Perangi Kekerasan Seksual, Lakukan Ini Segera untuk Atasi Luka Batin dan Trauma Korban
Kamis, 04 Mei 2023 - 10:30 WIB
Tak sedikit dari kita lantas mempertanyakan, mengapa korban tidak langsung melakukan pengaduan atau membela diri pada saat pelecehan terjadi. Ada beberapa tantangan yang dihadapi korban. Di antaranya sebagai berikut:
- Tonic immobility atau freeze, yaitu keadaan lumpuh sementara yang tak disengaja, bahkan dalam banyak kasus korban tidak dapat bersuara. Korban kekerasan seksual sering dipersalahkan karena tidak melawan, berteriak atau lari saat mengalami kekerasan, padahal saat itu mereka masih mengalami tonic immobility.
“Konsep ini penting untuk kita pahami agar tidak dengan mudah menganggap bahwa kekerasan seksual yang terjadi pada korban adalah aktivitas seksual ‘suka sama suka’ karena menganggap korban tidak melawan, berteriak, berlari ataupun melaporkan saat kejadian,” ungkap Rishita.
- Victim blaming, yaitu kondisi menyalahkan korban karena dianggap memprovokasi atau menyebabkan kekerasan seksual terjadi melalui tindakan, kata-kata, ataupun sesederhana pakaian yang dikenakan yang dianggap “mengundang”. Kondisi tersebut dapat berdampak internal, yaitu korban menyalahkan dirinya sendiri atau self-blaming sehingga berujung tidak mengadukan kekerasan seksual yang terjadi pada dirinya.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang dan bagaimana korban bersikap secara sadar maupun tidak sadar pada lingkungan sosialnya.
- Tuduhan palsu, di mana korban enggan melaporkan bahkan dilaporkan balik oleh pelaku dengan tuduhan pencemaran nama baik karena dianggap tidak memiliki cukup bukti.
Nyatanya, tak hanya perempuan, laki-laki pun banyak menjadi korban kekerasan seksual, khususnya anak laki-laki. Berdasarkan Laporan Studi Kuantitatif Barometer Kesetaraan Gender yang diluncurkan Indonesia Judicial Research Society (IJRS) dan International NGO Forum on Indonesian Development tahun 2020, ada 33% laki-laki yang mengalami kekerasan seksual khususnya dalam bentuk pelecehan seksual.
Pada 2018, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperlihatkan bahwa ada 60% anak laki-laki dan 40% anak perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual.
- Tonic immobility atau freeze, yaitu keadaan lumpuh sementara yang tak disengaja, bahkan dalam banyak kasus korban tidak dapat bersuara. Korban kekerasan seksual sering dipersalahkan karena tidak melawan, berteriak atau lari saat mengalami kekerasan, padahal saat itu mereka masih mengalami tonic immobility.
“Konsep ini penting untuk kita pahami agar tidak dengan mudah menganggap bahwa kekerasan seksual yang terjadi pada korban adalah aktivitas seksual ‘suka sama suka’ karena menganggap korban tidak melawan, berteriak, berlari ataupun melaporkan saat kejadian,” ungkap Rishita.
- Victim blaming, yaitu kondisi menyalahkan korban karena dianggap memprovokasi atau menyebabkan kekerasan seksual terjadi melalui tindakan, kata-kata, ataupun sesederhana pakaian yang dikenakan yang dianggap “mengundang”. Kondisi tersebut dapat berdampak internal, yaitu korban menyalahkan dirinya sendiri atau self-blaming sehingga berujung tidak mengadukan kekerasan seksual yang terjadi pada dirinya.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang dan bagaimana korban bersikap secara sadar maupun tidak sadar pada lingkungan sosialnya.
- Tuduhan palsu, di mana korban enggan melaporkan bahkan dilaporkan balik oleh pelaku dengan tuduhan pencemaran nama baik karena dianggap tidak memiliki cukup bukti.
Nyatanya, tak hanya perempuan, laki-laki pun banyak menjadi korban kekerasan seksual, khususnya anak laki-laki. Berdasarkan Laporan Studi Kuantitatif Barometer Kesetaraan Gender yang diluncurkan Indonesia Judicial Research Society (IJRS) dan International NGO Forum on Indonesian Development tahun 2020, ada 33% laki-laki yang mengalami kekerasan seksual khususnya dalam bentuk pelecehan seksual.
Pada 2018, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperlihatkan bahwa ada 60% anak laki-laki dan 40% anak perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual.
tulis komentar anda