Ini Gejala Adanya Potensi Bunuh Diri di Kalangan Remaja yang Harus Diwaspadai
Selasa, 19 Desember 2023 - 03:49 WIB
JAKARTA - Beberapa tahun belakangan ini angka bunuh diri di kalangan remaja meningkat. Salah satu penyebab tingginya angka bunuh diri di kalangan remaja adalah masalah kesehatan mental.
Berdasarkan survey I-NAMHS tahun 2022, sekitar 1 dari 20 atau 5,5% remaja usia 10-17 tahun didiagnosis memiliki gangguan mental (biasa disebut orang dengan gangguan jiwa ODGJ). Sementara, sekitar sepertiga atau 34,9% memiliki setidaknya satu masalah kesehatan mental atau tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).
Bunuh diri saat ini seakan menjadi tren. Lebih memprihatinkan lagi, hampir setengah dari pelakunya adalah kalangan remaja. Lalu bagaimana mengenali tanda-tanda suicide attempt yang sering terjadi pada remaja serta apa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?
Dua pertanyaan tersebut berusaha dijawab oleh para guru yang tergabung dalam Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) melalui webinar berjudul “Literasi Kesehatan Mental untuk Pencegahan Kasus Bunuh Diri pada Remaja” pada Sabtu (16/12/2023). Webinar ini menghadirkan narasumber Ulifa Rahma, S.Psi, M.Psi, Psikolog dan Dosen Prodi Psikologi dari FISIP Universitas Brawijaya serta Ana Susanti, M.Pd. CEP, CHt., Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara di Kemendikbud Ristek RI.
Ruth Andriani, Founder KGSB mengatakan, webinar yang diikuti lebih dari 200 peserta dari kalangan guru, mahasiswa, dan kalangan orang tua murid itu bisa menghasilkan solusi dalam upaya pencegahan kasus-kasus bunuh diri pada remaja.
“Isu kesehatan mental menjadi salah satu prioritas KGSB, selain masalah kekerasan seksual dan bullying. Kami mengajak para anggota KGSB untuk berperan aktif dalam membantu meningkatkan literasi kesehatan mental di lingkungan terdekatnya,” ujar Ruth.
Mengutip data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terungkap bahwa selama 11 tahun terakhir, 2012-2023, tercatat ada 2.112 kasus bunuh diri yang terjadi. Dari kasus bunuh diri sebanyak itu, 985 kasus (atau 46,63%) di antaranya dilakukan oleh remaja.
Berdasarkan survey I-NAMHS tahun 2022, sekitar 1 dari 20 atau 5,5% remaja usia 10-17 tahun didiagnosis memiliki gangguan mental (biasa disebut orang dengan gangguan jiwa ODGJ). Sementara, sekitar sepertiga atau 34,9% memiliki setidaknya satu masalah kesehatan mental atau tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).
Bunuh diri saat ini seakan menjadi tren. Lebih memprihatinkan lagi, hampir setengah dari pelakunya adalah kalangan remaja. Lalu bagaimana mengenali tanda-tanda suicide attempt yang sering terjadi pada remaja serta apa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?
Dua pertanyaan tersebut berusaha dijawab oleh para guru yang tergabung dalam Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) melalui webinar berjudul “Literasi Kesehatan Mental untuk Pencegahan Kasus Bunuh Diri pada Remaja” pada Sabtu (16/12/2023). Webinar ini menghadirkan narasumber Ulifa Rahma, S.Psi, M.Psi, Psikolog dan Dosen Prodi Psikologi dari FISIP Universitas Brawijaya serta Ana Susanti, M.Pd. CEP, CHt., Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara di Kemendikbud Ristek RI.
Ruth Andriani, Founder KGSB mengatakan, webinar yang diikuti lebih dari 200 peserta dari kalangan guru, mahasiswa, dan kalangan orang tua murid itu bisa menghasilkan solusi dalam upaya pencegahan kasus-kasus bunuh diri pada remaja.
“Isu kesehatan mental menjadi salah satu prioritas KGSB, selain masalah kekerasan seksual dan bullying. Kami mengajak para anggota KGSB untuk berperan aktif dalam membantu meningkatkan literasi kesehatan mental di lingkungan terdekatnya,” ujar Ruth.
Mengutip data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terungkap bahwa selama 11 tahun terakhir, 2012-2023, tercatat ada 2.112 kasus bunuh diri yang terjadi. Dari kasus bunuh diri sebanyak itu, 985 kasus (atau 46,63%) di antaranya dilakukan oleh remaja.
Lihat Juga :
tulis komentar anda