Kasus Demam Berdarah Melonjak, Singapura Butuh Vaksin?

Senin, 01 April 2024 - 12:28 WIB
Hal yang sama bisa dilihat pada Covid-19, di mana penggunaan masker dan lockdown hanya efektif sebagian dan dibutuhkan vaksin untuk dapat mengendalikan pandemi.

Namun, mengembangkan vaksin demam berdarah yang aman dan efektif merupakan sebuah tantangan. Vaksinasi sebelumnya kurang diinginkan. Salah satu alasannya berkaitan dengan kekhasan tertentu dari virus demam berdarah dan respons imun yang dihasilkannya.

Satu infeksi demam berdarah tidak mencegah infeksi kedua. Hal ini karena sebenarnya ada empat tipe virus dengue yang berbeda – bernama virus dengue serotipe 1 (DENV-1), 2, 3 dan 4.

Keempat virus ini secara genetik cukup berbeda sehingga infeksi terhadap satu virus menghasilkan kekebalan yang bertahan lama hanya terhadap jenis virus tersebut, tapi tidak dengan yang lain. Orang tetap rentan terhadap infeksi demam berdarah berulang.

Namun infeksi ketiga dan keempat biasanya ringan atau bahkan tanpa gejala. Hal ini karena respons imun yang dihasilkan oleh dua infeksi demam berdarah yang berbeda cukup luas untuk memberikan perlindungan yang memadai.

Sebagai akibat dari hal-hal di atas, vaksin demam berdarah biasanya kurang efektif pada individu yang belum pernah mengalami infeksi demam berdarah sebelumnya, dibandingkan dengan mereka yang pernah mengalami setidaknya satu kali infeksi.

Dengan menggabungkan pengetahuan ini berarti bahwa vaksin demam berdarah yang aman dan efektif harus mampu menghasilkan respons imun yang serupa dengan setidaknya dua infeksi demam berdarah alami yang berbeda. Walaupun respon imun terhadap keempat jenis demam berdarah diinginkan untuk dicapai, hal ini tidak mutlak diperlukan.

Respons imun yang dipicu oleh vaksin yang mencerminkan respons terhadap setidaknya dua infeksi demam berdarah seharusnya, secara teori, melindungi orang yang divaksinasi dari penyakit parah, bahkan pada mereka yang belum pernah menderita demam berdarah.

Setelah melakukan penelitian selama beberapa dekade, kini ada dua vaksin (Dengvaxia dan Qdenga) yang telah mendapat lisensi di beberapa negara, serta vaksin ketiga (TV003) yang baru saja menyelesaikan uji klinis.

Dengvaxia adalah vaksin demam berdarah pertama yang mendapat lisensi di mana pun di dunia. Namun, karena desainnya, obat ini tidak menghasilkan spektrum respons imun yang sama dengan yang dihasilkan seseorang setelah dua infeksi demam berdarah yang berbeda.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More