Bio Farma dan Sinopharm Kerja Sama untuk Kembangkan Pengobatan TBC Resistensi Obat
Jum'at, 02 Juni 2023 - 13:13 WIB
JAKARTA - Perusahaan farmasi Biofarma Group dan Sinopharm menjalin kerja sama untuk bantu menanggulangi penyakit Tuberkulosis (TBC). Kerja sama itu ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Global Co-Development Partnership on Innovative Tuberculosis Treatment terkait pengembangan pengobatan baru TBC di Beijing belum lama ini.
Menurut Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, kerja sama Biofarma Group dengan perusahaan farmasi China itu telah terjalin sejak 2020.
“Pada 2020 kami memiliki perjanjian pembelian 7,5 juta dosis vaksin Covid-19 yang kemudian pada bulan November 2022, Kimia Farma sebagai anak perusahaan Biofarma Group menandatangani MoU untuk memperkuat kerja sama, termasuk ekspor impor, produksi, distribusi, dan kerja sama lain. Dan di awal 2023 ini, Kimia Farma dan Sinopharm baru saja menandatangani MoU terkait pengembangan Bahan Baku Obat and Traditional Chinese Medicine,” ungkap Pahala melalui siaran pers, Kamis (1/6/2023).
“Seperti kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan prevalensi TBC tertinggi kedua di dunia. Biofarma Group sebagai perusahaan farmasi milik negara, telah menunjukkan dukungan dan solusi dalam penanggulangan TBC melalui diagnostik, pencegahan dengan vaksin, dan pengobatan dengan produk farmasi,” tambahnya.
Pahala berharap, dalam beberapa tahun ke depan, Bio Farma dan Sinopharm dapat terus berkolaborasi dalam mewujudkan pengembangann produk inovatif berskala global berupa pengobatan TBC untuk mengurangi angka ketidakpatuhan pasien akibat efek samping yang parah.
Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir menyampaikan, kerja sama yang terjalin antara Bio Farma dan Sinopharm dapat mempercepat penanggulangan Tuberkulosis, khususnya di Indonesia.
“Saya sangat yakin bahwa kerja sama ini akan memperkuat peran Bio Farma dan Sinopharm dalam penanggulangan Tuberkulosis yang didukung oleh uji klinis serta proses produksi yang mengacu pada standar internasional untuk produk diagnostik, vaksin, dan pengobatan yang inovatif baik untuk lokal maupun global,” papar Honesti.
Sementara itu, Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma Yuliana Indriati menyampaikan, kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi pengobatan TBC yang efektif.
“Bio Farma dan Sinopharm berkolaborasi dalam pengembangan pengobatan TBC-resistensi obat, dengan efek samping yang lebih rendah dan efikasi, yang dibuktikan dengan uji klinik di beberapa negara sehingga meningkatkan kepatuhan pengguna serta menurunkan angka kematian akibat TBC,” kata Yuliana.
“Bio Farma dan Sinopharm bekerja sama untuk menjadi global supply dalam pencegahan dan pengobatan TBC dengan didukung oleh data uji klinis serta proses produksi yang sesuai dengan ketentuan internasional,” tambahnya.
Sebagai informasi, penandatangan Global Co-Development Partnership on Innovative Tuberculosis Treatment dilakukan oleh Direktur Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Yuliana Indriati bersama Vice President & President Director of Global Business Unit Sinopharm Yan Bing, dengan disaksikan oleh Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, President Sinopharm International Zhou Song, Direktur Utama Kimia Farma David Utama, serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bio Farma IGN Suharta Wijaya.
Menurut Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, kerja sama Biofarma Group dengan perusahaan farmasi China itu telah terjalin sejak 2020.
“Pada 2020 kami memiliki perjanjian pembelian 7,5 juta dosis vaksin Covid-19 yang kemudian pada bulan November 2022, Kimia Farma sebagai anak perusahaan Biofarma Group menandatangani MoU untuk memperkuat kerja sama, termasuk ekspor impor, produksi, distribusi, dan kerja sama lain. Dan di awal 2023 ini, Kimia Farma dan Sinopharm baru saja menandatangani MoU terkait pengembangan Bahan Baku Obat and Traditional Chinese Medicine,” ungkap Pahala melalui siaran pers, Kamis (1/6/2023).
“Seperti kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan prevalensi TBC tertinggi kedua di dunia. Biofarma Group sebagai perusahaan farmasi milik negara, telah menunjukkan dukungan dan solusi dalam penanggulangan TBC melalui diagnostik, pencegahan dengan vaksin, dan pengobatan dengan produk farmasi,” tambahnya.
Pahala berharap, dalam beberapa tahun ke depan, Bio Farma dan Sinopharm dapat terus berkolaborasi dalam mewujudkan pengembangann produk inovatif berskala global berupa pengobatan TBC untuk mengurangi angka ketidakpatuhan pasien akibat efek samping yang parah.
Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir menyampaikan, kerja sama yang terjalin antara Bio Farma dan Sinopharm dapat mempercepat penanggulangan Tuberkulosis, khususnya di Indonesia.
“Saya sangat yakin bahwa kerja sama ini akan memperkuat peran Bio Farma dan Sinopharm dalam penanggulangan Tuberkulosis yang didukung oleh uji klinis serta proses produksi yang mengacu pada standar internasional untuk produk diagnostik, vaksin, dan pengobatan yang inovatif baik untuk lokal maupun global,” papar Honesti.
Sementara itu, Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma Yuliana Indriati menyampaikan, kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi pengobatan TBC yang efektif.
“Bio Farma dan Sinopharm berkolaborasi dalam pengembangan pengobatan TBC-resistensi obat, dengan efek samping yang lebih rendah dan efikasi, yang dibuktikan dengan uji klinik di beberapa negara sehingga meningkatkan kepatuhan pengguna serta menurunkan angka kematian akibat TBC,” kata Yuliana.
“Bio Farma dan Sinopharm bekerja sama untuk menjadi global supply dalam pencegahan dan pengobatan TBC dengan didukung oleh data uji klinis serta proses produksi yang sesuai dengan ketentuan internasional,” tambahnya.
Sebagai informasi, penandatangan Global Co-Development Partnership on Innovative Tuberculosis Treatment dilakukan oleh Direktur Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Yuliana Indriati bersama Vice President & President Director of Global Business Unit Sinopharm Yan Bing, dengan disaksikan oleh Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, President Sinopharm International Zhou Song, Direktur Utama Kimia Farma David Utama, serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bio Farma IGN Suharta Wijaya.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda