Sejak Kapan Manusia Mulai Memelihara Burung? Begini Sejarah Lengkapnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarah manusia memelihara burung menarik diulas. Mengapa manusia memelihara burung? Seperti sejumlah hewan lainnya, burung dipelihara oleh manusia karena beragam alasan. Salah satunya, karena menyukai motif dan warna eksotis burung serta kicau merdu yang dimiliki burung.
Tidak hanya menikmati keindahan tampilan burung, orang yang gemar memelihara burung juga memperoleh manfaat dari kehadiran burung di rumahnya.
Suara kicauan burung merupakan salah satu hal yang dapat menghilangkan stres, sehingga membuat pemiliknya menjadi lebih tenang. Mendengar kicau burung juga membuat orang yang mendengarnya seolah sedang berada di tengah hutan. Perasaan ini dapat memicu energi dan semangat untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Baca juga: 10 Jenis Burung dengan Harga Fantastis, Ada yang Terjual hingga Rp1,5 Miliar
Sejak zaman dulu, manusia telah memelihara burung. Burung yang kali pertama dipelihara manusia diperkirakan adalah burung kasuari. Namun, kapan manusia mulai memelihara burung, tidak diketahui secara pasti.
Meski menjadi hewan peliharaan, burung kasuari disebut sebagai burung paling berbahaya di dunia. Hal ini karena jari kakinya yang panjang seperti belati. Selain itu, burung kasuari bersifat teritorial, agresif, dan penampilannya kerap dibandingkan dengan dinosaurus.
Hasil sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 27 September 2021 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan, manusia purba diperkirakan telah mengumpulkan telur burung kasuari sebelum menetas. Kemudian, mereka membesarkan anak burung tersebut hingga menjadi dewasa. Penelitian itu dilakukan terhadap lebih dari 1.000 fosil fragmen kulit telur.
Fragmen kulit telur tersebut digali dari dua tempat perlindungan yang digunakan oleh para pemburu pengumpul di New Guinea. New Guinea merupakan pulau besar di utara Australia. Bagian timurnya adalah Papua Nugini, sedangkan di bagian barat merupakan wilayah Indonesia, yaitu Provinsi Papua serta Papua Barat.
Cangkang dari telur kasuari yang telah memfosil diberi penanggalan karbon dan diketahui usianya berkisar antara 18.000-6.000 tahun. Sementara, manusia diperkirakan pertama kali memelihara ayam tidak lebih awal dari 9.500 tahun yang lalu.
Menurut asisten profesor Antrolopologi dan Studi Afrika di Penn State University Kristina Douglass, memelihara kasuari sudah terjadi ribuan tahun sebelum domestikasi ayam. Oleh karena itu, kasuari lebih dulu dipelihara manusia dibandingkan ayam.
Selain kasuari, beo juga merupakan burung yang dipelihara manusia sejak lama, dapat ditelusuri setidaknya 5.000 tahun yang lalu. Melansir ornithology.com, burung beo didomestikasi oleh orang Romawi Kuno serta dipelihara sebagai hewan peliharaan, sejak 5.000 tahun di Brasil.
Burung beo kali pertama muncul di Eropa pada 327 SM saat Alexander Agung menaklukkan India. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, burung beo mengalami kelangkaan. Namun jumlahnya meningkat kembali setelah Christopher Columbus membawanya dalam pelayaran ke Amerika.
Burung beo dijadikan hewan peliharaan di Kepulauan Inggris pada 1504, saat Henry VIII mempunyai burung beo abu-abu.
Sementara di Indonesia, kebiasaan memelihara burung dimulai ketika kejayaan kerajaan Majapahit. Ketika itu, burung perkutut dianggap sebagai sebuah prestise dan hanya dimiliki kalangan ningrat. Kemudian, kegiatan memelihara burung pun turun-temurun dilakukan, hingga ke kalangan masyarakat biasa.
Perkutut, burung yang berukuran 20-25 sentimeter, dianggap sebagai hewan klangenan, yaitu sesuatu yang menjadi kesenangan, kegemaran, kesukaan masyarakat Yogyakarta, terutama kaum priyayi. Burung perkutut mempunyai bulu bagian atas berwarna cokelat krem hingga abu-abu yang berujung hitam, yang persebarannya merata di seluruh wilayah Yogyakarta.
Saat ini, banyak masyarakat yang gemar memelihara burung. Jenis burung yang dipelihara pun tak hanya perkutut. Beberapa jenis burung yang dijadikan peliharaan pecinta burung di antaranya adalah murai batu, burung kenari, hingga lovebird.
Memelihara burung pun tak lagi sekadar untuk menikmati suara kicaunya yang merdu, melainkan juga karena alasan ekonomi. Burung jenis tertentu dapat memiliki nilai jual tinggi. Terlebih lagi jika burung berhasil memenangi perlombaan burung, yang kerap diadakan di berbagai wilayah di Tanah Air.
