Gizi Buruk Masih Terjadi, Termasuk di Kawasan Penyangga Ibu Kota Ini
Minggu, 19 Juli 2020 - 08:19 WIB
“Ketika bayi dikasih ASI, tapi orangtua kerja, anaknya dirawat oleh saya. Kalau pas lagi ada (uang), dibelikan susu kaleng, sering juga diutangin di agen,” ujar Amah, nenek yang merawat Mutia.
Susu kaleng yang dimaksud Amah adalah kental manis (SKM) . Amah sendiri sudah tak mengingat sejak kapan cucunya mengonsumsi kental manis sebagai asupan nutrisi. Dalam sehari, Mutia bisa mengonsumsi 3-4 gelas SKM. Tak jauh berbeda dengan Mutia, Tegar pun dalam sehari bisa minum SKM 3-4 kali dalam sehari. (
Baik keluarga Mutia maupun Tegar tidak mengetahui bahwa SKM bukanlah minuman susu untuk anak. Bagi mereka, SKM adalah susu seperti yang diiklankan melalui televisi, rasanya manis disukai anak dan harganya terjangkau.
Mirisnya, asupan yang salah itu tidak hanya dialami Mutia dan Tegar. "Ada banyak anak lain yang bernasib sekadar kenyang, tanpa mereka tahu bahwa yang mereka makan dapat menjadi racun bagi tubuh mereka kelak,” pungkas Yuli.
Susu kaleng yang dimaksud Amah adalah kental manis (SKM) . Amah sendiri sudah tak mengingat sejak kapan cucunya mengonsumsi kental manis sebagai asupan nutrisi. Dalam sehari, Mutia bisa mengonsumsi 3-4 gelas SKM. Tak jauh berbeda dengan Mutia, Tegar pun dalam sehari bisa minum SKM 3-4 kali dalam sehari. (
Baik keluarga Mutia maupun Tegar tidak mengetahui bahwa SKM bukanlah minuman susu untuk anak. Bagi mereka, SKM adalah susu seperti yang diiklankan melalui televisi, rasanya manis disukai anak dan harganya terjangkau.
Mirisnya, asupan yang salah itu tidak hanya dialami Mutia dan Tegar. "Ada banyak anak lain yang bernasib sekadar kenyang, tanpa mereka tahu bahwa yang mereka makan dapat menjadi racun bagi tubuh mereka kelak,” pungkas Yuli.
(tsa)
tulis komentar anda