Awas Gigi Berlubang Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung, Jangan Dianggap Sepele!
Selasa, 12 September 2023 - 21:20 WIB
JAKARTA - Gigi berlubang bisa menyebabkan penyakit jantung yang mematikan. Studi Journal of American Heart Association menemukan bahwa peradangan akibat penyakit periodontal dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung.
Penyakit periodontal menyebabkan gusi menjauh dari gigi, sehingga menciptakan celah di bawah garis gusi tempat bakteri dapat bersembunyi dan tumbuh. Dari celah ini, bakteri dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke arteri jantung.
Jika bakteri di arteri jantung Anda mengeras, hal itu dapat menyebabkan kondisi yang disebut aterosklerosis. Kondisi ini menyebabkan plak tumbuh di dinding bagian dalam arteri jantung, yang dapat membatasi aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan penyakit jantung.
“Itu disebut fokal infeksi, jadi dia giginya berlubang nggak dirawat nggak diapa-apain, membentuk pertahanan tubuh untuk infeksi, didiamkan bisa ke jantung dan kemana-mana. Jadi menyebabkan kematian, indirect to die, jadi nggak menjadikan kematian langsung,” kata Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg Usman Sumantri, MSc dalam Webinar, Selasa (12/9/2023).
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Prof drg Suryono, S.H., M.M., Ph.D juga menjelaskan bahwa gigi berlubang yang sudah mati bisa menjadi fokal infeksi dan sumber bakteri karena di dalamnya terdapat banyak kuman.
“Di saat kondisi tubuh alami kelelahan dan imunitas menurun, maka akan menyebar mengikuti pembuluh darah kita, ke jantung, ginjal, dan lain-lain,” jelas Prof Suryono.
Prof Suryono menambahkan beberapa studi menyebut ada hubungan antara penyakit sistemik dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Misalnya penyakit diabetes bisa dilihat dari perspektif rongga mulut. Orang yang kadar gulanya tinggi biasanya memiliki ciri-ciri seperti gigi goyang yang kedua dari bau napasnya berbau aseton.
“Ada hubungan timbal balik ketika kondisi kebersihan mulut kita jelek itu akan memacu zat-zat inflamasi terjadi kenaikan kadar gula darah," ujar Prof Suryono.
"Begitu juga sebaliknya, ketika kadar gula darahnya bisa dikendalikan maka kesehatan gigi dan mulut yang tadinya goyang itu gula, jadi terkendali. Kalau jantung penyebaran dari kumannya akan mengganggu klep jantung kita,” sambungnya.
Untuk itu, dokter menyarankan memeriksakan gigi secara rutin enam bulan sekali. Dengan begitu, bila ada masalah gigi bisa diatasi lebih dini.
Penyakit periodontal menyebabkan gusi menjauh dari gigi, sehingga menciptakan celah di bawah garis gusi tempat bakteri dapat bersembunyi dan tumbuh. Dari celah ini, bakteri dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke arteri jantung.
Jika bakteri di arteri jantung Anda mengeras, hal itu dapat menyebabkan kondisi yang disebut aterosklerosis. Kondisi ini menyebabkan plak tumbuh di dinding bagian dalam arteri jantung, yang dapat membatasi aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan penyakit jantung.
“Itu disebut fokal infeksi, jadi dia giginya berlubang nggak dirawat nggak diapa-apain, membentuk pertahanan tubuh untuk infeksi, didiamkan bisa ke jantung dan kemana-mana. Jadi menyebabkan kematian, indirect to die, jadi nggak menjadikan kematian langsung,” kata Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg Usman Sumantri, MSc dalam Webinar, Selasa (12/9/2023).
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Prof drg Suryono, S.H., M.M., Ph.D juga menjelaskan bahwa gigi berlubang yang sudah mati bisa menjadi fokal infeksi dan sumber bakteri karena di dalamnya terdapat banyak kuman.
“Di saat kondisi tubuh alami kelelahan dan imunitas menurun, maka akan menyebar mengikuti pembuluh darah kita, ke jantung, ginjal, dan lain-lain,” jelas Prof Suryono.
Prof Suryono menambahkan beberapa studi menyebut ada hubungan antara penyakit sistemik dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Misalnya penyakit diabetes bisa dilihat dari perspektif rongga mulut. Orang yang kadar gulanya tinggi biasanya memiliki ciri-ciri seperti gigi goyang yang kedua dari bau napasnya berbau aseton.
“Ada hubungan timbal balik ketika kondisi kebersihan mulut kita jelek itu akan memacu zat-zat inflamasi terjadi kenaikan kadar gula darah," ujar Prof Suryono.
"Begitu juga sebaliknya, ketika kadar gula darahnya bisa dikendalikan maka kesehatan gigi dan mulut yang tadinya goyang itu gula, jadi terkendali. Kalau jantung penyebaran dari kumannya akan mengganggu klep jantung kita,” sambungnya.
Untuk itu, dokter menyarankan memeriksakan gigi secara rutin enam bulan sekali. Dengan begitu, bila ada masalah gigi bisa diatasi lebih dini.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda