Apa Saja Risiko Terburuk dari Cedera Kepala akibat Tendangan dan Hantaman Keras?
Sabtu, 25 Februari 2023 - 09:56 WIB
JAKARTA - Kekerasan fisik yang diterima seseorang, seperti tendangan hingga diinjak bagian kepala serta leher bisa mengakibatkan masalah serius. Hal itu pun menjadi perhatian dokter spesialis saraf.
Dokter Spesialis Saraf Konsultan di RS Pusat Otak Nasional, dr. Mursyid Bustami, SpS(K), KIC, MARS, mengungkapkan bahwa pasien tersebut bisa mendapatkan kondisi ringan, sedang hingga berat. Itu tergantung pada seberapa keras hantaman yang mendarat di kepalanya.
Apabila pukulan atau hantaman itu sangat keras, maka akan memberikan trauma berat di kepala. Hal ini bisa berisiko kecacatan hingga kematian.
"Bahaya dari trauma kepala juga tergantung dari kerusakan otak akibat benturan di kepala itu. Bisa ringan, dan yang berat dapat menimbulkan kecacatan atau bahkan meninggal dunia," ungkap dr. Mursyid di Jakarta, Sabtu (25/2/2023).
"Sekali lagi tergantung dari sekuat apa tendangan dilakukan. Atau bisa juga cedera timbul akibat benturan keras kepala ke aspal atau saat jatuh ditendang atau dipukul misalnya," jelasnya.
Sebagaimana kasus terbaru yang ada di tengah masyarakat. David, seorang putra pengurus pusat GP Ansor, sempat koma dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, setelah ditendang serta diinjak area kepala dan lehernya. Aksi penganiyaan itu pun viral di media sosial.
Menurut dr. Mursyid, sesorang biasanya dirawat lantaran mendapatkan cedera atau trauma di kepala. Jika sang pasien tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama, kemungkinan mengalami kondisi yang berat.
Apabila hanya luka ringan, maka pasien bisa sembuh total. "Pada cedera kepala ringan biasanya sembuh total. Tapi kalau cedera kepala berat bisa jadi menimbulkan gejala sisa," terang dr. Mursyid.
"Kalau komanya berlangsung cukup lama termasuk cedera kepala berat," imbuh dia.
Sementara itu, pihak kepolisian saat ini tengah memproses kasus dugaan penganiayaan terhadap David.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
Dokter Spesialis Saraf Konsultan di RS Pusat Otak Nasional, dr. Mursyid Bustami, SpS(K), KIC, MARS, mengungkapkan bahwa pasien tersebut bisa mendapatkan kondisi ringan, sedang hingga berat. Itu tergantung pada seberapa keras hantaman yang mendarat di kepalanya.
Apabila pukulan atau hantaman itu sangat keras, maka akan memberikan trauma berat di kepala. Hal ini bisa berisiko kecacatan hingga kematian.
"Bahaya dari trauma kepala juga tergantung dari kerusakan otak akibat benturan di kepala itu. Bisa ringan, dan yang berat dapat menimbulkan kecacatan atau bahkan meninggal dunia," ungkap dr. Mursyid di Jakarta, Sabtu (25/2/2023).
"Sekali lagi tergantung dari sekuat apa tendangan dilakukan. Atau bisa juga cedera timbul akibat benturan keras kepala ke aspal atau saat jatuh ditendang atau dipukul misalnya," jelasnya.
Sebagaimana kasus terbaru yang ada di tengah masyarakat. David, seorang putra pengurus pusat GP Ansor, sempat koma dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, setelah ditendang serta diinjak area kepala dan lehernya. Aksi penganiyaan itu pun viral di media sosial.
Menurut dr. Mursyid, sesorang biasanya dirawat lantaran mendapatkan cedera atau trauma di kepala. Jika sang pasien tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama, kemungkinan mengalami kondisi yang berat.
Apabila hanya luka ringan, maka pasien bisa sembuh total. "Pada cedera kepala ringan biasanya sembuh total. Tapi kalau cedera kepala berat bisa jadi menimbulkan gejala sisa," terang dr. Mursyid.
"Kalau komanya berlangsung cukup lama termasuk cedera kepala berat," imbuh dia.
Baca Juga
Sementara itu, pihak kepolisian saat ini tengah memproses kasus dugaan penganiayaan terhadap David.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
(nug)
tulis komentar anda