Deep Brain Stimulation Jadi Penanganan Terbaik Penderita Parkinson
Kamis, 25 April 2024 - 02:20 WIB
Penanganan pada penyakit Parkinson yang diakui di seluruh dunia saat ini melalui pemberian atau konsumsi obat-obatan hingga tindakan operasi Deep Brain Stimulation (DBS) dan Stereotaktik Brain Lesion (SBL). Tahun ini menjadi momen 10 tahun National Hospital melakukan tindakan operasi DBL.
Pada 2014, National Hospital sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang diinisiasi Dr. dr. Achmad Fahmi SpBS(K)FINPS FAANS sebagai dokter pertama yang melakukan tindakan operasi pemasangan DBS di Indonesia kala itu dan mengajak Medtronic untuk menghadirkan alat Deep Brain Stimulation (DBS) agar tersedia dan dapat digunakan oleh pasien-pasien Parkinson.
Pasien pertama yang diimplan dengan neurostimulator non-rechargeable ACTIVA PC menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, mencerminkan efektivitas dan keamanan teknologi yang digunakan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tahun 2024 ini menandakan kerja sama 10 tahun antara National Hospital dan DBS Medtronic dalam memberikan pelayanan kepada pasien Parkinson di Indonesia.
CEO National Hospital Ang Hoey Tiong menuturkan, saat ini ada lebih dari 141 pasien Parkinson yang berhasil dilakukan pemasangan DBS di Indonesia.
“Saya berharap momen 10 tahun ini menjadi pengingat bersama jika fasilitas kesehatan di Indonesia tidak kalah dengan luar negeri. Penanganan Parkinson terpadu bisa dilakukan di dalam negeri, di National Hospital. Kami ada National Hospital Neuroscience Center,” terang Ang Hoey Tiong.
CIO National Hospital Alexander Ang menambahkan, National Hospital memiliki banyak center of excellence. Kehadiran center of excellence itu dinilai sebagai bentuk upaya National Hospital untuk menyediakan layanan kesehatan yang prima dan terpadu.
“Di National Hospital Neuroscience Center itu ada layanan epilepsy, tumor otak, aneurisma, hingga spine. Kami juga ada layanan terpadu untuk permasalahan gastro and liver,” paparnya.
Pada 2014, National Hospital sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang diinisiasi Dr. dr. Achmad Fahmi SpBS(K)FINPS FAANS sebagai dokter pertama yang melakukan tindakan operasi pemasangan DBS di Indonesia kala itu dan mengajak Medtronic untuk menghadirkan alat Deep Brain Stimulation (DBS) agar tersedia dan dapat digunakan oleh pasien-pasien Parkinson.
Baca Juga
Pasien pertama yang diimplan dengan neurostimulator non-rechargeable ACTIVA PC menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, mencerminkan efektivitas dan keamanan teknologi yang digunakan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tahun 2024 ini menandakan kerja sama 10 tahun antara National Hospital dan DBS Medtronic dalam memberikan pelayanan kepada pasien Parkinson di Indonesia.
CEO National Hospital Ang Hoey Tiong menuturkan, saat ini ada lebih dari 141 pasien Parkinson yang berhasil dilakukan pemasangan DBS di Indonesia.
“Saya berharap momen 10 tahun ini menjadi pengingat bersama jika fasilitas kesehatan di Indonesia tidak kalah dengan luar negeri. Penanganan Parkinson terpadu bisa dilakukan di dalam negeri, di National Hospital. Kami ada National Hospital Neuroscience Center,” terang Ang Hoey Tiong.
CIO National Hospital Alexander Ang menambahkan, National Hospital memiliki banyak center of excellence. Kehadiran center of excellence itu dinilai sebagai bentuk upaya National Hospital untuk menyediakan layanan kesehatan yang prima dan terpadu.
“Di National Hospital Neuroscience Center itu ada layanan epilepsy, tumor otak, aneurisma, hingga spine. Kami juga ada layanan terpadu untuk permasalahan gastro and liver,” paparnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda