8 Obat yang Punya Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Kamis, 16 Mei 2024 - 05:00 WIB
Antihistamin lain yang terkait dengan kenaikan berat badan termasuk cetirizine (Zyrtec), fexofenadine (Allegra) dan desloratadine (Clarinex). Pria yang menggunakan antihistamin memiliki berat rata-rata 97 kg versus 87 kg untuk mereka yang tidak menggunakan antihistamin, dan wanita memiliki berat rata-rata 79 kg pada antihistamin versus 75 kg untuk mereka yang tidak menggunakan antihistamin.

Histamin, bahan kimia dalam tubuh yang dikenal sebagai pemain kunci dalam respons alergi, mengurangi rasa lapar dengan mempengaruhi pusat kontrol nafsu makan di otak. Jadi masuk akal bahwa antihistamin akan memiliki efek sebaliknya, mengganggu sinyal kenyang yang berasal dari seluruh tubuh.

7. Obat Anti-epilepsi



Sebuah tinjauan penelitian menunjukkan bahwa orang dengan epilepsi berolahraga lebih sedikit dan cenderung mengalami obesitas bahkan jika kejang mereka terkendali. Kebijaksanaan konvensional menunjukkan bahwa ketakutan melakukan apa pun yang dapat memicu kejang akan menjelaskan mengapa orang dengan epilepsi kurang cenderung aktif secara fisik.

Tetapi obat anti-epilepsi telah terbukti memainkan peran penting. Di antaranya asam valproat (Depakene), gabapentin (Neurontin), pregabalin (Lyrica) dan carbamazepine (Carbatrol), yang mana semuanya terkait dengan kenaikan berat badan.

Jika Anda mengonsumsi salah satu dari ini dan mengalami kenaikan berat badan, bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan obat alternatif. Seperti topiramate (Topamax) atau zonisamide (Zonegran), keduanya juga diresepkan untuk migrain dan terkait dengan penurunan berat badan.

8. Antipsikotik



Orang dengan gangguan kesehatan mental dua hingga tiga kali lebih mungkin mengalami obesitas daripada populasi umum. Tinjauan penelitian yang memeriksa obat antipsikotik menjelaskan mengapa sebagian besar obat tersebut menyebabkan kenaikan berat badan.

Selama pengobatan, sekitar 7 dari 10 pasien akan menambah berat badan dengan cepat pada periode awal setelah memulai obat-obatan ini, tetapi berlanjut dalam jangka panjang. Risikonya paling tinggi dengan olanzapine (Zyprexa) dan clozapine (Clozaril).

Lebih buruk lagi, jenis obat ini merusak fungsi glukosa dan meningkatkan kolesterol, serta trigliserida. Sehingga menempatkan pasien lebih berisiko mengembangkan sindrom metabolik, menurut tinjauan penelitian di Neuropsikiatri Penyakit dan Pengobatan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More