Apa Arti Resesi Seks dan Bagaimana Fenomena Ini Terjadi?
Jum'at, 03 Februari 2023 - 17:57 WIB
Kemudian, juga diketahu idata dari Inggris. Menurut Survei Nasional Sikap Seksual dan Gaya Hidup melaporkan bahwa pada 2001 orang berusia 16 hingga 44 tahun rata-rata berhubungan seksual lebih dari 6 kali sebulan. Tapi, pada 2012 datanya menurun menjadi 3-4 kali sebulan.
Di Finlandia, kejadian serupa terjadi dan ini ada kaitannya dengan meningkatkan kejadian masturbasi. Ya, masturbasi dipilih karena dirasa lebih aman dan tidak melibatkan perasaan orang lain dalam praktiknya.
Dalam laman Institute for Family Studies, diterangkan bahwa penyebab resesi seks lain adalah menurunnya keinginan seseorang untuk menikah dan hidup bersama. Bahkan, ini tidak hanya dialami anak muda, tapi juga usia dewasa.
"Sekitar dua per tiga dari alasan resesi seks adalah semakin berkurangnya kemungkinan seseorang untuk menikah dan hidup bersama," tulis psikolog Jean Twenge.
Karena tidak ada keinginan untuk menikah, alhasil itu menciptakan suatu kondisi yang dinamakan 'kekeringan seks' yang pada akhirnya menurunkan angka kelahiran per tahunnya.
Ya, itu adalah beberapa alasan kenapa resesi seks muncul dan menjadi fenomena di suatu negara. Bagaimana di Indonesia, apakah resesi seks benar akan terjadi?
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kecil kemungkinan Indonesia mengalami resesi seks. Sebab, mengacu data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) soal angka Total Fertility Rate (TFR), rata-rata perempuan Indonesia melahirkan anak pada rasio 2,1.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia terjaga dan tidak ada resesi seks seperti yang dialami beberapa negara.
"Saya senang angka yang disampaikan Dokter Hasto bahwa pertumbuhan penduduk kita di angka 2,1 dan yang menikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta per tahun. Artinya, di Indonesia tidak ada resesi," kata Presiden Jokowi, dikutip dari laman resmi BKKBN.
Meski begitu, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta, menurut Ketua BKKBN Hasto Wardoyo, berpotensi alami resesi seks jika tidak diantisipasi.
Di Finlandia, kejadian serupa terjadi dan ini ada kaitannya dengan meningkatkan kejadian masturbasi. Ya, masturbasi dipilih karena dirasa lebih aman dan tidak melibatkan perasaan orang lain dalam praktiknya.
Dalam laman Institute for Family Studies, diterangkan bahwa penyebab resesi seks lain adalah menurunnya keinginan seseorang untuk menikah dan hidup bersama. Bahkan, ini tidak hanya dialami anak muda, tapi juga usia dewasa.
"Sekitar dua per tiga dari alasan resesi seks adalah semakin berkurangnya kemungkinan seseorang untuk menikah dan hidup bersama," tulis psikolog Jean Twenge.
Karena tidak ada keinginan untuk menikah, alhasil itu menciptakan suatu kondisi yang dinamakan 'kekeringan seks' yang pada akhirnya menurunkan angka kelahiran per tahunnya.
Ya, itu adalah beberapa alasan kenapa resesi seks muncul dan menjadi fenomena di suatu negara. Bagaimana di Indonesia, apakah resesi seks benar akan terjadi?
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kecil kemungkinan Indonesia mengalami resesi seks. Sebab, mengacu data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) soal angka Total Fertility Rate (TFR), rata-rata perempuan Indonesia melahirkan anak pada rasio 2,1.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia terjaga dan tidak ada resesi seks seperti yang dialami beberapa negara.
"Saya senang angka yang disampaikan Dokter Hasto bahwa pertumbuhan penduduk kita di angka 2,1 dan yang menikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta per tahun. Artinya, di Indonesia tidak ada resesi," kata Presiden Jokowi, dikutip dari laman resmi BKKBN.
Meski begitu, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta, menurut Ketua BKKBN Hasto Wardoyo, berpotensi alami resesi seks jika tidak diantisipasi.
tulis komentar anda