Perangi Kekerasan Seksual, Lakukan Ini Segera untuk Atasi Luka Batin dan Trauma Korban
Kamis, 04 Mei 2023 - 10:30 WIB
Pengalaman traumatis pada korban kekerasan seksual dapat memberikan dampak fisik, emosi, dan psikologis apabila tidak mendapat bantuan serta pendampingan para ahli.
Menurut Rishita, dampak yang paling umum adalah depresi karena mengingat kejadian masa lalu, dan yang paling berat adalah Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
“Ada tiga tanda PTSD. Pertama, re-experiencing di mana korban mengalami kondisi kilas balik (flash back), mimpi dan timbul pikiran mengganggu. Kedua, avoidance di mana korban menghindari hal-hal yang terkait dengan pengalaman kekerasan seksual yang dialaminya hingga menghindari lingkungan kesehariannya karena mereka merasa resah, takut, dan tak aman. Ketiga, hyper-arousal di mana mereka sering merasa gelisah, sulit tidur, mudah terkejut, hingga emosi yang meledak-ledak. Pada jangka panjang, sangat mungkin korban kekerasan seksual akan kehilangan hak untuk hidup dengan aman,” bebernya.
Kemungkinan lain yang butuh diwaspadai adalah munculnya keinginan untuk mengakhiri hidup atau bahkan melakukan percobaan bunuh diri karena ingin mengakhiri penderitaan/konflik yang dialami. Pilihan ini seolah pilihan terbaik karena korban merasa tidak memiliki bantuan lain.
“Temani dan berikan saran kepada kerabat kita untuk melaporkan dan meminta bantuan kepada para praktisi kesehatan mental bila mereka sudah berbicara tentang keinginan untuk mati, perasaannya hampa, tidak memiliki alasan untuk melanjutkan hidup, merasa sangat malu, merasa terjebak, merasa menjadi beban bagi lingkungannya, selalu cemas, menarik diri dari keluarga dan teman-teman, amarah yang besar, dan gejala berat lainnya,” sebut Rishita.
- Sebagai pertolongan pertama, korban kekerasan seksual butuh meminta bantuan kepada praktisi kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, psikoterapis, dan konselor untuk mengatasi dampak langsung/tak langsung dari peristiwa traumatis yang dialami korban.
- Tak hanya bagi korban langsung, stres dan depresi ataupun gangguan kecemasan dapat berdampak bagi Anda yang pernah yang menyaksikan langsung kekerasan seksual tersebut. Jangan abaikan bila Anda merasakan kondisi yang tidak nyaman.
- Ciptakan ruang aman dan nyaman bagi kerabat, keluarga, ataupun teman yang mengalami kekerasan seksual dengan tidak menghakimi (no-judgement), memahami kondisinya, mendengarkan kesedihannya, dan ajak untuk meminta pertolongan segera.
“Memahami hal ini, Remedi Indonesia selalu mengutamakan ruang aman dan nyaman bagi mereka yang membutuhkan bantuan, baik dari fasilitas pendukung maupun para fasilitator yang tergabung di Remedi Indonesia sehingga para survivor dapat memproses luka batin dan trauma mereka,” ujar Rishita.
Menurut Rishita, dampak yang paling umum adalah depresi karena mengingat kejadian masa lalu, dan yang paling berat adalah Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
“Ada tiga tanda PTSD. Pertama, re-experiencing di mana korban mengalami kondisi kilas balik (flash back), mimpi dan timbul pikiran mengganggu. Kedua, avoidance di mana korban menghindari hal-hal yang terkait dengan pengalaman kekerasan seksual yang dialaminya hingga menghindari lingkungan kesehariannya karena mereka merasa resah, takut, dan tak aman. Ketiga, hyper-arousal di mana mereka sering merasa gelisah, sulit tidur, mudah terkejut, hingga emosi yang meledak-ledak. Pada jangka panjang, sangat mungkin korban kekerasan seksual akan kehilangan hak untuk hidup dengan aman,” bebernya.
Kemungkinan lain yang butuh diwaspadai adalah munculnya keinginan untuk mengakhiri hidup atau bahkan melakukan percobaan bunuh diri karena ingin mengakhiri penderitaan/konflik yang dialami. Pilihan ini seolah pilihan terbaik karena korban merasa tidak memiliki bantuan lain.
“Temani dan berikan saran kepada kerabat kita untuk melaporkan dan meminta bantuan kepada para praktisi kesehatan mental bila mereka sudah berbicara tentang keinginan untuk mati, perasaannya hampa, tidak memiliki alasan untuk melanjutkan hidup, merasa sangat malu, merasa terjebak, merasa menjadi beban bagi lingkungannya, selalu cemas, menarik diri dari keluarga dan teman-teman, amarah yang besar, dan gejala berat lainnya,” sebut Rishita.
Lakukan Ini Segera!
Penanganan yang tepat dan cepat diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi korban kekerasan seksual, seperti:- Sebagai pertolongan pertama, korban kekerasan seksual butuh meminta bantuan kepada praktisi kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, psikoterapis, dan konselor untuk mengatasi dampak langsung/tak langsung dari peristiwa traumatis yang dialami korban.
- Tak hanya bagi korban langsung, stres dan depresi ataupun gangguan kecemasan dapat berdampak bagi Anda yang pernah yang menyaksikan langsung kekerasan seksual tersebut. Jangan abaikan bila Anda merasakan kondisi yang tidak nyaman.
- Ciptakan ruang aman dan nyaman bagi kerabat, keluarga, ataupun teman yang mengalami kekerasan seksual dengan tidak menghakimi (no-judgement), memahami kondisinya, mendengarkan kesedihannya, dan ajak untuk meminta pertolongan segera.
“Memahami hal ini, Remedi Indonesia selalu mengutamakan ruang aman dan nyaman bagi mereka yang membutuhkan bantuan, baik dari fasilitas pendukung maupun para fasilitator yang tergabung di Remedi Indonesia sehingga para survivor dapat memproses luka batin dan trauma mereka,” ujar Rishita.
tulis komentar anda