Mengenal Inflammatory Bowel Disease, Penyakit yang Kerap Terabaikan namun Bisa Akibatkan Komplikasi dan Kematian
Rabu, 22 Mei 2024 - 13:13 WIB
Pada kesempatan yang sama, RS Abdi Waluyo juga meluncurkan pelayanan IBD Center dengan visi untuk memberikan pelayanan yang berfokus pada penegakan diagnosa yang cepat dan tepat serta terapi yang holistik.
Prof. dr. Marcellus Simadibrata, PhD, SpPD, KGEH, FACG, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Abdi Waluyo menyatakan, pada dasarnya penyebab IBD belum diketahui dengan jelas. Namun, kesalahan pada diet dan tingkat stres berlebih bisa memicu terjadinya IBD.
Faktor keturunan juga berperan dalam IBD, meskipun angka penderitanya sangat sedikit.
“Dalam perkembangannya, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat komplikasi yang ditimbulkan. Pada UC, penderitanya bisa mengalami toxic megalocon (pembengkakan usus besar yang beracun), perforated colon (lubang pada usus besar), dehidrasi berat dan meningkatkan risiko Kanker Usus Besar," terang Prof. Marcellus.
"Pada CD, penderitanya bisa mengalami bowel obstruction, malnutrisi, fistulas, dan anal fissure (robekan pada jaringan anus). Jika kedua jenis IBD ini dibiarkan, bisa menciptakan komplikasi seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, serta komplikasi lainnya," lanjut dia.
Diagnosis IBD dibuat berdasarkan keluhan pasien seperti nyeri perut berulang, perubahan pola buang air besar, buang air besar berdarah, serta penurunan berat badan, ditambah dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.
“Penanganan pasien IBD memerlukan kerja sama multidisiplin karena manifestasinya dapat multiorgan. IBD center RS Abdi Waluyo memberikan serangkaian layanan terpadu oleh dokter-dokter spesialis dan subspesialis dari berbagai bidang, di antaranya pelayanan spesialisasi gastroenterologi, bedah digestif, nutrisi, perawatan psikososial, dan pelayanan lainnya,” beber Prof. Marcellus.
Prof. dr. Marcellus Simadibrata, PhD, SpPD, KGEH, FACG, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Abdi Waluyo menyatakan, pada dasarnya penyebab IBD belum diketahui dengan jelas. Namun, kesalahan pada diet dan tingkat stres berlebih bisa memicu terjadinya IBD.
Faktor keturunan juga berperan dalam IBD, meskipun angka penderitanya sangat sedikit.
“Dalam perkembangannya, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat komplikasi yang ditimbulkan. Pada UC, penderitanya bisa mengalami toxic megalocon (pembengkakan usus besar yang beracun), perforated colon (lubang pada usus besar), dehidrasi berat dan meningkatkan risiko Kanker Usus Besar," terang Prof. Marcellus.
"Pada CD, penderitanya bisa mengalami bowel obstruction, malnutrisi, fistulas, dan anal fissure (robekan pada jaringan anus). Jika kedua jenis IBD ini dibiarkan, bisa menciptakan komplikasi seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, serta komplikasi lainnya," lanjut dia.
Diagnosis IBD dibuat berdasarkan keluhan pasien seperti nyeri perut berulang, perubahan pola buang air besar, buang air besar berdarah, serta penurunan berat badan, ditambah dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.
“Penanganan pasien IBD memerlukan kerja sama multidisiplin karena manifestasinya dapat multiorgan. IBD center RS Abdi Waluyo memberikan serangkaian layanan terpadu oleh dokter-dokter spesialis dan subspesialis dari berbagai bidang, di antaranya pelayanan spesialisasi gastroenterologi, bedah digestif, nutrisi, perawatan psikososial, dan pelayanan lainnya,” beber Prof. Marcellus.
(tsa)
tulis komentar anda