 (preview) 28 dan 29 Januari 2023, drama musikal original ini ditampilkan di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Musikal yang diproduksi oleh Joseph Moris dan disutradarai oleh Rinaldy Zulkarnain ini juga menampilkan pemeran yang terdiri dari influencer teater dan pemain panggung.

Drama musikal yang berjudul “violet” tersebut berlatarbelakang suatu daerah yang Bernama Tanawarna, sebuah negara dengan empat suku yang hidup rukun.

Wangsa Jambu (merah muda), yakni suku yang berisi penghuni penasihat dan gubernur yang bijaksana.Wangsa Merah (merah), yakni suku yang berisikan orang-orang berjiwa pejuang dan pembela pemberani.Wangsa Kuning (kuning), yakni suku yang berisikan para pedagang dan saudagar yang licik.Wangsa Biru (biru), yakni suku yang berisi para seniman, penari, dan duta budaya.





Bertokoh utamanya ialah seorang gadis bernama Miranda (diperankan oleh Zsazsa Utari), seorang wanita muda dari Wangsa Merah yang berambut ungu dan sedang mencari jati dirinya. Saat dia menavigasi ide dan kepribadian yang berbeda dari empat suku, dia menghadapi kekuatan tersembunyi di dalam negeri yang ingin merusak keharmonisan yang rapuh.

Sebagai tokoh utama Zsazsa Utari mengharapkan adanya dampak baik dari adanya pementasan preview yang telah dilakukan. “Semoga dengan menonton Violet ini, kita bisa memberikan dampak baik ke setiap orang, dimanapun bisa memberikan dampak positif. Salam toleransi,” ujar Zsazsa Utari (28/01/23).

Rinaldy Zulkarnain sutradara Violet ini menyampaikan harapannya untuk setiap orang yang menonton violet ini agar dapat merasakan naskah dari Violet ini yakni perbedaan itu indah.

Teater musikal Violet ini memiliki banyak pemeran, beberapa antara lain Claresta Taufan, Ravil Prasetya, Leyla Aderina, Dhea Seto, Rendhy Fabian, Alvin Lapian, Ihwan Zaid, Sabrina Athika, dan masih banyak lagi.



Selain itu, Violet menggabungkan kain tradisional provinsi Nusa Tenggara Timur, juga dikenal sebagai kain tenun ikat, ke dalam kostum para pemain dan menampilkan kain tenun terpanjang pertama kali sepanjang 66meter di Indonesia.

Melalui cerita dan desain produksi, tim produksi ingin mengangkat pentingnya toleransi di Indonesia.
(wur)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More