Film Kiblat Dinilai Tidak Pantas Tayang, Produser Sambangi MUI
Rabu, 27 Maret 2024 - 17:20 WIB
JAKARTA - Film Kiblat merupakan film horor Indonesia yang tengah menuai kontroversi. Film ini dinilai Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak pantas tayang di bioskop lantaran posternya yang dianggap sebagai penghinaan.
Ketua MUI Bidang Dakwah KH Cholil Nafis mengatakan bahwa kiblat sendiri memiliki makna arah menghadapnya umat Muslim salat. Namun, poster film Kiblat justru menampilkan seorang wanita tengah salat dengan wajah terbalik.
"Saya tidak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya serem ko judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya Ka'bah, arah menghadapnya orang-orang shalat," kata KH Cholil di Instagram dikutip Rabu (27/3/2024).
Menurut KH Cholil, apa yang dilakukan Leo Pictures selaku rumah produksi film Kiblat telah menggunakan promosi sensitif untuk menarik perhatian banyak penonton. Sehingga film ini tidak pantas untuk tayang dan ditonton masyarakat lantaran dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman.
Foto/teater.co
"Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang," jelasnya.
"Sering kali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tidak boleh dibiarkan harus dilawan," tambahnya.
Ketua MUI Bidang Dakwah KH Cholil Nafis mengatakan bahwa kiblat sendiri memiliki makna arah menghadapnya umat Muslim salat. Namun, poster film Kiblat justru menampilkan seorang wanita tengah salat dengan wajah terbalik.
"Saya tidak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya serem ko judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya Ka'bah, arah menghadapnya orang-orang shalat," kata KH Cholil di Instagram dikutip Rabu (27/3/2024).
Menurut KH Cholil, apa yang dilakukan Leo Pictures selaku rumah produksi film Kiblat telah menggunakan promosi sensitif untuk menarik perhatian banyak penonton. Sehingga film ini tidak pantas untuk tayang dan ditonton masyarakat lantaran dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman.
Foto/teater.co
"Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang," jelasnya.
"Sering kali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tidak boleh dibiarkan harus dilawan," tambahnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda