Sejak Kapan Manusia Mulai Memelihara Burung? Begini Sejarah Lengkapnya
Kamis, 02 Februari 2023 - 14:00 WIB
Menurut asisten profesor Antrolopologi dan Studi Afrika di Penn State University Kristina Douglass, memelihara kasuari sudah terjadi ribuan tahun sebelum domestikasi ayam. Oleh karena itu, kasuari lebih dulu dipelihara manusia dibandingkan ayam.
Selain kasuari, beo juga merupakan burung yang dipelihara manusia sejak lama, dapat ditelusuri setidaknya 5.000 tahun yang lalu. Melansir ornithology.com, burung beo didomestikasi oleh orang Romawi Kuno serta dipelihara sebagai hewan peliharaan, sejak 5.000 tahun di Brasil.
Burung beo kali pertama muncul di Eropa pada 327 SM saat Alexander Agung menaklukkan India. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, burung beo mengalami kelangkaan. Namun jumlahnya meningkat kembali setelah Christopher Columbus membawanya dalam pelayaran ke Amerika.
Burung beo dijadikan hewan peliharaan di Kepulauan Inggris pada 1504, saat Henry VIII mempunyai burung beo abu-abu.
Sementara di Indonesia, kebiasaan memelihara burung dimulai ketika kejayaan kerajaan Majapahit. Ketika itu, burung perkutut dianggap sebagai sebuah prestise dan hanya dimiliki kalangan ningrat. Kemudian, kegiatan memelihara burung pun turun-temurun dilakukan, hingga ke kalangan masyarakat biasa.
Perkutut, burung yang berukuran 20-25 sentimeter, dianggap sebagai hewan klangenan, yaitu sesuatu yang menjadi kesenangan, kegemaran, kesukaan masyarakat Yogyakarta, terutama kaum priyayi. Burung perkutut mempunyai bulu bagian atas berwarna cokelat krem hingga abu-abu yang berujung hitam, yang persebarannya merata di seluruh wilayah Yogyakarta.
Saat ini, banyak masyarakat yang gemar memelihara burung. Jenis burung yang dipelihara pun tak hanya perkutut. Beberapa jenis burung yang dijadikan peliharaan pecinta burung di antaranya adalah murai batu, burung kenari, hingga lovebird.
Memelihara burung pun tak lagi sekadar untuk menikmati suara kicaunya yang merdu, melainkan juga karena alasan ekonomi. Burung jenis tertentu dapat memiliki nilai jual tinggi. Terlebih lagi jika burung berhasil memenangi perlombaan burung, yang kerap diadakan di berbagai wilayah di Tanah Air.
Semakin sering menjuarai lomba, semakin tinggi harga jual burung tersebut. Hal yang juga menarik, ada saja penggemar burung yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menjadikannya peliharaan.
Selain kasuari, beo juga merupakan burung yang dipelihara manusia sejak lama, dapat ditelusuri setidaknya 5.000 tahun yang lalu. Melansir ornithology.com, burung beo didomestikasi oleh orang Romawi Kuno serta dipelihara sebagai hewan peliharaan, sejak 5.000 tahun di Brasil.
Burung beo kali pertama muncul di Eropa pada 327 SM saat Alexander Agung menaklukkan India. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, burung beo mengalami kelangkaan. Namun jumlahnya meningkat kembali setelah Christopher Columbus membawanya dalam pelayaran ke Amerika.
Burung beo dijadikan hewan peliharaan di Kepulauan Inggris pada 1504, saat Henry VIII mempunyai burung beo abu-abu.
Sementara di Indonesia, kebiasaan memelihara burung dimulai ketika kejayaan kerajaan Majapahit. Ketika itu, burung perkutut dianggap sebagai sebuah prestise dan hanya dimiliki kalangan ningrat. Kemudian, kegiatan memelihara burung pun turun-temurun dilakukan, hingga ke kalangan masyarakat biasa.
Perkutut, burung yang berukuran 20-25 sentimeter, dianggap sebagai hewan klangenan, yaitu sesuatu yang menjadi kesenangan, kegemaran, kesukaan masyarakat Yogyakarta, terutama kaum priyayi. Burung perkutut mempunyai bulu bagian atas berwarna cokelat krem hingga abu-abu yang berujung hitam, yang persebarannya merata di seluruh wilayah Yogyakarta.
Saat ini, banyak masyarakat yang gemar memelihara burung. Jenis burung yang dipelihara pun tak hanya perkutut. Beberapa jenis burung yang dijadikan peliharaan pecinta burung di antaranya adalah murai batu, burung kenari, hingga lovebird.
Memelihara burung pun tak lagi sekadar untuk menikmati suara kicaunya yang merdu, melainkan juga karena alasan ekonomi. Burung jenis tertentu dapat memiliki nilai jual tinggi. Terlebih lagi jika burung berhasil memenangi perlombaan burung, yang kerap diadakan di berbagai wilayah di Tanah Air.
Semakin sering menjuarai lomba, semakin tinggi harga jual burung tersebut. Hal yang juga menarik, ada saja penggemar burung yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menjadikannya peliharaan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda