Fenomena Gerakan Street Feeding para Pecinta Kucing, Lebih dari Sekadar Memberi Makan si Meong
Rabu, 15 Maret 2023 - 13:31 WIB
“Makanya waktu itu selalu inisiatif bawa makanan kucing setiap berangkat kuliah. Lama-lama kayak kebiasaan. Dan akhirnya, saya juga punya teman-teman di kampus yang memiliki pengalaman serupa. Dari situlah terbentuk komunitas kecil-kecilan ini,” lanjutnya.
Titha menjelaskan, gerakan yang ia lakukan bersama tiga teman kuliahnya itu bertujuan agar kucing liar yang ada di jalanan dapat mengonsumsi makanan yang lebih layak seperti kucing-kucing peliharaan yang dirawat dengan baik. Ia menyebut, biasanya makanan yang diberikan kepada kucing liar merupakan jenis makanan kering khusus kucing atau makanan dry food.
Setidaknya, terdapat 1-3 kilogram makanan kucing yang dibutuhkan Titha untuk melakukan gerakan street feeding bersama teman-temannya. Bahkan, Titha juga kerap membawa makanan kucing tersebut di dalam tasnya.
“Biasanya, kalau lagi kegiatan bareng-bareng itu ditotal bisa habis 1-3 kilogram dry food. Tapi, kadang-kadang aku suka bawa di tas, jaga-jaga kalau ketemu kucing jalanan," tandasnya.
Imbas dari gerakan yang diinisiasi oleh Titha ternyata tak hanya membawa dampak baik untuk beberapa kucing di jalanan, namun juga orang-orang sekitar yang jadi terinspirasi untuk lebih peduli pada kucing liar.
Gerakan street feeding tak sebatas memberi makanan ke kucing-kucing liar di jalanan. Lebih dari itu, ada sebuah gerakan street feeding yang justru terbentuk karena adanya tindakan tidak bertanggung jawab orang-orang yang kerap membuang kucing sembarangan.
Gerakan tersebut diinisiasi oleh Dee Nugraha, pencetus street feeding yang ada di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Komunitas itu dibentuk karena rasa iba dirinya terhadap kucing-kucing di sekitar perumahan yang banyak dibuang dari tempat lain.
“Untuk Street Feeding BSD sendiri itu mulai berjalan di Agustus. Jadi belum lama. Dan itu dimulai karena kami memiliki keprihatinan. Pada saat awal pandemi, biasanya kami hanya memberikan makan kepada kucing-kucing di sekitar tempat tinggal kami saja yang merupakan cluster,” ungkap Dee.
Titha menjelaskan, gerakan yang ia lakukan bersama tiga teman kuliahnya itu bertujuan agar kucing liar yang ada di jalanan dapat mengonsumsi makanan yang lebih layak seperti kucing-kucing peliharaan yang dirawat dengan baik. Ia menyebut, biasanya makanan yang diberikan kepada kucing liar merupakan jenis makanan kering khusus kucing atau makanan dry food.
Baca Juga
Setidaknya, terdapat 1-3 kilogram makanan kucing yang dibutuhkan Titha untuk melakukan gerakan street feeding bersama teman-temannya. Bahkan, Titha juga kerap membawa makanan kucing tersebut di dalam tasnya.
“Biasanya, kalau lagi kegiatan bareng-bareng itu ditotal bisa habis 1-3 kilogram dry food. Tapi, kadang-kadang aku suka bawa di tas, jaga-jaga kalau ketemu kucing jalanan," tandasnya.
Imbas dari gerakan yang diinisiasi oleh Titha ternyata tak hanya membawa dampak baik untuk beberapa kucing di jalanan, namun juga orang-orang sekitar yang jadi terinspirasi untuk lebih peduli pada kucing liar.
Gerakan street feeding tak sebatas memberi makanan ke kucing-kucing liar di jalanan. Lebih dari itu, ada sebuah gerakan street feeding yang justru terbentuk karena adanya tindakan tidak bertanggung jawab orang-orang yang kerap membuang kucing sembarangan.
Gerakan tersebut diinisiasi oleh Dee Nugraha, pencetus street feeding yang ada di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Komunitas itu dibentuk karena rasa iba dirinya terhadap kucing-kucing di sekitar perumahan yang banyak dibuang dari tempat lain.
“Untuk Street Feeding BSD sendiri itu mulai berjalan di Agustus. Jadi belum lama. Dan itu dimulai karena kami memiliki keprihatinan. Pada saat awal pandemi, biasanya kami hanya memberikan makan kepada kucing-kucing di sekitar tempat tinggal kami saja yang merupakan cluster,” ungkap Dee.
Lihat Juga :
tulis komentar anda