Ini Gejala Adanya Potensi Bunuh Diri di Kalangan Remaja yang Harus Diwaspadai

Selasa, 19 Desember 2023 - 03:49 WIB
Secara global, data dari WHO yang dirilis tahun 2019 mengungkapkan kasus bunuh diri juga menjadi penyebab kematian terbesar keempat pada kelompok usia remaja 15-29 tahun di seluruh dunia.

Survey lebih mendalam yang dilakukan I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022 mengungkapkan insight yang mengkhawatirkan. Bahwa, dari seluruh sampel survey yang diambil dalam 12 bulan terakhir, 1,4% remaja mengaku memiliki ide bunuh diri; 5% telah membuat rencana untuk bunuh diri; dan 0,2% telah melakukan percobaan bunuh diri.

Gangguan Kesehatan Mental Remaja

Ana Susanti, Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara di Kemendikbud Ristek RI, memaparkan faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab masalah kesehatan mental pada remaja. Masalah kesehatan remaja ini mencakup tekanan akademik, pergeseran sosial, pengaruh media sosial, dan totalitas harapan yang tinggi dari orang tua atau keluarga.

Ana menambahkan 4 tanda dan gejala yang bisa dicermati pada remaja yang mengalami masalah gangguan kesehatan mental. Antara lain perubahan mood secara drastis, perubahan pola tidur dan pola makan, menurunnya minat dan energi, serta perubahan perilaku secara drastis termasuk penarikan diri dan perilaku merusak.



Sementara Ulifa Rahma, Psikolog dan Dosen Prodi Psikologi dari FISIP Universitas Brawijaya mengatakan, hasil survey yang dilakukan bersama tim dengan melibatkan 202 remaja usia 12-20 tahun mengungkapkan, efikasi diri (kepercayaan terhadap kemampuan diri), penerimaan lingkungan sosial dan depresi menjadi prediktor (variabel yang mempengaruhi) munculnya ide bunuh diri pada remaja dengan kontribusi sebesar 52%.

Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai

Sebagai salah satu prediktor munculnya ide untuk bunuh diri, depresi yang dalam ilmu psikologi disebut sebagai mayor depressive disoder (MDD), memiliki beberapa karakteristik. Antara lain timbulnya suasana perasaan yang rendah pada hampir seluruh situasi dan terjadi setidaknya selama dua minggu. Gejala tersebut juga disertai dengan rendahnya harga diri, hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya disukai, energi yang rendah, dan rasa nyeri tanpa penyebab yang jelas.

Lebih jauh Ulifa mengungkapkan beberapa respons yang bisa muncul dari remaja yang mendapat serangan gangguan mental. Antara lain menyakiti diri sendiri (self harm) seperti menyayat kulit, membakar bagian tubuh dan membenturkan bagian tubuh, terpikir untuk bunuh diri (suicide ideation), kecanduan game dan pornografi, kecanduan alkohol, dan lain-lain.

Self harm memang belum masuk dalam kategori percobaan bunuh diri, namun perilaku tersebut bisa berkembang menjadi bunuh diri.

Selanjutnya Ulifa memaparkan beberapa “warning signs” kecenderungan bunuh diri pada remaja yang harus segera direspons dengan tepat. Antara lain, berbicara bahwa ia adalah beban dari bagi orang lain, menarik diri dari keluarga dan teman, menunjukkan kemarahan atau bicara mengenai keinginan untuk membalas dendam. Juga perasaan cemas atau agitasi dan peningkatan frekuensi penggunaan alkohol bagi yang sudah menjadi pecandu.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More