Makanan yang Sebabkan Mimpi Buruk, Jangan Dikonsumsi sebelum Tidur
Rabu, 08 Maret 2023 - 23:00 WIB
JAKARTA - Makanan yang menyebabkan mimpi buruk sebaiknya tidak dikonsumsi sebelum tidur . Studi membuktikan bahwa makan larut malam, bertanggung jawab atas peningkatan rasa lapar dan masalah kesehatan lainnya.
Dengan meningkatkan aktivitas di otak, diyakini bahwa mimpi buruk juga dapat dikaitkan dengan kebiasaan makan larut malam. Ritme sirkadian tubuh adalah salah satu pengendali utama siklus tidur atau bangun, tetapi ada faktor lain yang diperlukan untuk tidur yang nyenyak.
Dilansir dari Express, Rabu (8/3/2023) kebiasaan makan yang buruk dapat memicu keringat malam dan menghasilkan kelebihan panas. Komplikasi ini sering dikaitkan dengan makan makanan berat saat larut malam, terutama yang kaya karbohidrat.
“Makanan berat yang terlalu dekat dengan waktu tidur Anda (sekitar dua hingga tiga jam sebelumnya) dapat memengaruhi suhu tubuh inti Anda,” kata ahli tidur di Silentnight Hannah Shore.
Untuk meningkatkan kualitas tidur, Shore menjelaskan bahwa setiap orang membutuhkan suhu tubuh inti turun sebelum tidur. Sehingga penting untuk mengingat ini ketika Anda mempertimbangkan makan larut malam.
“Terlebih lagi, makan makanan berat sebelum Anda tidur dapat meningkatkan risiko mimpi buruk, karena itu membuat otak kita tetap terjaga saat mencoba mencerna makanan,” jelas Shore.
Pada 2021, penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Managed Care menunjukkan bahwa meningkatkan interval makan sebelum tidur dapat mempersingkat durasi tidur. Penelitian menemukan bahwa makan sebelum tidur menyebabkan tidur dengan lebih banyak bangun, mengurangi kualitas tidur.
Bangun pada malam hari sering merugikan karena menyebabkan serangkaian komplikasi seperti penyakit jantung, depresi, dan obesitas. Webmd menyatakan kurang tidur, yang dapat disebabkan oleh mimpi buruk, dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis, termasuk penyakit jantung, depresi, dan obesitas.
“Jika mimpi buruk membangunkan Anda sepanjang malam, ini akan memengaruhi kualitas tidur Anda secara keseluruhan,” ujar Shore.
"Peningkatan dalam bangun tidur bisa berarti kita tidak mendapatkan cukup kualitas tidur yang baik yang kita butuhkan,” tandasnya.
Dengan meningkatkan aktivitas di otak, diyakini bahwa mimpi buruk juga dapat dikaitkan dengan kebiasaan makan larut malam. Ritme sirkadian tubuh adalah salah satu pengendali utama siklus tidur atau bangun, tetapi ada faktor lain yang diperlukan untuk tidur yang nyenyak.
Dilansir dari Express, Rabu (8/3/2023) kebiasaan makan yang buruk dapat memicu keringat malam dan menghasilkan kelebihan panas. Komplikasi ini sering dikaitkan dengan makan makanan berat saat larut malam, terutama yang kaya karbohidrat.
“Makanan berat yang terlalu dekat dengan waktu tidur Anda (sekitar dua hingga tiga jam sebelumnya) dapat memengaruhi suhu tubuh inti Anda,” kata ahli tidur di Silentnight Hannah Shore.
Untuk meningkatkan kualitas tidur, Shore menjelaskan bahwa setiap orang membutuhkan suhu tubuh inti turun sebelum tidur. Sehingga penting untuk mengingat ini ketika Anda mempertimbangkan makan larut malam.
“Terlebih lagi, makan makanan berat sebelum Anda tidur dapat meningkatkan risiko mimpi buruk, karena itu membuat otak kita tetap terjaga saat mencoba mencerna makanan,” jelas Shore.
Pada 2021, penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Managed Care menunjukkan bahwa meningkatkan interval makan sebelum tidur dapat mempersingkat durasi tidur. Penelitian menemukan bahwa makan sebelum tidur menyebabkan tidur dengan lebih banyak bangun, mengurangi kualitas tidur.
Bangun pada malam hari sering merugikan karena menyebabkan serangkaian komplikasi seperti penyakit jantung, depresi, dan obesitas. Webmd menyatakan kurang tidur, yang dapat disebabkan oleh mimpi buruk, dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis, termasuk penyakit jantung, depresi, dan obesitas.
“Jika mimpi buruk membangunkan Anda sepanjang malam, ini akan memengaruhi kualitas tidur Anda secara keseluruhan,” ujar Shore.
"Peningkatan dalam bangun tidur bisa berarti kita tidak mendapatkan cukup kualitas tidur yang baik yang kita butuhkan,” tandasnya.
(dra)
tulis komentar anda