Efek Konsumsi Daging Olahan, Pengaruhi Kesehatan Jantung hingga Perburuk Tekanan Darah
Kamis, 25 April 2024 - 09:31 WIB
JAKARTA – Mengonsumsi daging olahan dinilai tidak memberi manfaat, khususnya menyangkut kesehatan jantung.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi produk ultra-olahan memiliki tekanan darah lebih buruk dibandingkan mereka yang makan daging.
Hal ini menyebabkan para ahli menyerukan ‘evaluasi ulang’ terhadap alternatif daging untuk masa depan, ketika para peneliti mempertanyakan kesehatan seputar daging olahan.
Dr Sumanto Haldar, dosen ilmu nutrisi di Universitas Bournemouth mengatakan saat ini produk alternatif daging sering kali melibatkan sejumlah besar bahan lain.
“Produk akhir mungkin mengandung banyak garam, lemak jenuh, dan zat aditif agar sesuai dengan rasa dan tekstur produk daging asli,” kata Dr Sumanto.
Saat ini, kata dia, daging olahan yang tersedia tidak memberikan manfaat kesehatan yang sama seperti pola makan nabati tradisional, yang umumnya terdiri dari makanan utuh, seperti biji-bijian, polong-polongan, serta banyak buah dan sayuran.
“Hal ini memberikan dorongan bagi industri makanan untuk mengevaluasi kembali pengembangan produk alternatif daging generasi berikutnya, sehingga tidak hanya memiliki rasa yang enak, juga memiliki atribut gizi yang lebih baik dan lebih terjangkau bagi seluruh masyarakat,” tuturnya.
Dalam penelitiannya, tim melibatkan 82 orang berisiko diabetes tipe 2, dibagi menjadi dua kelompok selama delapan minggu. Separuhnya mengikuti pola makan nabati, sementara separuh lainnya diberi daging.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi produk ultra-olahan memiliki tekanan darah lebih buruk dibandingkan mereka yang makan daging.
Baca Juga
Hal ini menyebabkan para ahli menyerukan ‘evaluasi ulang’ terhadap alternatif daging untuk masa depan, ketika para peneliti mempertanyakan kesehatan seputar daging olahan.
Dr Sumanto Haldar, dosen ilmu nutrisi di Universitas Bournemouth mengatakan saat ini produk alternatif daging sering kali melibatkan sejumlah besar bahan lain.
“Produk akhir mungkin mengandung banyak garam, lemak jenuh, dan zat aditif agar sesuai dengan rasa dan tekstur produk daging asli,” kata Dr Sumanto.
Saat ini, kata dia, daging olahan yang tersedia tidak memberikan manfaat kesehatan yang sama seperti pola makan nabati tradisional, yang umumnya terdiri dari makanan utuh, seperti biji-bijian, polong-polongan, serta banyak buah dan sayuran.
“Hal ini memberikan dorongan bagi industri makanan untuk mengevaluasi kembali pengembangan produk alternatif daging generasi berikutnya, sehingga tidak hanya memiliki rasa yang enak, juga memiliki atribut gizi yang lebih baik dan lebih terjangkau bagi seluruh masyarakat,” tuturnya.
Dalam penelitiannya, tim melibatkan 82 orang berisiko diabetes tipe 2, dibagi menjadi dua kelompok selama delapan minggu. Separuhnya mengikuti pola makan nabati, sementara separuh lainnya diberi daging.
Lihat Juga :
tulis komentar anda