Baca juga: Deretan Mitos Burung, Diyakini Bisa Datangkan Keberuntungan dan Petaka
Semakin sering menjuarai lomba, semakin tinggi harga jual burung tersebut. Hal yang juga menarik, ada saja penggemar burung yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menjadikannya peliharaan.
Tidak hanya menikmati keindahan tampilan burung, orang yang gemar memelihara burung juga memperoleh manfaat dari kehadiran burung di rumahnya.
Suara kicauan burung merupakan salah satu hal yang dapat menghilangkan stres, sehingga membuat pemiliknya menjadi lebih tenang. Mendengar kicau burung juga membuat orang yang mendengarnya seolah sedang berada di tengah hutan. Perasaan ini dapat memicu energi dan semangat untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Baca juga: 10 Jenis Burung dengan Harga Fantastis, Ada yang Terjual hingga Rp1,5 Miliar
Sejak zaman dulu, manusia telah memelihara burung. Burung yang kali pertama dipelihara manusia diperkirakan adalah burung kasuari. Namun, kapan manusia mulai memelihara burung, tidak diketahui secara pasti.
Meski menjadi hewan peliharaan, burung kasuari disebut sebagai burung paling berbahaya di dunia. Hal ini karena jari kakinya yang panjang seperti belati. Selain itu, burung kasuari bersifat teritorial, agresif, dan penampilannya kerap dibandingkan dengan dinosaurus.
Hasil sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 27 September 2021 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan, manusia purba diperkirakan telah mengumpulkan telur burung kasuari sebelum menetas. Kemudian, mereka membesarkan anak burung tersebut hingga menjadi dewasa. Penelitian itu dilakukan terhadap lebih dari 1.000 fosil fragmen kulit telur.
Fragmen kulit telur tersebut digali dari dua tempat perlindungan yang digunakan oleh para pemburu pengumpul di New Guinea. New Guinea merupakan pulau besar di utara Australia. Bagian timurnya adalah Papua Nugini, sedangkan di bagian barat merupakan wilayah Indonesia, yaitu Provinsi Papua serta Papua Barat.
Cangkang dari telur kasuari yang telah memfosil diberi penanggalan karbon dan diketahui usianya berkisar antara 18.000-6.000 tahun. Sementara, manusia diperkirakan pertama kali memelihara ayam tidak lebih awal dari 9.500 tahun yang lalu.
Menurut asisten profesor Antrolopologi dan Studi Afrika di Penn State University Kristina Douglass, memelihara kasuari sudah terjadi ribuan tahun sebelum domestikasi ayam. Oleh karena itu, kasuari lebih dulu dipelihara manusia dibandingkan ayam.
Selain kasuari, beo juga merupakan burung yang dipelihara manusia sejak lama, dapat ditelusuri setidaknya 5.000 tahun yang lalu. Melansir ornithology.com, burung beo didomestikasi oleh orang Romawi Kuno serta dipelihara sebagai hewan peliharaan, sejak 5.000 tahun di Brasil.
Burung beo kali pertama muncul di Eropa pada 327 SM saat Alexander Agung menaklukkan India. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, burung beo mengalami kelangkaan. Namun jumlahnya meningkat kembali setelah Christopher Columbus membawanya dalam pelayaran ke Amerika.
Burung beo dijadikan hewan peliharaan di Kepulauan Inggris pada 1504, saat Henry VIII mempunyai burung beo abu-abu.
Sementara di Indonesia, kebiasaan memelihara burung dimulai ketika kejayaan kerajaan Majapahit. Ketika itu, burung perkutut dianggap sebagai sebuah prestise dan hanya dimiliki kalangan ningrat. Kemudian, kegiatan memelihara burung pun turun-temurun dilakukan, hingga ke kalangan masyarakat biasa.
Perkutut, burung yang berukuran 20-25 sentimeter, dianggap sebagai hewan klangenan, yaitu sesuatu yang menjadi kesenangan, kegemaran, kesukaan masyarakat Yogyakarta, terutama kaum priyayi. Burung perkutut mempunyai bulu bagian atas berwarna cokelat krem hingga abu-abu yang berujung hitam, yang persebarannya merata di seluruh wilayah Yogyakarta.
Saat ini, banyak masyarakat yang gemar memelihara burung. Jenis burung yang dipelihara pun tak hanya perkutut. Beberapa jenis burung yang dijadikan peliharaan pecinta burung di antaranya adalah murai batu, burung kenari, hingga lovebird.
Memelihara burung pun tak lagi sekadar untuk menikmati suara kicaunya yang merdu, melainkan juga karena alasan ekonomi. Burung jenis tertentu dapat memiliki nilai jual tinggi. Terlebih lagi jika burung berhasil memenangi perlombaan burung, yang kerap diadakan di berbagai wilayah di Tanah Air.
Baca juga: Deretan Mitos Burung, Diyakini Bisa Datangkan Keberuntungan dan Petaka
Semakin sering menjuarai lomba, semakin tinggi harga jual burung tersebut. Hal yang juga menarik, ada saja penggemar burung yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menjadikannya peliharaan.
(nug)